Gagal Jadi Santri, Akhirnya Bangun Pesantren Sendiri

Muchlis Patahna (baju batik) - foto Nur Terbit
Sumber :
  • vstory

VIVA - Apa awalnya hingga terinspirasi bangun pesantren? Inilah jawaban mengagetkan dari Haji Muchlis Patahna, SH, MKn, founder Pondok Pesantren Modern Darul Mukhlisin, Bandung Barat, Jawa Barat.

Kisah Mualaf Jeffrey Lang, Profesor Amerika yang Pilih Islam Usai Jadi Atheis

"Kalau bikin pesantren memang obsesi saya sejak kecil. Saya mau masuk pesantren tapi tidak bisa. Lalu saya berniat dalam hati, saya akan bangun pesantren pada saatnya," kata Muchlis Patahna, sehari-sehari bekerja sebagai notaris di Jakarta.

Kini impiannya sudah terwujud. Ia pun memilih Gontor sebagai kiblat acuannya. Menurutnya Pesantren Darussalam di Ponorogo, Jawa Timur itulah yang paling disukai karena punya karakter, punya bahasa, bergaul sangat elegant. Sangat moderenlah.

Salmafina Sunan Ikut Rayakan Idul Fitri, Langsung Didoakan Kembali Peluk Islam

"Terbukti, anak akan mandiri kalau tamat dari situ. Jadi apa yang ada di Gontor, benar-benar saya copy paste," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS) masa Bakti 2019 - 2024 ini.

Muchlis sudah membuktikan kalau Pesantren Gontor sangat modern. Kebetulan empat anaknya, semua masuk Pesantren Gontor. Awalnya mereka ogah juga masuk Gontor, anak merasa dirinya dibuang.

Inul Daratista Nyekar ke Makam Mertua yang Non Muslim, Netizen Pertanyakan Agama Adam Suseno

"Tapi sebagai bapak, saya yakinkan. Kalau masuk pesantren, nanti mau kuliah di mana pun, silahkan milih. Istri saya Diana M Patahna juga support penuh putra-putrinya masuk Gontor," katanya.

Hasilnya kemudian terbukti. Anak pertama memilih kuliah di Rusia. Jadi dia mandiri. Anak kedua kuliah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar. Sekarang melanjutkan ke Universitas Indonesia mengambil S2 program notariat.

"Katanya mau mengikuti jejak ayahnya yang notaris hehe..…Anak ketiga kuliah di International Islamic University Islamabad, sudah semester V. Anak ketiga ini yang mungkin bisa melanjutkan mengelola pondok pesantren. Anak keempat, lagi kuliah di Perth".

Mendirikan Pesantren di Bandung

Melihat anaknya semua mandiri setelah lulus dari Pesantren Gontor, ditambah dengan pengalaman hidupnya yang gagal jadi santri, Muchlis kemudian memutuskan sejak mendirikan pondok pesantren dari tanah yang dia beli dari seorang temannya.

Sejak tahun 2015 sudah menerima santri. Dua tahun lagi (2022) sudah ada alumninya. Awalnya hanya bikin TPA (Taman Pendidikan Alquran). Menempatkan dua ustad (guru). Sampai saat ini sudah ada 16 orang alumni Gontor mengajar di Pesantren Darul Mukhlisin ini. Mereka rata-rata sarjana S1.

Setahun setelah berdiri (2016) pessntren memang sudah mulai ramai, kemudian dibangun lagi dua asrama putra dan putri. Akhirnya diformalkan menjadi pondok pesantren. Membludak muridnya. Yang diterima murid Tsanawiyah dan Aliyah, setingkat SMP-SMA, layaknya KMI di Pesantren Gontor yang ijazahnya sudah diakui di univeristas.

Pondok Pesantren Modern Darul Mukhlisin yang dibangun di Bandung Barat, Jawa Barat ini berdiri di atas lahan seluas 10 hektar. Sarana asrama 4 blok, guest house 1 blok, kantin, koprasi, klinik, rumah makan, ruang kelas belajar 3 tingkat. Sekarang lagi dibangun rumah guru/ustrad dan balai penerimaan tamu.

Ponpes Darul Mukhlisin

Kenapa pesantren ini diberi nama Darul Mukhlisin? "Itu pemberian nama dari KH Syarifuddin Arif. Darul Mukhlisin itu artinya tempatnya orang-orang yang ikhlas. Kalau mirip dengan nama saya Muchlis Patahna, itu kebetulan saja," katanya sambil tertawa.

Adapun target mendirikan lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren ini, kata Muchlis Patahna, sudah menjadi
cita-citanya untuk mencari ridho Allah, investasi di bidang pendidikan, sumber daya manusia, berdakwah. Itu saja. Bagaimana menciptakan kader.

"Karena saya melihat di Gontor itu, bukan sekedar tahu agama. Tapi dia berbuat. Alumni Gontor menjadi leader di lingkungannya. Apa pun dia. Membuat pesantren lagi," kata Muchlis, yang juga Ketua Makassar Golf Club Jakarta (MGCJ) ini mengakhiri perbincangan dengan saya (Nur Terbit)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.