Rumah yang Nyaman untuk Badak

Badak Sumatera
Sumber :
  • Dok. WWF

VIVA.co.id - Bangsa Indonesia patut bersyukur karena masih memiliki badak yang mencirikan bentuk satwa purba. Hidup di hutan tropis, berkulit tebal, ukuran mata yang relatif kecil dengan pendengarannya yang lebih berfungsi daripada penglihatannya.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Namun, manusia yang serakah telah menjadi musuh utama satwa khas dan langka ini, mereka terus mendesak habitat dan memburu badak.

Di dunia ini ada 5 jenis badak. Dua jenis badak dari Afrika, satu dari India dan dua jenis dari Indonesia. Indonesia memiliki dua spesies badak terakhir, yakni Badak Jawa dan Badak Sumatera. Badak Sumatera hanya bisa dijumpai di Sumatera, sedangkan Badak Jawa hanya bisa ditemui di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.

Badak Sumatera adalah badak yang memiliki ukuran terkecil dibandingkan semua sub-spesies badak di dunia. Populasinya di alam saat ini diperkirakan kurang dari 300 ekor. Meskipun demikian, indikasi yang ada menunjukkan jumlah populasi sebenarnya lebih rendah dari perkiraan tersebut.

Satwa ini, termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah. Populasi terbesar dan mungkin paling memadai untuk berkembang biak saat ini terdapat di Sumatera. Sementara itu, populasi yang lebih kecil terdapat di Sabah dan Semenanjung Malaysia.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Badak Jawa merupakan salah satu mamalia besar terlangka di dunia yang ada di ambang kepunahan. Dengan hanya sekitar 50 ekor individu di alam liar, spesies ini diklasifikasikan sebagai sangat terancam (critically endangered). Ujung Kulon menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi Badak Jawa. Status Badak Jawa dilindungi sejak 1931 di Indonesia, yang diperkuat dengan penetapan Ujung Kulon di barat daya pulau Jawa sebagai taman nasional sejak 1992.

Habitat Badak Sumatera mencakup hutan rawa, dataran rendah, hingga hutan perbukitan. Meskipun umumnya satwa langka ini sangat menyukai hutan dengan vegetasi yang sangat lebat. Badak Sumatera adalah penjelajah dan pemakan buah (khususnya mangga liar dan buah fikus), daun-daunan, ranting-ranting kecil, dan kulit kayu.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Mereka lebih menyukai dataran rendah, khususnya di hutan-hutan sekunder di mana banyak terdapat sumber makanan yang tumbuh rendah. Badak Sumatera hidup di alam dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri (soliter).

Di Pulau Sumatera, jumlah kantong habitat Badak Sumatera hanya tersisa empat kantong utama yakni di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Way Kambas, dan Taman Nasional Gunung Leuser serta Kawasan Ekosistem Leuser. Jumlah Badak Sumatera, populasi kurang dari 200 ekor, untuk sebaran dan jumlah populasi Badak Sumatera di Kalimantan masih kekurangan data.

Sedangkan kantong habitat Badak Jawa, hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon Banten, populasi Badak Jawa di kawasan ini diketahui sebagai populasi yang jumlahnya tidak lebih dari 50 ekor. Kondisi habitat yang ada saat ini diduga berubah perlahan akibat suksesi alami yang berakibat pada berubahnya struktur vegetasi (tumbuhan) yang ada.

Kini, populasi Badak Jawa maupun Badak Sumatera dalam keadaan kritis. Populasi Badak Sumatera dalam 10 tahun terakhir menurun 50 persen, dari sekitar 160 ekor kini hanya 80 ekor. Menurunnya jumlah populasi itu dipicu oleh perburuan dan perdagangan, khususnya cula, tulang, dan kulit.

Data terakhir mencatat Badak Jawa mencapai 57 ekor atau meningkat dua kali lipat dari 25 ekor pada 1980. Namun, ini tetap mengkhawatirkan karena Badak Jawa hanya ada di satu populasi, yakni Semenanjung Ujung Kulon.

Kondisi habitat Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon sangat rentan oleh bencana alam, karena lokasinya yang berdekatan dengan anak Gunung Krakatau. Jika suatu saat meletus dan menghancurkan habitat Badak Jawa, Indonesia dan dunia akan kehilangan salah satu aset keanekaragaman hayatinya.

Selain itu, integritas habitatnya bersaing dengan pertumbuhan masif langkap, sejenis tanaman palem yang menghalangi sinar matahari menembus bagian bawah hutan dan menghalangi tumbuhnya pakan alami badak. Hal itu dinilai sebagai salah satu ancaman serius, selain bencana alam, bagi keberlangsungan populasi Badak Jawa yang hanya tertinggal di Indonesia.

Badak Sumatera juga membutuhkan upaya penyelamatan segera. Kebakaran lahan, ekspansi lahan perkebunan, penebangan ilegal, dan perburuan menjadi isu utama pelestarian badak di Sumatera. Perlu langkah-langkah konkret dari pemerintah untuk segera menyelamatkan Badak Sumatera.

Maka dari itu, dibutuhkan sebuah tempat tinggal baru yang sengaja dibuat untuk badak. Yang isinya adalah pemenuhan kebutuhan badak. Habitat yang cocok dan nyaman untuk badak seharusnya merupakan tempat yang di dalamnya memiliki makanan yang cocok untuk badak serta terhindar dari ancaman predator dari kalangan hewan.

Tidak lupa di sekitar habitat tersebut diberi beberapa aset keamanan untuk menjaga keamanan badak. Dan dengan catatan, badak-badak tersebut merasa nyaman dengan habitatnya. Jika dilihat dari beberapa alasan tersebut, mungkin taman nasional merupakan kawasan yang tepat untuk rumah badak. (Cerita ini dikirim oleh Lely Agustina Nugraheni – Ngawi, Jawa Timur)

(Cerita ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?")

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya