Gebyar Pemuda Nusantara 2015

Sumpah pemuda
Sumber :

VIVA.co.id - Melestarikan kebudayaan sejatinya bukan hanya menjadi beban pemerintah, namun menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Kebudayaan harus menjadi fundamen dasar dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, kebudayaan harus terus dijaga dan dilestarikan agar tetap tumbuh dan menjiwai seluruh kehidupan masyarakat.

Dalam konteks memperingati Hari Sumpah Pemuda, mahasiswa Surya University, Tangerang, mengadakan acara Gebyar Pemuda Nusantara 2015 (GAPURA) sejak 29 Oktober sampai dengan 1 November 2015, di Tangerang. Dalam rangkaian GAPURA, mahasiswa menghadirkan pawai kebudayaan nusantara, pagelaran seni dan budaya, kuliner nusantara, dan permainan tradisonal.

Mereka mengadakan acara GAPURA karena merasa prihatin terhadap generasi pemuda yang kurang peka terhadap budayanya. Padahal budaya Indonesia itu melimpah dari Sabang sampai Merauke. Diselenggarakan GAPURA juga untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air, serta melestarikan kebudayaan-kebudayaan di Indonesia.

Menurut Wakil Rektor Surya University, Martin  Tjahjono, acara GAPURA sudah dilaksanakan untuk tahun yang ketiga sejak Surya University berdiri. Tahun pertama hanya diadakan di kampus, namun untuk tahun ini sedikit berbeda dengan mencoba nuansa luar dengan mengadakan pawai nusantara.

Mahasiswa melakukan kegiatan ini secara sukarela, dan di antara mereka memang berasal dari daerah, dan mereka juga tergabung dalam satu paguyuban. Dengan mengusung visi kebangkitan jiwa nasionalisme pemuda, diharapkan kegiatan GAPURA 2015 ini mampu menghadirkan kembali kebudayaan tradisional yang mulai redup akibat gempuran globalisasi.

“Semoga acara GAPURA semakin besar, dan juga bisa menjadi suatu event nasional yang luar biasa, sehingga ini dapat menjadi satu penggerak bagi para pemuda. Di mana pemuda dapat menghargai keragaman, di dalam satu kesatuan,” ungkapnya.

Selama berlangsungnya acara terlihat meriah para pengunjung yang kangen kampung halaman maupun yang rindu makanan tradisional terbayarkan di sini. Mereka juga tak segan untuk berfoto bareng dengan para peserta yang menampilkan busana khas daerah. Di pagi hari dihadirkan ragam pawai kebudayaan.

Pawai kebudayaan nusantara ini merupakan yang pertama dilakukan mahasiswa, berbagai macam replika simbolik khas daerah dihadirkan seperti replika Gedung Sate, Tugu Monas, Ondel-ondel, Ogoh-ogoh dari Jawa Tengah, ketapel, rumah adat Honai khas Papua, dan sebagainya.

Para peserta pawai pun dihiasi sedemikian menarik dengan adat khas masing-masing daerah. Ada yang berpakaian Tari Merak (Jawa Barat), berbusana Baduy (Banten), adat Papua, adat Jawa, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, NTT, dan adat Betawi. Cuaca panas dan terik tidak menghilangkan antusiasme peserta pawai Gebyar Pemuda Nusantara, mereka berjalan mengikuti pawai sepanjang 6 km.

Pada malam harinya banyak disajikan pertunjukkan seni daerah diantaranya yang banyak mengundang perhatian adalah penampilan angklung dari keluarga mahasiswa Jawa Barat. Mereka membawakan alunan musik angklung dengan lugas, di antaranya lagu dari Depapepe One, Indonesia Pusaka, dan musik khas Jawa Barat Manuk Dadali. Setelah penampilan angklung juga disajikan pagelaran seni dari Sulawesi Utara. Penonton pun dibuat takjub oleh puluhan mahasiswa asal Sulawesi Utara yang tak kalah seru dengan angklung tadi.

Di sisi lain pengunjung pun dapat menikmati kuliner khas nusantara dari seluruh Indonesia, di antaranya ada kuliner asal Jawa Barat, Sulawesi Utara, Papua, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Jakarta dan tidak ketinggalan makanan khas Banten. Bukan hanya itu saja, di acara GAPURA dihadirkan berbagai macam permainan tradisional. Ada engrang, deprak gunung, permainan karet, bakiak, dll.

“Sangat keren acaranya, ini benar-benar hal yang positif untuk para pemuda, kita juga sangat menikmati acara ini, apalagi acaranya pas weekend. Pokoknya bagus dan kreatif acaranya, kita juga jadi paham tentang budaya nusantara,” ujar Regina Martin Alvaro Ishak.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Berbeda halnya dengan Ishak, menurut Mardiana Francis Sileuw, kegiatan GAPURA merupakan kegiatan yang positif untuk anak muda, di mana aksi pemuda saat ini jauh dari kata menghargai kebudayaan. “Hadirnya acara ini juga membuka mata bahwa kebudayaan Indonesia itu kaya, dan mahasiswa Surya University dengan kreatifnya memberikan gambaran tentang kebudayaan di Indonesia,” tuturnya.Dia berharap semoga ke depannya ada acara pemuda yang seperti ini lagi. (Cerita ini dikirim oleh Syidik Sulis, Tangerang)

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016