Kenyamanan Rumah Badak

Sungai Cigenter merupakan sungai yang terdapat dalam Pulau Handeuleum, sebuah pulau kecil di gugusan Pulau Taman Nasional Ujung Kulon.
Sumber :

VIVA.co.id - Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah badak yang memiliki cula terkecil dari semua spesies badak yang ada di dunia. Badak ini juga mempunyai populasi yang paling sedikit. Kini, hanya ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon dengan jumlah sebanyak 60 ekor yang terdiri dari 33 jantan dan 27 betina.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Perbandingan ini tidak ideal karena menurut Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Mohammad Haryono, yang sesuai adalah 1 jantan:4 betina. Pada tahun 2010, Badak Jawa masih berada di Vietnam dengan jumlah 4 ekor, namun sekarang sudah punah. Badak Jawa terakhir ini mati karena ditembak pemburu. Sungguh hal yang menyedihkan.

Populasi yang semakin sedikit ini disebabkan oleh perburuan liar, luas habitat, pola hidup soliter, keseimbangan antara jantan dan betina, pendeknya masa birahi, sensitifitas tinggi, dan perkawinan keluarga serta penurunan kualitas habitat. Populasi badak tersebut dikhawatirkan akan habis karena adanya bencana alam dan serangan penyakit.
Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Mengapa luas habitat berpengaruh? Ya, karena luas Taman Nasional Ujung Kulon (39.000 km2) terlalu luas untuk 60 ekor badak sehingga mempersulit pertemuan badak betina dan jantan untuk melakukan perkawinan. Sensitivitas yang tinggi membuat badak bisa stres di mana mengakibatkan gangguan pada proses perkembangbiakan yang berujung kematian.
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Hal ini membuktikan bahwa hidup di alam liar merupakan cara yang terbaik agar tetap lestari. Penurunan kualitas habitat ditandai dengan perambahan hutan secara ilegal dan adanya tekanan pertumbuhan hewan lain, yakni banteng diduga sangat berdampak pada perkembangbiakan badak. Terjadi persaingan untuk mendapatkan makanan lambat laun badak Jawa terdesak di rumah sendiri. Perkawinan keluarga disebabkan luas habitat yang memungkinkan kegagalan dalam proses keturunan. 

Rumah yang nyaman menurut badak ini adalah kesediaan makanan yang selalu melimpah, air yang memadai, dan luas habitat yang tidak terlalu luas ataupun sempit sehingga memungkinkan adanya populasi yang meningkat serta jauh dari jangkauan masyarakat karena badak ini sangat sensitif. 

Upaya untuk kenyamanan rumah badak adalah menggunakan metode translokasi yaitu, pemindahan sebagian populasi badak ke taman konservasi yang mirip dengan Taman Nasional Ujung Kulon. Saat ini, rumah kedua yang sedang dipertimbangkan adalah Taman Nasional Halimun Salak dan Suaka Margasatwa Cikepuh. Dengan cara tersebut kita dapat meninggalkan warisan untuk dinikmati anak cucu ke depannya.

Selamat Hari Badak Internasional! (Cerita ini dikirim oleh Theresia Iga Ayu Maharani Ola Victor, Pontianak) 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya