Meraih Kemuliaan dengan Hikmah Surat Al Kahfi

Surat Al Kahfi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Surat Al Kahfi artinya Gua. Ini merupakan surat ke-18 dalam Alquran yang terdiri dari 110 ayat.  Diturunkan di Mekah sehingga surat Al Kahfi memiliki ayat yang pendek-pendek.

Diriwayatkan oleh Imam Sa'id ibnu Mansur di dalam kitab sunnahnya, dari Hasyim ibnu Basyir, dari Abu Hasyim, dari Abu Mijlaz, dari Qais ibnu Abbad, dari Abu Sa'id Al-Khudri R.A. yang mengatakan, "Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka diberikan cahaya baginya yang menerangi antara dia hingga Baitul' Atiq (Ka'bah)."

Di dalam surat Al Kahfi sendiri ada beberapa kisah di antaranya kisah Ashabul Kahfi, kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir serta kisah Zulkarnain. Ketiga kisah ini jika  kita ambil hikmahnya dengan baik, maka akan memberikan petunjuk bagi kita untuk mendapatkan kemuliaan hidup.

Ashabulkahfi adalah kisah 7 pemuda dan seekor anjingnya. Mereka  tertidur lelap di dalam gua selama 309 tahun. Sebenarnya dalam surat Al Kahfi disebutkan bahwa tidak ada satu orangpun diantara manusia yang bisa menebak jumlah mereka dengan benar.

Di dalam gua ini Ashabul Kahfi memohon Rahmat Allah. Selama tidur,  masalah mereka diselesaikan oleh Allah. Di sini kita bisa belajar bahwa semua masalah yang kita alami sudah seizin Allah dan hanya Allah yang bisa menyelesaikannya.

Untuk itu kita harus berserah diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari kesibukan Manus, seperti Ashabul Kahfi yang memilih tinggal di gua.

Kisah kedua adalah kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir. Dalam kisah ini Musa diuji kesabarannya atas apapun yang dilakukan oleh Nabi Khidir. Bagi sebagian manusia apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir terlihat buruk, namun kalau kita bisa mengambil hikmahnya akan sangat berguna bagi kehidupan manusia sendiri.

Kisah ketiga adalah kisah Zulkarnain. Manusia yang diberikan kemuliaan oleh Allah dan membantu kaum mendirikan dinding Ya'jud Ma'jud. Dengan kemuliaannya ini Zulkarnain bisa menabung pahala dengan menyelamatkan suatu kaum.

Alvin Lim Kecam Pendeta Gilbert Lumoindong yang Singgung Zakat dan Salat

Dari ketiga kisah itu maka kita bisa belajar bahwa untuk mencapai sebuah kemuliaan, maka kita harus bisa menyisihkan sebagian waktu kita untuk berdiam diri berkomunikasi dengan Allah. Menyediakan waktu hanya untuk kita dengan Allah seperti Ashabul Kahfi. Di sini kita bisa mengakui dosa dan mohon ampunan Allah.

Setelah itu kita  harus bisa belajar dari hikmah kehidupan yang kita alami ataupun dialami oleh orang-orang disekitar kita. Dengan begitu kita tidak akan merasa "lebih"  dari orang lain. Karena rasa "lebih" hanyalah milik Iblis yang merasa lebih baik daripada Adam dulu waktu di Surga.

Top Trending: Sosok Noni Belanda Jadi Anggota TNI sampai Polisi Beri Mahar Emas Palsu

Ketika kita mendapatkan kemuliaan dari Allah, maka kemuliaan itu harus kita gunakan untuk kebaikan. Jangan sampai kemuliaan itu justru untuk menyombongkan diri bahkan mengingkari nikmat yang diberikan oleh Allah.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kemenag, Adib

Penghulu dan Penyuluh Dilibatkan Sebagai Aktor Resolusi Konflik Berdimensi Agama

Penangangan konflik sosial yang berdimensi agama yang kerap kali terjadi di tengah-tengah masyarakat, harus terus dilakukan. Kementerian Agama bahkan melibatkan penghulu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.