Badakku, Senyumanku

Ujung Kulon
Sumber :
  • U-Report
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
- Di sebuah desa kecil di Ujung Kulon hiduplah seorang anak bersama dengan neneknya, mereka hidup sederhana dan hidup dengan memanfaatkan alam yang ada disekitarnya. Seorang anak ini bernama Baron. Dia begitu menyayangi neneknya. Orang tuanya telah meninggal saat ia masih kecil. Ayahnya meninggal saat Baron masih dalam kandungan, sedangkan ibunya meninggal karena sakit parah dan tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. 

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
Kehidupan sehari-hari Baron adalah membantu neneknya. Baron ingin bersekolah namun neneknya tidak memiliki biaya untuk menyekolahkannya. Meski demikuan, Baron merupakan anak yang tergolong cerdas dan bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Setiap harinya, Baron meminjam buku di perpustakaan keliling untuk belajar ilmu pengetahuan dan mengenal dunia.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong
Suatu hari Baron pergi ke perpustakaan. Saat ia memilah buku, Baron menemukan sebuah buku yang bergambar badak, melihat hal itu Baron tertarik untuk mengambil dan membacanya. Dia ingat kisah yang pernah di ceritakan oeh neneknya bahwa di Ujung Kulon dahulu banyak sekali badak yang hidup di hutan, namun sekarang badak mulai punah dan tidak dapat ditemui secara langsung di hutan. 

Baron sangat ingin mengetahui bagaimana bentuk badak secara langsung, namun tidak semudah itu untuk bertemu badak. Saat itu Baron pun berpikir dan berkata dalam hatinya. Untuk saat ini saja susah sekali menemukan badak, hidup badak pun terkadang ada yang di kebun binatang, jumlahnya pun sedikit dan mulai punah. Apalagi beberapa tahun lagi ya? Kasihan anak-anak nantinya yang mungkin hanya bisa mengetahui cerita dan gambarnya saja.

Hal ini membuat Baron terus berpikir bagaimana agar semua orang di Indonesia dapat menjaga kelestarian hewan-hewan agar tidak punah dan tidak hanya pemerintah maupun pecinta hewan saja yang memikirkan hal itu. Kemudian, ia pun memutuskan untuk meminjam buku itu dan pulang.

Dalam perjalanan pulang, Baron membayangkan sesuatu tentang badak dan tempat tinggal yang nyaman untuk mereka. Negara Indonesia kan luas, tidak ada salahnya jika sebagian dari daratan dan hutan yang ada di Indonesia digunakan untuk tempat tinggal badak yang juga hidup menyebar di berbagai wilayah di Indonesia. Jika saja semua wilayah menyediakan tempat yang nyaman untuk badak tinggal mungkin kehidupan badak tidak akan terancam. 

Sembari berpikir seperti itu tiba-tiba ia berhenti dan mencoba menggoreskan kayu di tanah seperti membuat sebuah desain rumah badak. Saat menggambar, ia pun kembali berpikir, misalnya badak hidup di hutan, bisa saja dibangun sebuah danau kecil di sekitar hutan tersebut untuk tempat badak minum dan mandi.

Nah, di sebelah sini bisa diberi sebuah tempat khusus untuk makanannya. Terkadang hewan kan susah jenuh sama seperti manusia, tidak ada salahnya jika diberi tempat yang indah seperti taman yang disitu lengkap adanya tempat berteduh dan tempat istirahat yang nyaman, dengan begitu badak bisa hidup tenang dan nyaman. Disamping tetap menjaga kelestarian hutan manusia juga bisa mengekspresikan idenya tanpa menghilangkan keaslian hutan itu sendiri”. 

Baron pun asyik dengan pemikirannya itu, dan tak lama kemudian tiba-tiba datanglah Pak Budi yang bekerja di Dinas Kehutanan dan bertanya kepadanya

“Apa yang sedang kamu lakukan, nak?”. Baron pun tersenyum, dan menjawab “Ini pak, cuma mencoba berkhayal untuk tempat tinggal badak setelah meminjam buku ini tadi.”. 

Pak Budi pun tersenyum dan kagum karena sekecil Baron memiliki impian yang besar. Beliau berpikir bahwa Baron adalah anak yang cerdas di sekolahnya. Namun, setelah berbincang dengan Baron cukup lama, Pak Budi pun tahu bahwa Baron tidak bersekolah karena tidak mempunyai biaya.

Kemudian Pak Budi pun memberikan informasi kepada Baron bahwa akan diadakan lomba desain rumah hewan yang nyaman. Beliau menyarankan Baron untuk ikut dengan harapan Baron dapat memenangkan lomba dan mendapatkan beasiswa untuk bersekolah.

Tiba di hari perlombaan, Baron dengan penuh semangat mengikuti lomba tersebut. Selain karena ingin mendapatkan beasiswa, ia juga ingin semua orang dapat mencintai hewan dan memperdulikan tempat tinggalnya. Baron pun berusaha keras memberikan yang terbaik. Saat pengumuman berlangsung Baron berdoa agar hasil pengumuman berpihak kepadanya, hati Baron pun berdebar-debar.

Hasil pemenang telah diumumkan, Baron pun menjadi pemenang pertama dalam perlombaan ini. Baron sangat bersyukur, terlihat dari wajahnya yang penuh sinar dan senyuman. Dari ketertarikannya terhadap badak dan buku yang ia baca, Baron dapat mewujudkan impiannya untuk dapat bersekolah seperti anak lainnya. 

Dengan segala yang ia dapat saat ini Baron berjanji pada dirinya bahwa ia akan menjadi pecinta hewan dan selalu ikut melestarikan agar hewan-hewan di Indonesia tidak punah. Ia juga mempunyai impian dan rencana untuk  untuk belajar dengan baik dan mempunyai ide yang cerdas nantinya untuk memberikan yang terbaik bagi negara Indonesia. (Cerita ini dikirim oleh Dewi Nur Cahyanti, Jombang)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya