Sumber :
- U-Report
VIVA.co.id
- Pak RT Ibrahim yang kami cintai, izinkan kami menuliskan apa yang ada di dalam lubuk hati kami. Pak RT tercinta, bapak telah lebih dari 30 tahun memikul amanah sebagai Ketua RT 03 RW 015, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Bapak memikul amanah itu mulai dari kondisi tubuh bapak yang segar bugar, sampai saat ini rambut dan jenggot bapak memutih. Bapak yang sudah tampak tua dan mengendur, tapi semangat bapak dalam mengemban amanah, mengayomi warga, dan membantu orang lain tidak mengendur. Bapak masih terlihat menyapu jalan setiap pagi, menyapa orang, dan memperhatikan kaum dhuafa, bahkan di usia bapak yang kini mulai masuk kepala 7.
Beberapa kali pemilihan ketua RT dilaksanakan, kami semua sepakat tanpa paksaan memilih bapak. Walaupun bapak juga beberapa kali berniat mengundurkan diri untuk regenerasi kepemimpinan RT, tapi kami semua masih menghendaki bapak.
Pak RT tercinta, kemudian ujian-ujian datang menerpa bapak. Dimulai dari pembelaan bapak kepada kepentingan warga, kemudian bapak dipolisikan dan langsung ditetapkan sebagai tersangka oleh Polsek Tebet tanpa dimintai keterangan sebelumnya, tanpa dimintai saksi dari bapak. Kemudian banyak kejanggalan pada perkara yang mendera bapak, dan anehnya mengapa bisa berkelanjutan ke kejaksaan dan sampai akhirnya bapak diseret ke pengadilan.
Bukan hanya itu, bapak juga dipecat sepihak oleh Lurah Menteng Dalam dengan adanya laporan bahwa bapak tidak bisa rukun dengan warga. Kami warganya, kami mencintai bapak, kami tidak paham dengan maksud Pak Lurah yang semena-mena dalam hal ini. Dan kami tetap memilih bapak, karena kami tahu siapa bapak. Kami mencintai bapak, kami telah menganggap bapak sebagai orang tua kami.
Rumah bapak yang selalu terbuka 24 jam untuk kami warganya, dan bahkan warga lain yang butuh bantuan bapak. Ketika di antara kami ada yang sakit, bapak atau isteri dan anak anak bapak yang mengantarkan ke rumah sakit. Ketika ada kerja bakti dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya, bapaklah yang terdepan. Ketika ada warga yang meninggal dunia, bapak dan keluarga bapak sibuk mengurusinya, bahkan di rumah bapaklah dimasak dan disiapkan makanan untuk konsumsi kematian, dan itu semua tanpa bapak pungut biaya sedikit pun kepada warga.
Pak RT Ibrahim yang kami cintai, banyak sekali jasa-jasa japak kepada kami dan orang lain. Cukuplah itu semua menjadi simpanan kebajikan bapak di hadapan Tuhan. Bersabarlah Pak RT tercinta, ujian-ujian yang menimpamu akan mengangkat derajatmu di sisi Tuhan, dan mereka yang memfitnahmu sedang menambah pahalamu dan mengambil dosa-dosamu.
Baca Juga :
Belajar Mengulik Kuliner dari Pak Bondan
Baca Juga :
Klenteng Hok Tek Tong Penyelamat Eddy
Pak RT tercinta, bersabarlah, kami semua mendoakan kebaikan untuk bapak, semoga bapak mendapat keadilan di zaman yang hukum dapat diperjualbelikan ini. Pak RT tercinta, dengan penuh ketulusan, kami haturkan kepada bapak banyak terimakasih.
(Cerita ini dikirim oleh Mayla Dewi, warga RT 03/RW15, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pak RT tercinta, bersabarlah, kami semua mendoakan kebaikan untuk bapak, semoga bapak mendapat keadilan di zaman yang hukum dapat diperjualbelikan ini. Pak RT tercinta, dengan penuh ketulusan, kami haturkan kepada bapak banyak terimakasih.