Catat, Ini Fenomena Astronomi yang Langka Sepanjang November

Fenomena Astronomi Yang Langka Sepanjang Bulan November
Sumber :
  • vstory

VIVA - Di bulan November ini akan ada banyak sekali fenomena astronomi yang bakal membuat langit jadi semakin indah. Akan ada beberapa kejadian hujan meteor sampai dengan beberapa peristiwa konjungsi planet. Hal ini diperkuat oleh pernyataan para pakar peneliti sains antariksa LAPAN, Rhorom Priyatikanto. Namun fenomena ini akan tidak terlalu mudah untuk diamati.

Ini Penyebab Hujan Es Landa Kota Surabaya

Dia mengatakan "Akhir tahun memang bukan menjadi masa yang baik untuk menanti fenomena astronomis. Kondisi Indonesia kontras dengan tempat di belahan utara yang justru banyak langit cerah saat musim dingin". Hal ini karena adanya aktivitas awan bagian barat Indonesia yang mulai aktif turun hujan. Sehingga akan menutupi sebagian besar langit.

Tetapi jangan khawatir, masih ada beberapa fenomena astronomi yang bisa diamati dari langit Indonesia. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya.

Pergerakan Tanah Terjadi di Kotabaru, 4 Warga Tewas

1. Hujan Meteor Taurid, 5-6 November?

Hujan Meteor Taurid

Apakah Ramalan Mbak You Selalu Benar?

Hujan Meteor Taurid

Di awal bulan November ini langit akan dihujani pemandangan meteor Taurid yang bisa disebut juga hujan meteor kecil. Pada durasi 60 menit langit akan diberikan pemandangan 1 sampai dengan 15 meteor yang jatuh. Pada setiap tahun,  hujan meteor Taurid ini akan berlangsung dari tanggal 7 November sampai dengan 10 Desember. Namun puncak dari hujan meteor Taurid ini adalah pada tanggal 5-6 November.

Tetapi dari penjelasan para pakar peneliti, salah satu fenomena astronomi ini mungkin akan tidak mudah diamati di langit Indonesia. Hal ini karena kondisi lingkungan serta jumlah meteor yang memang sangat memengaruhi visibilitasnya. "Hujan meteor Taurid sepertinya akan lewat begitu saja karena intensitas yang rendah dan menuntut lokasi pengamatan yang ideal, yakni daerah gelap jauh dari polusi cahaya," jelas Rhorom.

2. Transit Merkurius, 11 November

Transit Merkurius

Transit Merkurius

Satu lagi sebuah fenomena astronomis lain yang sangat jarang terjadi ialah transitnya Planet Merkurius. Planet Merkurius akan lewat pada permukaan matahari sampai akan tampak seperti sebuah titik hitam berukuran kecil di bagian matahari. Planet Merkurius ini terakhir kali transit di permukaan matahari pada Mei 2016 dan akan kembali pada November 2032.

Tetapi fenomena astronomi yang sangat langka ini tidak dapat dilihat secara langsung di langit Indonesia. Rhorom memaparkan bahwa ketika transit itu terjadi, posisinya sedang tidak dekat dengan langit Indonesia. "Pada saat itu, matahari sudah berada di bawah ufuk Indonesia. Demikian pula Merkurius."
 

3. Bulan Purnama, 12 November

Bulan Purnama

Bulan Purnama

Ketika itu, posisi bulan akan berada di bagian sisi yang berlawanan dari posisi bumi ketika matahari akan sepenuhnya menerangi. Fenomena bulan purnama ini akan berlangsung sempurna ketika pukul 20:36 WIB.

4. Hujan Meteor Leonid, 17-18 November

Hujan Meteor Leonid

Hujan Meteor Leonid

Hujan Meteor Leonid diprediksi akan menjadi salah satu fenomena astronomi di langit di mulai dari 6 sampai 30 November. Akan tetapi puncaknya diprediksi akan jatuh pada 17-18 November. Jumlahnya lumayan banyak, karena dalam 60 menit jumlah meteor yang akan jatuh ini sekitar 15 meteor. Sumber hujan meteor ini adalah dari butiran debu komet Tempel-Turttle. Meteor ini juga memancar dari konstelasi Leo.

5. Konjungsi Venus dan Jupiter, 24 November

Konjungsi Venus dan Jupiter

Konjungsi Venus dan Jupiter

Pada fenomena ini, kedua planet tersebut akan terlihat berdekatan. Keduanya dapat dilihat setelah matahari terbenam.

6. Bulan Baru, 26 November

Bulan Baru

Bulan Baru

Bulan akan terletak di sisi bumi yang sama dengan matahari dan tidak akan terlihat di langit pada malam hari. Fenomena ini terjadi pada 22:06 WIB.

7. Merkurius di Elongasi Barat Maksimum, 26 November

Merkurius di Elongasi Barat Maksimum

Merkurius di Elongasi Barat Maksimum

Planet Merkurius akan berada pada elongasi barat maksimum sebesar 20,1 derajat dari matahari. Fenomena ini dapat disaksikan sesaat sebelum matahari terbit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.