Like Father Like Son

ayah dan anak
Sumber :
  • Corbis

VIVA.co.id - Banyak hal yang membuat saya penasaran, banyak banget. Apalagi di saat saya sudah semakin dewasa, benar-benar banyak hal yang buat saya penasaran. Tapi dari sekian banyak hal yang membuat penasaran, yang (sangat) bikin saya penasaran sampai saya sebesar ini yaitu, saya belum pernah mendengar suara ayah saya nyanyi.

Daya ingat saya sangat baik, karena saya selalu ingat momen-monen yang pernah terjadi dalam kehidupan saya. Dan semakin saya berpikir keras buat ingat, beneran deh saya semakin yakin kalau saya sama sekali belum pernah dengar suara ayah saya nyanyi.

Emang penting ya? Buat saya sih penting banget! Saya yang nilai seni musiknya selalu di bawah rata-rata jadi beneran ingin tahu, suara sumbang saya setiap nyanyi itu turunan dari siapa. Di rumah saya, setiap orang yang masuk kamar mandi pasti nyanyi. Kakak saya pasti nyanyi, suaranya oke. Mama saya kadang-kadang nyanyi, suaranya juga okelah. Saya pun selalu nyanyi, tapi suaranya? Tidak bisa dideskripsikan.

Setiap masuk kamar mandi, saya bisa menghabiskan waktu 15-20 menit untuk main air sambil nyanyi. Lagunya sih apa saja yang ada di pikiran saya saat itu. Kalau lagi ingin nyanyi lagu Cherrybelle, ya nyanyi lagu Cherrybelle. Kalau lagi ingin nyanyi lagu JKT48, ya nyanyi lagu JKT 48. Kalau lagi ingin nyanyi lagu Super Junior, ya nyanyi lagu Super Junior. Enggak peduli benar atau enggak liriknya, toh tidak ada yang tahu ini.

Biasanya, belum habis satu lagu, mama saya langsung gedor-gedor pintu kamar mandi suruh kecilin suaranya. Malu sama tetangga katanya. Dan, cuma ayah saya yang tidak pernah nyanyi setiap masuk kamar mandi. Mungkin karena pembawaannya memang cool atau karena lain hal. Yang jelas saya beneran tidak pernah dengar ayah saya nyanyi.

Suatu hari, saya pernah ngobrol dengan teman saya, Agus. Dia cerita soal ayahnya yang hobi nonton sinetron. Dan di kesempatan itu saya bertanya, "Gus loe pernah gak sih denger Ayah loe nyanyi? Acara karaokean keluarga gitu?" tanya saya penasaran. "Pernah sih, nyanyi lagu jadul. Enak banget suaranya, gue malah gak nyangka Ayah gue suaranya sejernih itu."

Saya pun mencoba menarik kesimpulan. Jadi, apa mungkin suara ayah saya itu sebenarnya bagus. Mirip Mike Idol begitu ya? Tapi karena dia enggak mau terlalu eksis jadi dia maunya diam-diam saja. Bisa jadi kan?

Saya pernah sekali waktu sengaja duduk di sebelah ayah saya ketika sedang ibadah di Gereja. Pas lagi nyanyi, saya sengaja dekatin kuping saya ke dia. Tapi yang kedengaran cuma seperti orang berbisik. Saya lirik sebentar. Ayah saya tampak seperti sedang komat-kamit penuh arti. "Dad, lagi nyanyi atau lagi baca vodoo?"

Kata orang sih, "Like father, like son", jadi apa mungkin suara saya yang enggak oke ini turunan dari ayah saya? Tapi kakak saya suaranya oke-oke saja tuh. Kenapa dia oke, saya enggak? Kan aneh. Dan semua misteri di dunia ini akhirnya terjawab juga. Dua puluh tiga tahun saya mencari dan mencari, akhirnya saya bisa mendengar suara ayah saya nyanyi! Ini juga kejadiannya benar-benar tidak disangka, benar-benar tak terduga.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Jadi ceritanya begini. Saya dan kakak saya jarang sekali bawa kunci rumah sendiri. Kalau saya malah tidak pernah bawa sama sekali. Hal itu yang membuat saya kalau pulangnya kemalaman jadi enggak enak sama ayah. Soalnya ayah saya pasti nungguin, dan dia yang akan bukain pintu gerbangnya.

Di suatu kesempatan, kakak saya sedang lembur di kantornya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan tanda-tandanya dia bakal pulang jam 12-an. Saat saya lagi asyik di depan laptop, sedang mengerjakan sebuah project, ayah saya sedang berada di bawah, tepatnya di ruang tamu dan sedang membaca kitab suci sambil menunggu kakak saya pulang. Tidak lama, ayah saya memanggil saya dan meminjam iPod saya. Ayah saya biasanya suka dengar lagu-lagu gospel dan sengaja saya isi iPod saya dengan lagu-lagu gospel itu.

Saya pun kembali sibuk browsing-browsing berita di internet. Saya yang kebetulan suka banget baca soal urban legend, kebetulan ketemu artikel menarik soal urban legend di Jepang. Artikelnya lumayan seram, karena ada foto dan videonya juga. Saya agak ngeri juga sih pas lagi baca. Tapi mengingat ada ayah saya di bawah, jadi saya sedikit merasa tenang.

Ketika sedang asyik baca-baca soal hantu muka polos yang menjadi legenda di Jepang, tiba-tiba terdengar suara, "Tuhhhaaan, Tuhhaaaan, lindddunggi akkku". Sumpah, suaranya seram banget! Kalian pernah enggak nonton film Kuntilanak yang diperanin Julie Estelle? Nah, di situ ada adegan saat dia nyanyi lagu kejawen buat manggil Kuntilanak yang nyeremin itu. Dan sekarang, yang saya dengar jauh lebih seram dari lagu pemanggil kuntilanak itu!

Sudah di layar laptop saya lagi mutar video hantu muka polos di Jepang, eh ditambah pula ada yang nyanyi lagu hantu. Lutut saya mendadak kaku, saya langsung lari secepat si Buta dari Goa Hantu waktu lagi nyari makan. Saya pun lari menuju ke ayah saya. Tapi, baru setengah berlari, saya lihat ayah saya sedang tiduran. Matanya merem, di kupingnya nempel earphone iPod, dan ayah saya dengan polosnya sedang nyanyi. Mungkin saking enaknya, dia enggak sadar kalau dia menyanyi terlalu keras.

Jadi, ini suara ayah saya? Jadi, selama 23 tahun saya mencari, ternyata seperti ini suara ayah saya? Pilihan saya ada dua. Saya colek terus bilang jangan keras-keras nyanyinya, atau saya diemin saja dengan risiko saya harus mendengar lagu pemanggil kuntilanak itu lagi.

Saya angkat iPod itu, dan saya lihat lagu apa yang lagi didengarkan ayah saya itu. Ternyata, ayah saya lagi mendengarkan lagu “Tuhan Penolongku”. Tapi setahu saya, lagu itu dengan apa yang ayah saya nyanyikan kok enggak ada mirip-miripnya ya. Nada dan baitnya kok enggak ada yang pas, apalagi liriknya. Waduh!

Dan, diam menjadi solusi terbaik buat saya. Nyuruh ayah saya berhenti menyanyi, saya malah jadi ada perasaan segan menjurus malu buat negur. Dalam hati, “Hhmmm, jadi begini toh suara ayah saya.” Dan akhirnya, sekarang saya pun tahu suara 'keren' saya ini turunan dari siapa. (Cerita ini dikirim oleh Stefanus Sani, Bandung)

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016