Indonesia Penghasil dan Pemilik Cadangan Nikel Terbesar di Dunia
VIVA – Nikel merupakan salah satu komoditas tambang yang memiliki peran penting dalam industri global, terutama dalam produksi baja tahan karat dan baterai. Nikel banyak digunakan untuk keperluan produksi baterai kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi terbarukan.
International Energy Agency (IEA) pun memproyeksikan permintaan nikel akan meningkat hampir 30 kali lipat pada 2040 seiring berkembangnya industri baterai dan kendaraan listrik.
Dengan permintaan yang terus meningkat, banyak negara berlomba menjadi penghasil nikel terbesar di dunia.
Berdasarkan laporan U.S. Geological Survey (USGS) 2024, sumber daya nikel di dunia diperkirakan mencapai lebih dari 350 juta ton. Sementara itu, cadangan nikel yang tersebar di seluruh dunia diperkirakan mencapai lebih dari 130 juta ton. Produksi tambang nikel diperkirakan meningkat secara global dari 3,27 juta ton pada 2022 menjadi 3,6 juta ton pada 2023.
Selain itu, menurut laporan tersebut Indonesia menjadi penghasil nikel nomor satu. Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global.
Selain unggul sebagai produsen, Indonesia tercatat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 21 juta metrik ton.
Indonesia memiliki total sumber daya nikel sebesar 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam.
Indonesia juga masih menyimpan beberapa potensi nikel yang belum dieksplorasi (greenfield) yang dapat dikembangkan, seperti di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.