God's Story Happen Everyday

Ilustrasi anak muda.
Sumber :
  • ist/bondclinic

VIVA.co.id - Salah satu temen lama saya, kita panggil saja si Jennifer belum lama ini sms dan bilang kalau dia baru saja menyelesaikan sidang dan bakalan jadi Sarjana dalam waktu dekat. Selain beres sidang, dia juga bilang kalau dia sekarang sudah diterima di salah satu perusahaan internasional dengan gaji yang lumayan.

Sebagai teman yang baik, saya sangat bangga dan senang karena teman baik saya ini berhasil lulus dan dapat pekerjaan yang mapan. Senang karena saya dijanjiin traktiran pas gaji pertama dia kelak, xixixixi...(walau dibatasi nggak boleh diatas 25rb -_-)

SMS dari dia itu entah kenapa mengingatkan saya dengan kejadian lima tahun silam tepatnya di tahun 2010. Ceritanya sih sudah lama, tapi karena daya ingat saya lumayan baik, saya masih ingat betul tentang kejadian itu.

Di suatu hari tahun 2010, saya lagi duduk manis di sebuah mall (yang kenal dekat banget sama saya, pasti tahu mall apa yang saya maksud). Saya duduk di lantai atas buat numpang Wi-Fi sambil makan bekal bawaan nyokap. Saya duduk di kursi yang menghadap jendela karena itulah satu-satunya tempat yang menyediakan colokkan.

Jam sudah menunjukkan jam 4 sore. Aslinya hari itu saya sama sekali nggak ada rencana buat mampir ke sini, tetapi saya lupa kalau nyokap bawain bekal. Segan rasanya kalau sudah sampai ke rumah terus bekal nggak dimakan. Jadilah saya mampir buat numpang duduk, beli lemon tea, sambil ngabisin bekal. Karena mall ini sangat sepi (banyak yang bilang mall kuburan), jadi nggak banyak orang di lantai atas.

Sambil makan dan nyalain laptop, saya mulai ngelanjutin nulis (saat itu saya ingat banget lagi disuruh bikin cerpen). Lagi enak-enaknya ngunyah bakwan jagung, si Jennifer ini kirim sms. Isi smsnya cukup menggetarkan, dia cerita kalau dia lagi dibully sama teman-temannya di pabrik. Dia bilang gak betah dan pengen banget keluar dari pabrik ini.

Iya, lima tahun silam Jennifer adalah seorang buruh pakaian di sebuah pabrik garmen. Dia kerja ngumpulin uang untuk masuk kuliah karena saat itu dia belum ada uang untuk kuliah, makanya dia harus kerja dulu di sebuah pabrik di daerah Tangerang.

Jujur, saat itu pikiran saya lagi bercabang empat. Pikiran saya lagi muter-muter. Pertama saya lagi mikirin tentang ending cerpen yang lagi saya tulis. Kedua, tangan saya lagi ngupas kulit telor asin yang nyokap saya bawain, ketiga saya mikirin mau bales sms apa ke si Jennifer, dan kebetulan di hadapan saya saat itu adalah lagi ada kelas fashion show di salah satu sudut food court jadi mata dan batin lagi benar-benar nggak fokus. Hahahahaha...

Tapi berhubung saya bukan orang yang bakalan sms, "Eh, smsnya nanti aja ya. Gue lagi gak mood nih" atau "Gue lagi males nih denger curhatan", jadilah saya respon sms dia. Jujur, saya gak terlalu ingat balas sms apa, tapi saya ingat kalimat terakhir yang saya tulis di sms adalah "Jalan hidup nggak ada yang tahu. God's Story Happen Everyday".

Dan lima tahun sudah berlalu dari kejadian itu. Uniknya, waktu dia sms ngabarin kalau dia beres sidang dan langsung kerja ke sebuah perusahaan internasional, saya lagi ada di mall yang sama persis waktu dia curhat gak betah kerja di pabrik. Bedanya adalah, saat itu nggak ada telor asin dan bakwan atau kelas fashion show. Saya ke sini karena teman saya baru buka stand di food court. Sebagai bentuk respect, saya sengaja datang sekalian mampir karena sudah lama banget saya nggak pernah menginjakkan kaki ke mall ini lagi.

Tahun 2010 cita-cita saya adalah menjadi seorang Editor in Chief atau mentok-mentok jadi Editor. Mungkin sekarang saya gak bakalan jadi apa yang saya cita-citakan, tetapi job yang saya lakukan sekarang jauh lebih menarik dan bagus dari cita-cita saya dulu.

Jalan hidup memang tidak ada yang tahu. Teman saya yang lain pernah cerita kalau selama tiga tahun dia kerja jadi buruh di pabrik textile, tapi sekarang lagi kuliah jurusan arsitek di sebuah kampus ternama. Kadang saya suka bingung kalau lagi ngobrol sama dia. Tiga tahun dia berkutat dengan gunting dan mesin, terus tiba-tiba dia sekarang berkutat dengan design, 3D, dan AutoCAD. Ini seperti orang yang hobby nonton Discovery Channel terus dihadapkan dengan orang yang hobinya nonton siluman naga.

Ya, kembali lagi jalan hidup nggak ada orang yang tahu. Kalau saya dulu bingung dengan hal itu, saya juga sekarang malah kembali berkutat dengan buku-buku dan alat tulis lagi. Sesuatu yang sama sekali gak pernah saya pikirkan sebelumnya, hehehe...

Good Story Happen Everyday! Kebahagiaan bermula dari dirimu sendiri. Bukan dari apa yang kamu punya, bukan juga pekerjaanmu, bukan tentang uangmu, tapi dari dirimu sendiri. Tidak perlu cemas tentang apa yang akan terjadi di masa depan karena kecemasan hanya akan menghilangkan kekuatan di hari ini. (Cerita ini dikirim oleh Stefanus Sani, Bandung)
 

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016