GMNI Harus Mampu Mencetak Kader Pancasila yang Berkualitas

Aksi Mahasiswa GMNI Tolak BBM Naik 2014.
Sumber :

VIVA – Sejatinya, sejak awal pembentukan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) lahir dengan identitasnya yang hakiki sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan yang berlandaskan ajaran Soekarno. Prinsip dan aktivitas GMNI sudah seharusnya menjadi dasar juang perjuangan GMNI sekaligus sebagai dasar juang membela NKRI.

MKMK Nyatakan Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Langgar Etik meski Jabat Ketua PA GMNI

GMNI adalah alat pendidikan kader bangsa yang marhaenis dan alat perjuangan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur sesuai dengan tujuan revolusi berdasarkan cita-cita proklamasi dan mengamanatkan Pancasila.

Saya, punya mimpi yang besar terhadap organisasi yang saya bangga-banggakan ini. Yaitu, selain GMNI mencetak kader organisasi, GMNI dapat mencetak kader Pancasila untuk merawat keberagaman bangsa yang besar ini melalui gagasan Gerakan 1000 Kader Pancasila NKRI.

Rayakan Bulan Bung Karno, GMNI Ingin Cetak Pemimpin Bangsa Bermental Kompetitif

Sebuah gerakan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang berwawasan Pancasila sebagai “Human Security” dengan cara yang paling kongkrit. Yaitu mencetak 1000 kader yang menjadi solusi atas berbagai masalah dan untuk merumuskan arah kebijakan lokal, nasional serta internasional.

Saya yakin, Pak Presiden Jokowi yang hadir dalam Pembukaan Kongres XX GMNI Minahasa akan mengapresiasi positif gagasan ini.

Jokowi Sebut GMNI Konsisten Menjaga Ideologi Bangsa

Bagi saya, diperlukan sebuah gagasan untuk membangun sebuah ekosistem Pancasila melalui pembangunan kapasitas, mentoring, dan inkubasi terhadap embrio-embrio Pancasila. Tentu saja, GMNI sebagai wadah sekaligus aktornya. Dengan begitu, setidaknya GMNI dapat menghasilkan kader Pancasila yang berkualitas.

GMNI dapat hadir dalam merawat keberagaman di antara simpul kelompok pemecah belah bangsa dan menjadi Think Tank untuk setiap arah perumusan kebijakan nasional maupun internasional berdasarkan Pancasila.

Untuk itu, saya berharap Kongres GMNI XX Minahasa, pemimpin GMNI yang baru dapat mempertimbangkan gagasan ini. Karena ini juga merupakan kekuatan strategis GMNI untuk memupuk nilai Pancasila secara filosofi dan dasar negara. (Tulisan ini dikirim oleh Rayla Prajnariswari Belaudina Kusrorong, Kader GMNI)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya