Khusyuk for Beginner di Tanah Suci

Mencoba khusyuk di Ka'bah.
Sumber :
  • vstory

VIVA.co.id - Jika khusyuk itu sebuah pencapaian, maka Mekah dan Madinah adalah padang kurusetra untuk menguji kekhusyukan dan kawah candradimukanya adalah Tanah Air kita. Ini untuk menggambarkan betapa susahnya meraih khusyuk sebagai sebuah achievement di Tanah Suci.

Arab Saudi Tak Hanya Tutup Akses Haji pada RI tapi Juga Negara Lain

Khusyuk dalam beribadah itu adalah meniadakan segala hal kecuali kebersamaan dengan Tuhan. Sesuatu yang tidak gampang dilakukan, tapi bukan berarti tidak bisa. Khusyuk itu lelaku spiritual yang beyond focus.

Mungkin agak njelimet dan susah dipahami definisi khusyuk versi saya. Karena pada praktiknya memang sulit mencapai level khusyuk dalam beribadah. Sesulit saya meraihnya di Tanah Suci.

DPR Tuding Menteri Agama Tak Tahu Undang-Undang karena Batalkan Haji

Tapi setidaknya definisi ini bisa dijadikan pengantar untuk membayangkan bagaimana kita bisa menggapai level khusyuk tahap awal. Khusyuk for beginner.

Kemarin, di petak khusus lelaki di pelataran beratap depan Ka'bah, saya sedang membayangkan Nabi sedang berkontemplasi di Gowa Hira saat baca ayat pembuka surat Alalaq, Iqra.

Haji 2020 Ditiadakan, Bagaimana Nasib Puluhan Ribu Calon Haji Jatim?

Tiba-tiba, Ahmad MirAsy, kakek 65 tahun dari Aljazair, menyentuh tangah saya. Memberi isyarat agar menengok ke arah kanan. Terlihat lelaki berkulit gelap menengadahkan tangan sambil bercucuran air mata. Terdengar bahasa yang tidak saya kenal. Rasanya dia sedang berdoa. Saya hanya kasih kode anggukan kepala ke Kakek Ahmad.

Sembari membenarkan posisi duduk di kursi bulat mini, saya melanjutkan lagi mengangankan Iqra. Ini sebenarnya cara saya meraih khusyuk dalam baca Alquran.

Belum sampai berganti halaman, tiba sudah duduk pas di depan saya dan Kakek Ahmad, lelaki berbadan besar bercelana dan berbaju serba putih. Dia mohon izin minta space untuk salat dzuhur berjamaah. Setelah salat langsung pergi.

Saya dan Kake Ahmad hanya bisa mengangkat bahu mempersilakan dengan berat hati. Akhirnya nanti kami salat dengan beradu siku dan paha.

Saat Salat, tantangannya tak kalah seru. Bisa saja tiba-tiba dari kanan kiri atau belakang seseorg lewat memotong khusyuk yang sedang dilakoni. Kalau saja pandangan kita tidak menunduk tertuju pada tempat sujud, bisa jadi kita akan diperlihatkan seorang perempuan berjalan membelah kerumunan di ujung pandangan sana.

Bahkan saat di depan Ka'bah pun, khusyuk kita bisa bergeser dan terbuyarkan dengan batu hitam berbalut kiswah itu.

Di Raudhah, rindu pada Nabi bisa jadi menjadi pendorong khusyuk. Namun, desak-desakan dengan beragam prilaku dan aroma manusia dari berbagai belahan dunia, bisa jadi akan memangkas level khusyuk kita.

Khusyuk memang sebuah spiritual achievement yang tidak mudah. Saking sulitnya, dalam sebuah riwayat Hadis Riwayat Muslim, Nabi pernah memohon perlindungan kepada Allah dari hati yang tidak khusyuk', selain juga berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat, jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.

Doa ini juga sering dipanjatkan di masjid dan pesantren oleh para kyai dan ustaz saat memimpin doa berjamaah.

Level khusyuk Nabi dengan ummatnya pasti berbeda. Sebagai orang yang biasa-biasa saja, banyak dosa, ibadah yang tidak sempurna, saya pengen terus bisa going to the next level of khusyuk.

Jangan pernah percaya pada orang yang menceritakan khusyuknya karena khusyuk itu sangat personal, unspeakable, incommunicable, termasuk coretan saya ini. Jangan percaya. Just try and do it. (Ahmad Muhibbuddin, Alumni Madrasah Aliyah Program Khusus Jember dan UIN Syahid Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.