Remaja Perlu Mengenali Dirinya Sendiri

Ilustrasi remaja
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Masalah kesehatan reproduksi mungkin luput dari perhatian banyak orang. Padahal kesehatan reproduksi sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Apalagi dewasa ini kasus penyakit reproduksi cukup mengkhawatirkan. Ditambah jika sudah membicarakan kasus HIV-AIDS yang kian meningkat saja korbannya.

Geger Seorang Remaja Alami Hal mengerikan Ini Gegara Ikut Challenge di Sosmed

Hal seperti inilah yang kemudian menjadi paradoks tersendiri di masyarakat. Mereka yang berada di lingkaran kesehatan reproduksi yang paling penting salahsatunya adalah remaja. Mutlak bagi remaja untuk memahami kesehatan reproduksi mereka, karena dari sinilah knowledge tentang kesehatan reproduksi mulai dibangun. Dari sekadar tahu, kemudian akan berlanjut ke pemahaman, dan diimplementasikan dalam kehidupannya.

Ibarat filosofi adalah dari pondasi yang baru kita bangun dan dikokohkan, kemudian baru ditambah aksesorisnya. Pondasi adalah ilmunya, membangun adalah implementasinya, aksesorinya adalah aksi dan selebrasi tentang kampanye HIV-AIDS dan proses pemahaman kesehatan reproduksi itu sendiri.

Fakta, Produk Tembakau yang Dipanaskan Minim Digunakan Remaja di Negara-Negara Maju

Mungkin banyak yang heran kenapa yang diangkat selalu kasus HIV- AIDS. Karena kasus HIV-AIDS ini cukup tinggi dan kian mengancam di kehidupan remaja. Apalagi gemerlap dunia remaja kian hingar-bingar di era sekarang. HIV-AIDS menduduki peringkat elite dalam sajian masalah serius yang dihadapi remaja, diikuti kasus-kasus lainnya seputar dunia remaja, seperti pernikahan dini, kekerasan, dll. Hal ini yang cukup membuat was-was banyak pihak, termasuk orangtua.

Banyak juga masyarakat awam yang bingung dan mempertanyakan tentang kasus HIV-AIDS. Di antaranya, kenapa bisa tertular pada remaja. Jawabannya karena virus ini sangat mudah tertular pada salah pergaulan remaja. Pergaulan remaja yang bagaimanakah yang salah. Tentunya pergaulan yang menyimpang, seperti seks bebas dan pembuatan tatto yang tidak aman. Faktanya remaja rentan atau bisa dikatakan sangat sensitif terhadap segala sesuatu di sekitarnya.

5 Efek Samping Kol Goreng Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Bisa Memicu Kanker

Rasa ingin tahu yang besar, merasakan, ataupun sekadar mencicipi adalah alasannya. Banyak yang ingin melakukan itu tetapi jarang yang tidak paham akibatnya jika “kecelakaan” itu terjadi. Tidak sepakat jika semua ini sepenuhnya salah remaja. Remaja butuh ruang edukasi juga ekspresi. Remaja butuh ruang ekspresi yang luas juga cepat di sekitarnya. Remaja butuh ruang pemahaman sendiri di dalam hidupnya. Tetapi kenyataanya semua itu tabu bagi remaja.

Mereka minim pengetahuan tentang dunia remaja yang non formal. Di sekolah pun juga sangat jarang bahkan tidak diajarkan. Sangat jarang pendidikan kehidupan remaja dibicarakan, apa lagi pendidikan seks yang masih dianggap sensitif. Bahkan di lingkup keluarga saja hal itu masih di anggap tabu juga. Faktanya beberapa sekolah pun terkadang terkesan malu-malu untuk bicara perihal pendidikan seks.

Jika bicara pada logika, seks adalah bagian dari kehidupan ketika sudah cukup usia. Dari manakah mereka belajar pendidikan seks? Seks yang safety itu yang seperti apa? Sulit juga bagi kita untuk menjawabnya. Tetapi kekhawatiran ini mulai terjawab di Kota Yogyakarta. Untungnya beberapa tahun ini sebuah organisasi bisa juga dikatakan LSM yang membidangi hal tersebut mau rela turun ke lapangan langsung. Mereka sering disebut PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia).

Pengalaman penulis sebagai salah satu Co PKBI Kota Yogyakarta bagian Pengorganisasian Remaja Sekolah bahwa pada Oktober 2015 saya berhasil bergabung di Pengorganisasian Remaja Sekolah PKBI cabang Kota Yogyakarta. Semenjak tergabung di PKBI Kota Yogyakarta ini, saya perlahan bisa mengenal dunia remaja masa kini. Membawakan misi remaja yang peduli kesehatan reproduksi mereka. Dan kini mengantarkan saya ditempatkan untuk pendampingan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Sejak dari membuat MOU antara kedua belah pihak, SMA tersebut sangat membuka diri. Artinya hal seperti inilah yang diharapkan agar antar pihak mau bekerjasama demi remaja Yogyakarta. Tidak lain supaya mereka paham betul nantinya pada dunianya sendiri. Saya juga bisa mengenal PIKR Sanjaya yakni PIKR (Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja) di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang menjadi cerminan sebuah tekad kalau mereka ingin memahami seputar dunia remaja khususnya kesehatan reproduksi itu sendiri. Artinya kemauan mereka untuk belajar itu besar adanya.

Itu hanya satu contoh sekolah saja. Satu hal lagi, ternyata selain SMA- SMA di Kota Yogyakarta yang ada di bawah divisi kerja PKBI Kota Yogyakarta ada salahsatu perkumpulan forum remaja peduli kesehatan reproduksi atau dikenal dengan Forespro Yogyakarta (twitter: @foresprojogja). Forum ini terdiri dari banyak remaja aktif dari berbagai SMA di Kota Yogyakarta, seperti dari SMA Bokri 1, SMAN 5 Yogyakarta, MAN 1 Yogyakarta, dll.

Apa yang mereka lakukan selama ini bersama PKBI Kota Yogyakarta tentunya sangat luar biasa. Bisa mendapatkan ilmu seputar remaja yang langka ditemukan di sekolah. Apalagi ketika sudah mengenal selebrasi remaja, yakni Dance For Life. Maka sangat terlihat betapa semangatnya remaja dalam menjaga kesehatan untuk kehidupannya.

Forespro Yogyakarta adalah forum yang sangat apik tapi juga bermanfaat. Hal ini menjawab juga kalau remaja mau belajar, berekspresi positif jika ada wadahnya, apalagi jika di lingkaran itu usianya setara. PKBI Kota Yogyakarta hanyalah satu dari sekian banyak para pejuang kesehatan reproduksi remaja. Semangatnya sangat pantas untuk ditiru dan diimplementasikan.

Sekolah, orangtua, dan pemerintah sudah seyogyanya memperhatikan masalah-masalah remaja. Memberi kesempatan untuk belajar adalah hal yang pantas untuk diapresiasi tersendiri. Jangan sampai ke depannya nanti banyak remaja sekolah yang malah salah menangkap persepsi tentang remaja, padahal mereka lingkupnya adalah di lingkup dunia pendidikan itu sendiri, yang harusnya mendapatkan pengetahuan tapi justru luput dari itu.

Remaja punya hak juga, tugas pemerintah dan berbagai pihak adalah turut memenuhi hak tersebut. Nantinya ketika remaja Indonesia benar-benar sehat, paham dunianya, paham kesehatan reproduksi, pasti  keberlangsungan kehidupan remaja akan hebat. Kehebatan itulah yang akan menjawab masa depan bangsa ini. Karena remaja adalah asset, remaja adalah pioneer pembangunan bangsa Indonesia. (Tulisan ini dikirim oleh Lukiantoro)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya