Apakah dengan Tidak Salat Bisa Menjadi Kafir?

Penulis : Raden Pahikall Fikri Mahasiswa Uin Walisongo Semarang Jurusan Ilmu Al Qur'an dan Tafsir ( Hasil diskusi mata kuliah Hadist-Hadist Aqidah)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Allah berfirman dalam Alquran tentang salat, “Dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain." (Al-Ankabut 29:45).

Nyesek, Anak Mulai Rasakan Kehampaan Usai Stevie Agnecya Meninggal: Dulu Salatnya 4 Orang

Kewajiban salat tidak gugur dari seorang hamba dari kondisi apapun. Salat adalah tonggak bangunan Islam.Jika tonggak sebuah bangunan runtuh, maka runtuhlah bangunan. Dan salat merupakan ibadah yang akan dihisab pertama kali. Allah mewajibkannya di langit pada malam Isra Miraj dan itu adalah ibadah yang paling banyak disebut dalam Alquran dan hadis.

Perbedaan Pendapat Ulama dalam Masalah Meninggalkan Salat.

3 Amalan Ini Punya Pahala Setara dengan Haji dan Umrah

Menurut mazhab Maliki dan Syafi’ serta jumhur ulama salaf dan khalaf bahwa dia tidak kafir tapi fasik dan diminta untuk bertobat. Jika dia bertobat, maka itu lebih baik baginya. Jika tidak, ia dibunuh (dipenggal) sebagai hudud baginya. Sementara sebagian ulama salaf berpendapat bahwa seseorang yang meninggalkan salat adalah kafir.

Menurut Abu Hanifah, sekelompok penduduk kufah dal almuzani (sahabat assyafi’) bahwa dia tidak kafir dan tidak dibunuh tapi dipenjara dan diasingkan hingga dia mau melaksanakan salat.

Terpopuler: 5 Orang Terkaya di Indonesia Putuskan Mualaf, Hukum Puasa Tapi Tidak Salat

Bentuk-bentuk Meninggalkan Salat yang Membatalkan Iman

Masalah meninggalkan salat memiliki bentuk beragam. Ada yang termasuk kekufuran, ada yang bukan. Jika meninggalkan salat karena lupa, maka ijma menetapkan bahwa pelakunya tidak kafir. Sedangkan yang meninggalkannya yang dikategorikan kufur, di antaranya sebagai berikut.

Barang siapa yang meninggalkan salat karena mengingkari kewajibannya, maka dia kafir berdasarkan ijma kaum Muslimin. Barang siapa yang meninggalkan salat karena sombong dan hasad, maka dia kafir berdasarkan kesepakatan ulama. Dan, barang siapa meninggalkan salat karena meremehkan dan merendahkannya, maka dia kafir.

Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya, “Antara seorang hamba dengan kekufuran adalah meninggalkan salat.” Barang siapa yang meninggalkan salat dan bersikeras meninggalkannya sehingga dia dibunuh maka dia kafir berdasarkan kesepakatan ulama. Barang siapa meninggalkan salat karena berpaling darinya, tidak mengakui dan tidak pula mengingkari kewajibannya, maka dia kafir.

Pembeda antara Muslim dengan Kafir

Telah menceritakan kepada kami, Yahya bin Yahya at-Tamimi dan Utsman bin Abu Syaibah keduanya dari Jarir. Yahya berkata, telah mengabarkan kepada kami Jarir dari al-A'masy dari Abu Sufyan dia berkata, saya mendengar Jabir berkata, Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan salat,” (HR. Muslim: 116).

Berdasarkan hadis ini, Nabi Muhammad meletakkan batasan antara Islam dan kufur yaitu dengan meninggalkan salat. Barangsiapa yang menunaikannya, maka dia Muslim. Dan barang siapa yang meninggalkannya, maka dia kafir. Rasulullah meletakkan salat sebagai batasan yang membedakan antara kaum Muslimin dengan orang-orang kafir. 

Sebagaimana sabda rasulullah, “Antara seorang hamba dengan kekufuran dan iman adalah salat, jika dia meninggalkannya maka dia telah syirik.” Dalam penjelasan di atas ditegaskan bahwa hadis tersebut adalah untuk menekankan pada diri sendiri yaitu agar giat serta bersungguh-sungguh untuk melaksanakan ibadah salat dan menjadikannya sebagai kebutuhan sehari-hari bukan hanya kewajiban semata.

Maka dari itu ditegaskan bahwa pengimplementasian hadis bukan untuk mengkafirkan atau menyerang orang lain yang tidak mengerjakan salat. Tapi alangkah baiknya untuk mengimplementasikannya terhadap diri sendiri karena diri sendirilah yang terkadang lalai melaksanakannya.

Oleh karena itu seperti kalam ulama, “Bersikaplah keras kepada diri sendiri dan lemah lembutlah kepada orang lain”. Semoga kita semua tidak dijadikan orang yang lalai serta meremehkan ibadah salat tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.