Menolak Imbalan Malah Dapat Istri Cantik

Ilustrasi
Sumber :
  • vstory

VIVA  -Suatu hari Al Qadhi Abu Bakar Muhammad yang tinggal di pinggiran Kota Mekah merasakan kelaparan yang amat sangat. Karena kemiskinannya, ia sudah beberapa hari tidak makan, namun tanpa diduga, ia menemukan bungkusan berbalut kain sutra dan diikat kaos kaki dari kain sutra pula.

Pemanfaatan Maggot Sebagai Pakan Ternak

Tanpa pikir panjang, bungkusan itu ia bawa pulang. Setelah dilihat, ternyata bungkusan itu berisi seuntai kalung mutiara.

Setelah itu, Al Qadhi Abu Bakar keluar rumah. Ia mendengar seorang kakek sedang mencari sebuah bungkusan yang hilang. Al Qadhi lantas berkata pada kakek itu, “Marilah kita ke rumah”.

Hidroponik, Solusi Lahan Sempit di Perkotaan

Setibanya di rumah, sang kakek menyebutkan ciri-ciri bungkusan yang hilang. Kakek itu menyebut dengan detail barangnya yang hilang.

MENOLAK 500 DINAR

Bahaya Masker Medis: Ancaman Baru Climate Crisis

Karena ciri-ciri barang itu sama persis, Al Qadhi pun mengembalikannya. Kakek itu sungguh berterima kasih dan memberikan 500 dinar sebagai imbalan.

Namun, Al Qadhi menolak, ia berkata, “Sudah menjadi kewajibanku untuk mengembalikan temuan ini kepada pemilik dengan tenpa mengambil upah”.

Sang kakek terus memaksa, tetapi Al Qadhi  memang benar-benar tak mau menerimanya. Maka  berpamitanlah kakek itu untuk pulang. Al Qadhi tidak menyesalinya tindakannya meski tak mendapatkan imbalan yang sangat besar.

Beberapa hari selnjutnya, Al Qadhi meninggalkan Mekah dengan menumpang perahu. Tanpa ia duga, perahu tersebut oleng. Orang-orang pun bercerai-berai berikut seluruh hartanya. Namun, ia selamat dari musibah ini, berpegangan salah satu papan perahu tersebut.

Beberapa hari ia berada di tengan lautan tanpa arah. Tiba-tib aia terdampar di sebuah pulau yang berpenduduk. Al Qahi menuju masjid untuk membaca Alquran.

Di kampung itu tidak ada seorang pun yang bisa memnbaca Alquran. Kemudian penduduk mendatanginya untuk meminta diajarkan membaca Alquran. Dengan senang hati Al Qadhi menyanggupi permintaan mereka.

Suatu hari masyarakat kampung itu memaksanya untuk menikahi seorang gadis yatim-piatu yang kaya raya. Rupanya mereka tak mau kehilangan sosok Al Qadhi sehingga memaksa tinggal dan menikah dengan gadis setempat.

Kali ini AL Qadhi tak bisa menolak. Maka saat setelah diadakan walimah dan dipertemukan dengan gadis yang dimaksud, Al Qadhi malah tercengang. Pandangan matanya tertuju pada sebuah kalung di leher gadis itu.

DOA SANG KAKEK

Melihat hal itu penduduk sempat protes. “Wahai Ustad, engkau telah menghancurkan hati gadis yatim ini, sebab engkau hanya menatap kalungnya, bukan wajahnya,” kata mereka.

Lalu Al Qadhi menceritakan kalung tersebut yang dikenalinya. Di tengah-tengah Al Qadhi bercerita, penduduk berkali-kali meneriakkan tahlil dan takbir.

Al Qadhi menanyakan, “Ada apa?.

Mereka menjawab, “Kakek yang mengambil kalung darimu itu adalah ayah gadis ini. Kala itu kakek tersebut berkata, “Seumur hidupku, aku tidak pernah bertemu dengan seorang pemuda muslim yang baik seperti dia!”

Sang kakek hanya mampu memanjatkan doa’Ya Allah, pertemukanlah aku dengan pemuda itu agar aku dapat menikahkannya dengan anak gadisku”. Sekarang doa itu telah dikabulkan Allah. Selanjutnya, Al Qadhi tinggal bersama istrinya beberapa tahun. Mereka dikaruniai dua anak laki-laki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.