Maudu, Peringatan Maulid Khas Bugis-Makassar

Telur hias di acara maulid (foto Nur Terbit)
Sumber :
  • vstory

VIVA -- Rabu 28 Oktober tahun 2020 ini bertepatan dengan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul awal. Satu upacara tradisi yang rutin digelar umat Islam di Indonesia. Pada acara ini paling terasa semarak yang dilaksanakan di pelosok daerah di Provinsi Sulawesi Selatan.

Hadiri Maulid Nabi, Gibran Minta Santri Kawal Program Dana Abadi Pesantren

Beberapa daerah, sampai saat ini masih menjaga tradisi maulid ini. Secara turun temurun dilaksanakan dalam setiap 12 Rabiul awal.

1. Maudu Lompoa di Cikoang KabupatenTakalar oleh masyarakat Cikoang di daerah pesisir. "Maudu Lompoa" berarti Maulid Besar. Puncak acara dilakukan besar-besaran dihadiri ribuan orang.

Terjadi Lagi, Emak-emak di Banten Sawer Qori Bak Biduan Saat Lantunkan Ayat Suci

2. Maudu Adaka ri (kabupaten) Gowa, dipengaruhi Islam di kerajaan Gowa. Perayaan maulid nabi ini, biasanya digelar di halaman Balla Lompoa, dan Raja bersama rakyatnya ikut merayakannya. Ada telur hias serta Songkolo (nasi ketan). Mirip tradisi Grebeg Maulid di Keraton Sultan Jogyakarta.

3. Maulid Nabi di Patte'ne Kabupaten Maros, tepatnya di Dusun Pattene, Kelurahan Temmappadua, Kecamatan Marusu. Setiap tahunnya belrangsung semarak dan khidmat dilaksanakan pengikut Tarekat Khalwatiyah Sammang diikuti jaamah berbagai daerah.

Airlangga-Khofifah Hadiri Golkar Berselawat Bareng Warga Tuban

4. Maulid di Kampung Manippasa, Kabupaten Maros tepatnya di Desa Damai, Kecamatan Tanralili. Berbeda dengan maulid pada umumnya yang digelar di masjid, di sini dilaksanakan seorang tokoh masyarakat secara turun temurun. Maulid ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga banyak yang datang untuk menonton.

5.  Maudu Baku atau Maudu Bayao setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di kampung saya, Sudiang, Biringkanaya, Kota Makassar. “Maudu” dalam bahasa Makassar artibya “Maulid”. Sedang “Baku” adalah “Bakul” yang terbuat dari daun lontar.

Belakangan, fungsi baku sudah digantikan oleh ember plastik (embere, penyebutan dari lidah orang Makassar). Jadi sudah tidak tepat lagi bila disebut “maudu baku”, tapi “maudu embere”. Isi baku atau ember tadi, umumnya terdiri dari berbagai macam makanan dan lauk-pauk.

Antara lain "kaddo’ minynya" atau ketan kuning, ikan bandeng parape, ayam goreng, sambal goreng, nasi setengah mateng (pamatara), mie goreng, juku kambu (ikan sudah dibumbui). Juga juku tunu (ikan bakar dicabe’in), acar kuning, tumpi-tumpi (ikan dibumbui berbentuk segi tiga), telur warna-warni di dalam maupun di luar ember tadi.

Bahkan, ada juga yang memasukkan amplop berisi uang. Maka saat baku atau ember ini dibuka isinya, jadi rebutan bagi anggota keluarga. Terutama saat menemukan uang tadi. Ada juga baku yang di luarnya masih dihiasi oleh telur warna-warni, tengah telur ini ditusuk kayu seperti bentuk sate, lengkap dengan hiasan kembang dan mode baju boneka dari bahan kertas minyak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.