Pustakawan IPB Raih Juara 1 Akademisi Berprestasi 2017

Pustakawan IPB yang meraih Juara 1 Akademisi Berprestasi 2017.
Sumber :

VIVA.co.id – Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin canggih menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pustakawan. Seorang pustakawan harus terus melakukan inovasi, meningkatkan kemampuan akan penguasaan perangkat teknologi informasi dan mengikuti perkembanagan ilmu dan pengetahuan di era digital.

Pustakawan UI Harus Bisa Jadi Kreator Konten

Irma Elvina, S. Sos, MP (47 tahun) berhasil menjadi Juara 1 Akademisi Berprestasi kategori Pustakawan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2017. Irma merupakan koordinator layanan referensi yang telah berkiprah di Perpustakaan IPB selama 25 tahun, sejak tahun 1992.

Berbekal portofolio, essay, serta karya kreatif, Irma memberanikan dirinya untuk mengikuti ajang pemilihan Akademisi Berprestasi IPB tahun 2017. "Sebenarnya menjadi juara 1 itu sedikit menjadi beban, karena akan ada seleksi lanjutan lagi ke tingkat nasional," terangnya, Minggu (13/8).

Pergilah Dinda Cintaku

Seleksi lanjutan tersebut akan dilakukan oleh Kemenristekdikti  yang menyeleksi pustakawan dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Irma membuat sebuah karya inovatif yang berjudul Embedded Librarian: Tantangan dan Implementasi bagi Pustakawan Referensi di Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Irma menerangkan, bahwa ide dasar dari karya kreatifnya adalah  seorang pustakawan harus tumbuh  bersama instansi induknya dan memberikan dukungan dalam penyediaan data dan informasi sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

"Makna Embedded itu tertanam. Maksudnya adalah tumbuh dan berkembang bersama instansi induknya. Seorang pustakawan yang embedded adalah pustakawan yang tahu apa yang harus dilakukan untuk mendukung gerak dan langkah instansi induknya dalam hal ini IPB.  Dukungan yang diberikan berupa data-data dan informasi-informasi yang menjadi kekayaan intelektual IPB agar dapat di-share dan bermanfaat bagi kehidupan,” ujarnya.

Sebagai seorang koordinator layanan referensi, Irma sehari-hari bertugas mengkoordianasikan kegiatan-kegiatan  layanan referensi. Seperti melakukan penelusuran literatur, mengelola layanan online, melakukan kegiatan  literasi informasi dengan melakukan  pendidikan pemustaka bagi pengguna perpustakaan. Prinsipnya adalah sedapat mungkin lakukan yang terbaik. Baginya menjadi seorang pustakawan merupakan hal menyenangkan. Terlebih hal tersebut sesuai dengan hobinya.

"Saya basic-nya juga senang baca. Senang rasanya bisa mengajarkan orang yang belum tahu menjadi tahu, terlebih jika saya tahu lebih dulu," ungkapnya. Tentu banyak tantangan yang ia hadapi, terlebih perkembangan teknologi yang mau tidak mau harus diikuti. Untuk menghadapinya, ibu dari satu anak ini terus belajar agar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. (Tulisan ini dikirim oleh Zul)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya