Komunikasi adalah Pelajaran Pertama dari Tuhan

quran, komunikasi, interaksi sosial, iqra
Sumber :
  • vstory

VIVA – Iqra yang berarti ‘Bacalah’ adalah kata sekaligus ayat pertama yang disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad selaku nabi terakhir. Dari kata Iqra ini juga maka kumpulan firman Allah tersebut diberikan nama Alquran, yang berarti bacaan.

Perubahan Ponsel Genggam Menjadi Penunjang Kehidupan di Kota Cimahi

Membaca adalah satu dari empat kegiatan utama komunikasi di luar berbicara, menulis dan mendengarkan. Komunikasi secara etimologi berasal dari kata Latin communicare atau communicatus yang bersumber dari kata communis dan berarti berbagi atau menjadi milik bersama.

Jadi secara etimologi, komunikasi merupakan sebuah usaha untuk berbagi atau tujuan bersama. Secara istilah komunikasi sering diartikan sebagai upaya atau proses penyampaian pesan dari satu pihak (komunikator) kepada pihak lain (komunikan).

4 Tuntutan Massa Driver Ojol yang akan Ditangani Ganjar Pranowo

Proses penyampaian pesan ini dapat dilakukan dengan banyak cara, mulai dengan berkata-kata (speaking) dan tulisan (writing) yang kita kenal sebagai bentuk komunikasi verbal, ataupun dalam bentuk isyarat atau gerak tubuh (ekpresi muka, postur dan gesture), dan dikenal sebagai bentuk komunikasi non verbal.

Dalam menerima pesan, seseorang dapat melibatkan pendengaran (listening) dan penglihatan (seeing, termasuk reading dan watching). Untuk itulah, kegiatan komunikasi bukan hanya sekadar kegiatan berbicara tetapi juga menulis, membaca dan mendengarkan.

Kemnaker Pertemukan SP dan Manajemen Pertamina, Batal Mogok Kerja?

Proses turunnya Alquran kepada nabi adalah proses komunikasi. Demikian juga proses penulisan dan pembukuan firman Allah yang dibacakan Muhammad serta ditulis oleh para sahabat yang kemudian dibukukan adalah proses komunikasi. Proses komunikasi ini berlanjut dalam seruan atau dakwah Rasulullah kepada para sahabat dan kaum Quraisy kala itu.

Komunikasi dengan beberapa komponen di dalamnya, seperti komunikator dan komunikan (manusia), media (alat), pesan, respons (umpan balik), dan hambatan atau gangguan telah berkembang dalam mendalami setiap komponen penyusunnya. Maka kita mengenal psikologi massa, psikologi intrapersonal, dan psikologi komunikasi yang membahas hubungan komunikasi dengan manusia.

Demikian juga komponen pesan yang dapat berupa tulisan, kata-kata, angka dan simbol lainnya telah melahirkan keilmuan lain seperti grammar, linguistik, semantik, pictogram, matematik, dan lainnya. Umpan balik atau respons juga telah menjadi bahasan dalam ilmu sosiologi dan psikologi.

Adapun mengenai alat atau media, kita mengenalnya mulai dari peran udara dalam merambatkan suara, gelombang elektromagnetik, sampai dengan peralatan komunikasi dan teknologi informasi.

Beberapa penelitian telah mempublikasikan nilai fundamental dari komunikasi. Disebutkan bahwa 75 sampai 90 persen kegiatan manusia adalah (proses) komunikasi. Ketika komunikasi dipahami sebagai komponen vital dalam interaksi sosial, dan penelitian mengenai konten atau pesan Alquran lebih banyak membicarakan masalah sosial dibanding ritual, maka kedudukan ilmu komunikasi sangatlah penting.

Hal ini sangat mudah kita pahami ketika fungsi Alquran itu sendiri sebagai petunjuk bagi manusia, Pemutus atau hakim berbagai masalah manusia, termasuk tujuan Allah mengutus para nabi untuk kesejahteraan dan rahmat bagi seluruh alam.

Alquran sebagai petunjuk (hudan), benar (haq), sempurna (tammat kalimatu), terperinci (mufasholan), dan tidak ada satupun yang terlupakan (maa farathna fil kitabi min syaiin) telah membahas prinsip komunikasi dengan sangat jelas. Mulai dari prinsip-prinsip, metode dan indikator dari komunikasi yang efektif dan asertif.

Kunci Interaksi Sosial adalah Komunikasi

Tema Alquran adalah mayoritas berbicara mengenai kehidupan sosial. Fakta yang mendukung ke arah ini adalah bahwa Alquran diturunkan kepada manusia sebagai petunjuk (QS 2:2, 2:185), pemutus segala permasalahan (6:114, 16:64), dan juga sebagai rahmat bagi manusia (16:89).

Tugas sebenarnya manusia adalah di dunia dengan segala urusannya dalam memakmurkan dunia (pengabdian, bukan sekadar ritual) dari berbagai aspek kehidupan. Jadi selayaknya kitab suci, pedoman hidup memberikan arah untuk permasalahan tersebut.

Ini juga dipertegas dengan judul-judul surat dalam Alquran yang dominan dengan masalah sosial-kemanusiaan. Seperti: An-Nisa, Al-Maidah, Al-Anfal, Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, Al-Khf, Maryam, Al-Mukminun, Al-Furqan, Ash-Syuara, dan seterusnya di luar judul yang bertemakan fenomena alam, sifat Ilahi dan hari akhir. Fakta lain adalah bahwa nabi ditugaskan dengan menyampaikan kitab suci adalah untuk membangun sistem sosial berdasarkan pedoman Ilahi (Divine Law).

Hal pertama yang menjadi bahasan sosial adalah mengenai interaksi sosial itu sendiri. Interaksi sosial adalah terkait hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Bukankah ini adalah masalah komunikasi? Sebagaimana dalam artikel sebelumnya menyebutkan secara etimologi akar kata komunikasi yaitu communis memberikan arti adanya tujuan bersama. Hubungan antar individu terkait dengan komunikasi inter-personal, hubungan terkait kelompok adalah komunikasi massa yang secara luas disebut komunikasi sosial.

Goldstein mendefinisikan komunikasi sosial sebagai keterampilan yang harus diambil pada individu yang menjalani interaksi dengan individu dalam interaksi dengan individu atau kelompok individu lainnya. Keterampilan inilah yang disebut sebagai atau didalami oleh kajian komunikasi.

Keterampilan ini juga dibahas dalam sosiologi sebagai proses sosial. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. Keterampilan seorang individu atau kelompok dan proses sosial (cara berhubungan) sekali lagi adalah persoalan komunikasi.

Sementara itu pengertian komunikasi sendiri yang dikemukakan oleh R.V Harnack dan T. Fest bahwa komunikasi merupakan proses interaksi di antara orang untuk mencapai tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal. Dengan demikian dari pandangan ilmu komunikasi sendiri menegaskan bahwa komunikasi tidak dapat dilepaskan dari interaksi sosial.

Kembali kepada artikel pertama yang saya tulis bahwa pelajaran pertama Alquran adalah persoalan komunikasi. Maka konteks Alquran yang menyoroti banyak permasalahan sosial (di mana masalah sosial dimulai dengan interaksi sosial) maka sangatlah relevan ketika kita berpandangan bahwa masalah komunikasi adalah kunci dalam pemahaman Alquran itu sendiri.

Homans memberi pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam berhubungan merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep interaksi ini pula bila dikaitkan dengan pedoman Ilahi, Alquran, maka kita dapat membagi pola hubungan manusia sebagai subjek dalam pedoman Ilahi, sebagai hubungan manusia dengan Allah, Sang Pencipta, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.

Pedoman Ilahi, Alquran memberikan kepada kita tentang proses sosial, bagaimana cara dan keterampilan sesuai bimbingan Ilahi, manusia berhubungan dengan Allah SWT, manusia dan alam sekitar. Keterampilan kita dalam berkomunikasi akan berdampak atau menstimulasi tindakan pasangan komunikasi kita, yaitu Sang Pencipta, manusia (lain) dan alam.

Satu contoh, konsep rida Allah dapat dilakukan pendekatan komunikasi. Yaitu bagaimana cara kita berinteraksi dengan-Nya, dengan manusia, juga dengan alam yang diharapkan bertemu dengan responss (hasil proses stimulasi), berupa rida Allah.

Dari contoh di atas, cara kita berinteraksi yang berespons dengan rida Allah, inipun dapat diperoleh dengan kegiatan komunikasi, yaitu membaca dan memahami petunjuk-Nya dalam Alquran.

Dengan demikian, kita dapat memahami mengapa Allah mengajarkan kata ‘Iqra’ untuk pertama kalinya sebagai ilmu komunikasi. Yang pada akhirnya kita mendapatkan tugas pengabdian (ibadah) baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia dan alam juga dengan implementasi ilmu komunikasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.