Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Mental di Masa Pandemi COVID-19

Photo : Andrea Piacquadio on Pexels
Sumber :
  • vstory

VIVA – Kesehatan mental adalah kondisi di mana seseorang secara normal menjalankan hidup, seperti halnya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi sepanjang hidupnya. Kesehatan mental merupakan hal penting dalam mewujudkan kesehatan yang menyeluruh.

Gejala Asam Urat yang Wajib Diwaspadai oleh Banyak Orang, Bisa Sebabkan Masalah Serius

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) telah melalukan survey kesehatan mental melalui swaperiksa secara online kepada 1.552 orang yang mempunyai tiga masalah psikologis yaitu depresi, cemas, dan trauma.

Hasil survei menunjukkan, sebanyak 63 persen orang mengalami cemas dan 66 persen orang mengalami depresi akibat pandemi Covid-19. Gejala cemas timbul karena khawatir berlebihan terhadap sesuatu yang akan terjadi dan sulit untuk tenang. Sementara gangguan depresi timbul karena kurangnya percaya diri, lelah, gangguan tidur, tidak bertenaga, dan kehilangan minat.

5 Cara Detoks Pikiran untuk Mencegah Stres Makin Parah, Salah Satunya Meditasi

Pandemi Covid-19 mendatangkan masalah kesehatan mental yang semakin memburuk dengan banyaknya perubahan pada lingkungan masyarakat. Misalnya, pembatasan sosial dan isolasi mandiri menimbulkan rasa keterasingan yang mengganggu aktivitas normal.

Pemberitaan kasus Covid-19 yang terus meningkat, membuat masyarakat menjadi tertekan, khawatir, dan emosi tidak terkontrol yang mengakibatkan stress atau depresi.

Belimbing Wuluh Ternyata Punya Banyak Manfaat untuk Tubuh, Ini Daftarnya

Krisis ekonomi akibat Covid-19 meningkatkan angka pengangguran dan tekanan ekonomi. Perusahaan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk mengurangi jumlah tenaga kerja yang harus diupahi.

Hal ini meningkatkan risiko bunuh diri karena banyaknya pengangguran yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau dirinya sendiri.

Sistem pembelajaran daring menyulitkan interaksi antara pengajar dan pelajar karena koneksi internet yang tidak stabil. Pelajar merasa kurang paham dengan materi yang disampaikan karena hanya terfokus untuk mengerjakan tugas yang menumpuk.

Sedangkan, pengajar merasa lebih mudah menyampaikan materi lewat proses pembelajaran secara tatap muka. Situasi ini, memungkinkan pengajar maupun pelajar mengalami stres karena tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran secara daring.

Kurangnya sosialiasi informasi kepada masyarakat mengenai stigma orang yang terinfeksi Covid-19 dan tenaga kesehatan menyebabkan terjadinya diskriminasi. Tenaga kesehatan yang turut membantu penanganan pasien Covid-19 akan dikucilkan karena dianggap membawa penyakit.

Diskriminasisi terhadap orang yang terinfeksi Covid-19, membuat kondisinya semakin memburuk karena tidak mendapat dukungan sosial untuk berjuang melawan penyakit tersebut.

Setiap orang perlu memastikan dirinya memiliki kesehatan mental yang baik di masa pandemi Covid-19. Kesehatan mental memiliki hubungan erat dengan kesehatan fisik. Mental yang sehat mempermudah seseorang bekerja secara optimal dalam kehidupannya, jika kesehatan mentalnya terganggu dapat mengakibatkan imunitas fisik dari orang tersebut menurun sehingga mudah terserang penyakit. Bukan tidak mungkin imunitas yang menurun memiliki risiko tinggi terinfeksi virus Covid-19.

Membatasi diri untuk melihat berita di media sosial mengenai Covid-19, dapat mengurangi kecemasan dan kekhawatiran akan pandemi. Lebih memfokuskan kesehatan fisik dan kesehatan mental untuk menjaga imunitas tubuh.

Harus saling mendukung sesama makhluk hidup untuk bertahan melewati pandemi Covid-19, serta mengurangi stigma negatif kepada tenaga medis dan orang yang terinfeksi, tetapi harus tetap berhati-hati.

Hal lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan mental yaitu perlu dilakukan pola hidup sehat dengan berolahraga, banyak meminum air putih, mengonsumsi buah dan sayur secara rutin.

Meningkatkan kesadaran kepada diri sendiri untuk menghindari kerumunan dan pergi keluar rumah jika ada keperluan mendesak saja. Selalu menggunakan masker, menyuci tangan secara teratur, dan menjaga jarak aman jika sedang berada di luar rumah. Tidak malas untuk membersihkan tubuh sehabis berpergian untuk mencegah penularan infeksi dari virus Covid-19.

Pemerintah Indonesia juga melakukan beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan akibat pandemi Covid-19. Pemerintah bersama relawan Himpunan Psikologi Indonesi (HIMPSI), menjalankan layanan bantuan konsultasi psikologi untuk menangani masalah kesehatan mental akibat pandemi  Covid-19. Layanan tersebut memiliki beberapa penanganan yaitu edukasi publik, konsultasi awal kejiwaan, dan pendampingan.

Pemerintah melalui Mentri Kesehatan telah mengeluarkan Buku Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Pandemi Covid-19 dalam upaya pencegahan, penanganan, serta pelaksanaan di bidang kesehatan mental dan psikososial pada masa pandemi. Menteri Kesehatan melibatkan masyarakat melalui Desa Siaga Covid-19 agar setiap masyarakat memiliki kemampuan mengatasi masalah kesehatan baik fisik maupun mental.

Kesimpulan yang dapat diambil, kita harus mampu menjaga kesehatan mental di masa pandemi Covid-19. Mengatasi masalah kesehatan mental di masa pandemi bukanlah hal yang mudah, tetapi sudah semestinya kita mencoba. Kesehatan mental yang baik akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh agar mampu melawan virus dan bakteri penyebab penyakit, termasuk virus Covid-19.

Stres, cemas, dan depresi akibat pandemi, menjadi bukti nyata bahwa masalah kesehatan mental merupakan pembahasan yang perlu menjadi prioritas di Indonesia.

Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengedukasi tentang kesehatan mental dan menggunakan layanan psikologis yang telah disediakan pemerintah, agar berhasil mengimplementasikan penanganan permasalahan kesehatan mental di masa pandemi  Covid-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.