Banyak Jenis Teman di Dalam Kehidupan

Ilustrasi Persahabatan
Sumber :
  • makhluklemah.wordpress.com

VIVA.co.id – Manusia bukanlah makhluk individu, bukanlah makhluk yang bisa hidup sendirian, melainkan manusia adalah makhluk sosial. Manusia adalah makhluk sosial, maksudnya manusia itu merupakan sosok yang harus saling tolong-menolong, saling bantu-membantu, dan saling menghargai ataupun menghormati antara satu dan yang lainnya. Baik itu laki ataupun perempuan, muda ataupun tua, kecil ataupun besar, dan kuat ataupun lemah.

Wahai Orang yang Tidak Berpuasa, Hormatilah Bulan Ramadan

Untuk bisa bersosialisasi, manusia membutuhkan sosok yang sering kita sebut teman. Jika seseorang memiliki seorang atau banyak teman, maka orang tersebut akan termudahkan hidupnya. Karena tidak ada kodratnya manusia bisa hidup sendirian. Bahkan, seorang Tarzan sang makhluk rimba pun juga membutuhkan seorang teman untuk hidup, yaitu para binatang-binatang yang ada di dalam hutan. Lalu bagaimana dengan mereka yang tinggal di kota?

Sosok teman di era modern ini sudahlah menghilang, raib begitu saja seperti ditelan bumi. Di zaman modern yang serba ada ini, sosok teman sulit ditemukan karena perkembangan teknologi yang sudah menjajah manusia. Ada yang sudah berteman, tapi temannya tersebut malah terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Urusan dalam hal ini bisa dikatakan yaitu bermain game online yang bisa dimainkan di handphone, laptop, notebook, ataupun komputer.

Jadi Dewa Mabuk Sehari

Perkembangan teknologi seakan-akan sudah menjajah manusia. Perkembangan teknologi membuat yang dekat menjadi jauh dan yang jauh menjadi dekat. BBM, Facebook, Twitter, Instagram, Line, Wechat, dan lain-lainnya merupakan contoh yang termasuk di dalam “Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”.

Sedang asyik kumpul-kumpul bersama teman di sebuah kafe, eh masing-masing malah sibuk dengan handphone dan laptopnya. Tidak ada obrolan yang bisa mempererat tali persaudaraan, pertemanan, dan bahkan persahabatan sekalipun. Aneh memang, padahal dekat tapi kok menjadi jauh?

Ramadan sebagai Rekonstruktor Social Behavior

Untuk orang yang periang, bisa bergaul, dan bahkan bisa beradaptasi dengan cepat di lingkungan tempat tinggal ataupun sekolahnya, teman mudah didapatkan. Biasanya salahsatu dari teman kita, pasti ada yang suka bercerita, ada yang jahil, ada yang baik, ada yang mau menolong, dan bahkan ada juga yang lebih suka diam daripada banyak bicara. Kita pun pasti termasuk salah satu di antara contoh-contoh tersebut.

Dunia ini bulat, dan banyak orang di dunia ini yang bisa kita panggil teman. Orang yang tidak kita kenal tidak akan bisa menjadi teman kalau kita hanya menunggu orang tersebut untuk berteman dengan kita. Daripada kita yang memulai lebih baik orang duluan yang memulai, mungkin begitu prinsip yang ada di dalam pikiran orang yang tidak mau berteman. Namun prinsipku, daripada kita menunggu lebih baik kitalah yang memulai duluan agar kita bisa mendapatkan banyak teman.

Satu hal yang harus kita ketahui dalam berteman yaitu, tidaklah harus kita memilih-milih teman. Jika kita ingin berteman, ada baiknya kita berteman tanpa harus memandang fisik dan hartanya saja. Tapi pandanglah kesolidaritasannya dan cara seseorang memandang kita. Jika dia memandang kita dengan baik, maka jadikanlah dia teman. Jika dia tidak memandang kita dengan baik, tetap jadikan teman dan buatlah dia mengubah pandangannya. (Tulisan ini dikirim oleh Ridhoadhaarie)

Hari pertama saat berlangsungnya Mubes HIMSI UMI, Makassar.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

Acara besar ini akan berlangsung selama dua hari.

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2016