- vstory
VIVA.co.id – Menurut Wikipedia Indonesia, kriya atau hastakarya kerajinan tangan adalah kegiatan seni yang menitik beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.
Kriya bisa ‘meminjam’ banyak pengetahuan dalam seni rupa murni seperti cara mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk. Namun tetap dengan tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang perupa. Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam ataupun kayu.
Seni kriya dan seni dalam koridor kerajinan merupakan dua wilayah yang memiliki perbedaan tipis. Hal yang membedakan antara kerajinan dengan seni kriya adalah pada komponen pendukung produksi tersebut. Seni kriya relatif tidak diproduksi secara massal. Oleh karena itu, jika dipandang sebagai seni idealis, bisa saja, karena tidak ada duanya.
Tentu, dalam kesepakatan secara moral menunjukkan bahwa sebuah karya seni dikatakan limited edition umumnya tidak boleh lebih dari 10 karya. Jika perhitungan selanjutnya justru terlahir membuat puluhan bahkan ratusan karya pengulangan, maka produk tersebut telah menjadi produk massal atau kerajinan. Akibatnya produk massal sangat murah.
Perhitungannya bisa berdasarkan biaya-biaya yang bisa dilihat saja. Dengan demikian, akhirnya menjadi kerajinan yang diperuntukkan sebagai komoditi bisnis yang berdasarkan perhitungan elementer seputar modal dan keuntungan saja tanpa dibebani aspek ide seniman atau kreatornya.
Tantangan mendasar bagi Nursih Basuki Art Studio di era digitalisasi adalah keterkaitan kaca mata orang awam terhadap suatu karya seni. Benar adanya jika yang masih memandang soal harga, tanpa melihat aspek lain seniman. Selanjutnya adalah berkaitan dengan ketertarikan pada seni kriya. Karya seni kriya tak sepopuler seni rupa, seni lukis, seni musik, dan lain-lain, tapi itu menjadi tantangan Nursih Basuki Art Studio juga bagaimana terus mengenalkan seni kriya logam kepada masyarakat luas, khususnya anak-anak muda.