Toleransi Idul Adha di Kota Semarang.

Umat non muslim membantu umat muslim saat penyembelihan hewan kurban di Masjid.
Sumber :
  • vstory

Mahasiswa KKN MIT DR KE-12 UIN walisongo Semarang -Toleransi antara umat beragama di Kota Semarang terutama di Kota Semarang bagian Timur patut menjadi contoh. Kota Semarang bukan saja terkenal dengan Kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia, tetapi juga kerukunan antar umat beragama.
Di Hari Raya Idul Adha 1442 H, Selasa (20/07/2021), Masjid Al-Jannah tahun ini alhamdulillah mendapatkan amanat hewan kurban sebanyak 3 ekor kambing. Jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, Pada tahun inilah Masjid Al-Jannah mendapatkan amanat hewan kurban paling sedikit, Jika tahun-tahun sebelumnya bisa mendapatkan amanat hewan kurban sebanyak 7-9 ekor kambing.
Di Masa pandemi Covid – 19 seperti saat sekarang ini semua kegiatan sosial harus dapat membatasi mobilitas dan memperketat kerumunan. Sama Halnya pada proses penyembelihan hewan kurban di Masjid Al-Jannah juga memperketat kerumunan. Panitia yang bertugas hanya orang-orang tertentu saja dan alhamdulillah lokasi Masjid Al-Jannah sejauh ini tergolong pada Zona Hijau, Insyaallah tetap aman dan sehat semua.
Jama’ah Masjid Al-Jannah bukan saja membagikan hewan kurban kepada fakir miskin beragama Islam, tetapi juga bagi umat non muslim, semua mendapatkan paket daging kurban dari panitia di Masjid setempat. Penduduk yang tercatat tinggal di sekitar Masjid Al-Jannah tepatnya di Kp. Sumur Umbul Jl. Raden Patah Kelurahan Mlatibaru adalah kurang lebih sebanyak 60 anggota Kartu Keluarga (KK).
Uniknya, Umat Non Islam yang ada di wilayah kampung Sumur Umbul pun turut membantu umat Muslim di Masjid Al-Jannah dalam proses memotong dan membagikan hewan kurban. Kerja sama dan toleransi antarumat beragama ini sudah di bangun sejak jaman dahulu.
“Semua warga entah yang beragama Islam maupun Non Islam semua akan mendapatkan jatah daging hewan kurban. Semua di bagi rata. Jika warga yang beragama Islam mendapatkan 1 ons maka warga Non Muslim juga mendapatkan porsi yang sama, kita tidak mengurangi maupun menambahi. Ini pure sebagai bentuk toleransi antar umat beragama.” Ujar Ketua Takmir Masjid Al-Jannah, H.Mashar Albilal.
Sementara Setyo Safari selaku ketua RT 05 RW 05 Kelurahan Mlatibaru Kecamatan Semarang Timur, menambahi jika toleransi seperti ini sudah dilakukan sejak dahulu.
“Toleransi beragama seperti ini sudah berjalan sejak dahulu, jadi sampai sekarang kita usahakan tetap berjalan. Karena hal baik itu perlu dilestarikan.” Ungkapnya.

Kisah Mualaf Jeffrey Lang, Profesor Amerika yang Pilih Islam Usai Jadi Atheis
Marcell Siahaan

Jadi Mualaf, Marcell Siahaan Tak Ingin Paksa Anak Ikuti Keyakinannya

Marcell Siahaan baru-baru ini berbagi kisahnya tentang perjalanan spiritualnya dan keputusannya untuk memeluk agama Islam menjadi mualaf dan tak ingin paksa anaknya.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.