Rumah Baru, Harapan Baru untuk Si Badak

Badak Jawa
Sumber :
  • Cerita Anda

VIVA.co.id - Bisa dikatakan, Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) merupakan hewan kebanggan dari masyarakat Banten, khususnya Pandeglang. Hewan khas dari Provinsi Banten ini begitu kami banggakan sampai ia menjadi salah satu bagian dari logo Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang, tempatnya berada. Berbagai jenis cinderamata dari Provinsi Banten juga kerap kali dibentuk atau bergambar menyerupai spesies bercula satu ini sebagai kenang-kenangan bahwa ingat badak, ingat Banten.

Sayangnya, populasi mamalia berkulit tebal ini terancam punah. Hanya tersisa sekitar 60 ekor Badak Jawa saja di Taman Nasional Ujung Kulon. Ancaman kepunahan hewan yang disebut cukup tangguh menghadapi perubahan iklim ini dimulai sejak tahun 1960. Culanya kerap diburu untuk dijadikan obat tradisional. Beruntung sejak akhir tahun 1990-an perburuan Badak Jawa dapat dihentikan karena penegakan hukum yang ketat. Namun, ancaman kepunahan masih juga mengintai spesies berstatus critically endangered, satu tingkat dibawah kepunahan ini.

Bagaimana tidak, Badak Jawa merupakan jenis spesies yang pemalu dan soliter (penyendiri). Ia tak suka jika hidup dalam kelompok, kecuali pada masa kawin dan menyusui. Spesies ini juga memiliki sensitivitas yang amat tinggi. Ia tidak suka didekati oleh manusia, namun jika dirinya merasa terancam, ia tak segan untuk menyerang.

Karena sifatnya yang demikian menyebabkan perkembangbiakan Badak Jawa juga amat lambat. Badak Jawa betina siap bereproduksi setelah usia 3-4 tahun sedangkan Badak Jawa jantan siap bereproduksi setelah usia 6 tahun. Jika telah kawin, induk badak betina akan mengandung anaknya selama 16-19 bulan. Anak badak yang dikandungnya hanya satu ekor, tak pernah lebih sehingga satu induk betina Badak Jawa hanya dapat memiliki 1 ekor anak dalam kurun waktu 4-5 tahun sekali.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq



Selain itu, faktor eksternal seperti ancaman aktivitas manusia, persaingan pakan dengan banteng, bencana alam, dan ancaman terhadap penyakit, infeksi dan virus menjadi penyebab semakin mengkhawatirkannya jumlah populasi Badak Jawa yang ada di habitatnya sekarang.

Rumah Si Badak

Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon  yang berada di wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten menjadi satu-satunya rumah bagi hewan berkulit tebal ini. Wilayah ini merupakan taman nasional pertama yang diresmikan di Indonesia pada tahun 1992 dan telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO sejak tahun 1991. TN Ujung Kulon, rumah bagi si badak ini memiliki luas area 120.551 ha, terdiri dari daratan 76.214 ha dan laut 44.337 ha meliputi wilayah semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Pulau Handeuleum dan Gunung Honje.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah (tropical rain forest) dan rawa-rawa (mountain moss forest). Tempat-tempat kesukaannya adalah yang rimbun dengan semak dan perdu yang rapat serta menghindari tempat-tempat terbuka, terutama pada siang hari. Spesies ini memiliki kebiasaan berendam dalam air lumpur pada kubangan atau muara sungai. Kebiasaan ini biasa ia lakukan pada siang hari selama 4-6 jam. Tujuannya untuk mendinginkan badan dan kulitnya serta mencegah parasit yang sering mengganggu kulitnya.

Dengan ciri-ciri rumah yang cocok, aman, dan jarak yang relatif dekat untuk badak seperti di atas, Taman Nasional Halimun Salak yang terletak di Jawa Barat layak dijadikan sebagai rumah kedua bagi badak jawa.

Pada masanya, TN Halimun Salak juga pernah menjadi rumah bagi si badak, sebelum populasinya semakin sedikit dan ‘terpojokan’ hanya di TN Ujung Kulon. Taman nasional yang diresmikan pada tahun 1992 dan memiliki luas 113.357 ha ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. TN Halimun Salak merupakan tempat tinggal beberapa fauna penting yang dilindungi seperti Elang Jawa, Macan Tutul Jawa dan Owa Jawa. Diharapkan dengan dipindahkannya badak ke rumah barunya ini akan dapat meningkatkan kualitas hidup serta kuantitas populasi badak.

Saya berharap Badak Jawa dapat berkembangbiak dengan baik di sana, di rumah barunya, di Taman Nasional Halimun Salak. Saya juga berharap, semoga kemajuan teknologi yang dimiliki manusia kini atau di masa depan dapat mengambil bagian dalam reproduksi Badak Jawa agar spesies ini dapat tetap lestari, supaya suatu hari nanti keberadaan Badak Jawa bukan hanya tinggal cerita. Sehingga pada akhirnya status critically endangeredatas Badak Jawa dapat ditingkatkan menjadi spesies terjaga (least concern), dan menjadi kebanggaan bangsa yang akan ada sampai akhir masa. (Cerita ini dikirim oleh Siti Maesaroh, Banten)

(Cerita ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016