Selamatkan si Rambut Merah yang Tidak Dianggap Ini

Badak Sumatera bernama Harapan
Sumber :
  • REUTERS/Cincinnati Zoo

VIVA.co.id - Berbicara mengenai flora dan fauna, Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan kedua hal tersebut. Bahkan Indonesia masuk dalam tiga negara terbesar dalam kekayaan flora dan fauna di dunia. Karena itu, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dalam berbagai tingkat, baik dalam dunia flora (tumbuhan) maupun fauna (hewan).

Baru-baru ini Indonesia digegerkan dengan penemuan beberapa anggota fauna yang berhasil menciptakan “keonaran” di permukiman warga. Tidak perlu heran dengan pemandangan seperti itu. Perburuan liar, perusakan hutan adalah penyebab utama mereka mengamuk. Tempat yang mereka anggap sebagai rumah kini sudah tidak berfungsi dengan baik dan ketakutan akan keselamatan yang melanda diri sewaktu-waktu, membuat mereka akhirnya memberontak dan bangkit untuk melawan. Hingga terciptalah pemandangan yang tidak sedap dipandang mata.

Salah satu anggota fauna itu adalah badak. Badak masuk dalam kerajaan animalia, filum chordate, kelas mamalia, dan ordo perissodactyla serta berada dalam family rhinocerotidae. Badak di Indonesia terbagi atas dua macam yakni Badak Jawa (Javan Rhino, Rhinoceros Sondaicus) bercula satu, dan Badak Sumatera (Sumatran Rhino, Dicerorhinus Sumatrensis) bercula dua.

Badak Sumatera dewasa memiliki tinggi (diukur dari telapak kaki hingga bahu) sekitar 1-1,5m dengan panjang (diukur dari mulut hingga pangkal ekor) berkisar 2-3m, dengan berat 600-950kg, sudah tentu gemuk dan agak bulat. Tubuhnya licin dengan warna kulit coklat kemerah-merahan. Panjang cula depan 25-80cm dan cula belakang 10cm, memiliki telinga besar, dan terdapat lipatan-lipatan khususnya di sekitar area mata dan di sekitar paha diantara kaki depan. Kulit badak terbentuk dari lapisan kolagen.

Badak juga memiliki indra pendengaran dan penciuman yang tajam sama seperti anjing(canis lupus) si penjaga rumah terbaik tetapi tidak dapat melihat jauh layaknya kucing (felissilvestriscatus). Sebagian besar jangka hidup badak dapat mencapai 40 tahun lamanya.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Habitat badak sendiri adalah hutan rawa daratan rendah hingga perbukitan. Badak Sumatera menyukai hutan dengan vegetasi yang sangat lebat karena Badak Sumatera adalah type penjelajah dan pemakan buah terutama mangga liar, daun-daunan, dan ranting-ranting kecil.

Badak Sumatera (Sumatran rhino) memiliki reproduksi yang lambat. Perkawinan dimulai dari 6-7 tahun, sedangkan proses kehamilan berkisar 15-18 tahun. Dan hanya ada 1 ekor anak badak yang dilahirkan selama proses reproduksi ini.

Proses pengasuhan anak badak dilakukan selama 2 tahun. Walaupun demikian  proses pemburuan terhadap Badak Sumatera tidak pernah berujung tuntas. Si rambut merah ini terus-menerus diincar oleh si pemburu-pemburu liar yang ingin mengambil cula miliknya. Hingga hutan bukan tempat yang aman lagi untuknya.

Semakin tahun populasi Badak Sumatera semakin menipis bahkan terancam punah. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menjaga kelestarian badak. Undang-undang perlindungan badak pun diciptakan hingga membuat taman layaknya rumah yang nyaman bagi badak. Salah satu taman itu berada di Sumatera. Ya, Taman Nasional Way Kambas (TNWK) adalah salah satu solusi terbaik yang dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup si rambut merah.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong



Taman Nasional Way Kambas (TNWK) terletak di Provinsi Lampung bagian utara dan berada di bagian tenggara Pulau Sumatera. Taman ini berjarak 110km dari Bandar Lampung ibukota Provinsi Lampung. Taman ini terdiri dari daratan rendah di sekitar Sungai Way Kambas, Pantai Timur Lampung, yang berupa hutan rawa air tawar, padang alang-alang atau semak belukar dan hutan pantai di Sumatera.

Luas taman ini berkisar 125.621,3 hektar. Pada tahun 1999 taman ini ditetapkan sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan dengan SK (SuratKeputusan) no. 670/Kpts-II/1999. Penangkaran semi alami di suaka Rhino Sumatera alias si rambut merah Taman Nasional Way Kambas (TNWK) membuka peluang habitat bagi Badak Sumatera (Sumatran rhino).

Harapan akan populasi dan kelangsungan hidup bagi si rambut merah. Rumah terbaik dan paling nyaman bagi si rambut merah. Suaka Rhino Sumatera (SRS) ini satu-satunya lokasi tempat pengembangbiakan Badak Sumatera semi alami di Asia atau mungkin di dunia. SRS merupakan proyek pengembangan Badak Sumatera di habitat aslinya. Untuk menunjang kegiatan penelitian dan penangkaran badak ini sudah dilengkapi dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.

Belakangan tersuar kabar bahwa telah ditemukan indikasi adanya Badak Sumatera di hutan Pulau Kalimantan. Wow! Sepertinya si rambut merah sedang transmigrasi ke Pulau Borneo. Tak ada yang tahu bagaimana si rambut merah sampai di sana, yang pasti itu bukan ulahnya, pasti itu kelakuan dari tangan-tangan jahil manusia, ya para pemburu liar yang ingin merampas cula si rambut merah dan yang mengherankan bahwa itu bukan rahasia umum lagi.

Berbagai mitos kepercayaan tersebar di masyarakat bahwa cula si rambut merah mampu mengobati segala penyakit, ada juga yang mengatakan bahwa cula si rambut merah akan memberi keuntungan yang besar karena cula ini dapat dijadikan sebagai hiasan yang sangat mahal harganya. Paradigma-paradigma itu pun cepat menyebar sehingga terjadi perburuan-perburuan besar-besaran terhadap si rambut merah.

Terlepas dari segala mitos yang tercipta, tragedi anggota fauna yang berhasil menciptakan keonaran  di pemukiman warga seharusnya jadi pelajaran untuk membuka paradigma kita yang salah selama ini untuk lebih menjaga kelestarian dunia flora dan fauna di negara yang kita cintai ini. Terutama Badak Sumatera yang hampir punah jenisnya. Karena Badak Sumatera (Sumatran rhino) alias si rambut merah merupakan salah satu dari kebanyakan fauna yang bertindak menjaga kelestarian hutan.

Jika hutan rusak, maka tak ada tempat lagi bagi para fauna ini untuk berlindung. Untuk itu sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, makhluk yang bermoral yang memiliki cipta, rasa, dan karsa, mari kita sama-sama menjaga kelangsungan dari ekosistem keragaman hayati yang kita miliki. Stop penebangan hutan dan pemburuan liar terhadap hewan-hewan langka terutama si rambut merah, Badak Sumatera. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan peduli. Selamat Hari Badak! (Cerita ini dikirim oleh Fretty Maria Sitompul, Jakarta)   

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)

KKN 136 UMM Adakan Penyuluhan Pemanfaatan Serbuk Kayu
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016