Menemukan Momentum dalam Menulis

dokumentasi pribadi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Saya pernah dibuat bingung, dengan pengakuan Ahmad Fuady - penullis novel best seller “Negeri Lima Menara”. Bahwa yang membuat novelnya laris, bukan karena tulisannya paling bagus dibanding penulis lain.

Pemanfaatan Maggot Sebagai Pakan Ternak

Pria kelahiran Sumatera Barat ini menyadari, masih banyak penulis lain yang memiliki karya tak kalah keren. Bahwa tulisan bagus saja tidak cukup, bukan jaminan sebuah buku disambut hangat oleh pembaca.

Menyinggung kesuksesan karyanya, Fuady  dengan rendah hati berujar, bahwa “Negeri Lima Menara” diterbitkan pada moment yang pas.

Hidroponik, Solusi Lahan Sempit di Perkotaan

Kala itu (bisa jadi) belum banyak penulis, yang menuliskan tema tentang kehidupan Pondok Pesantren.

Atau kalaupun sudah ada tema serupa, mungkin mengulas santri dengan latar berbeda (misal anak dari Jakarta mondok di Ponorogo dsb).

Bahaya Masker Medis: Ancaman Baru Climate Crisis

Pada point penjelasan ini saya meyakini, bahwa setiap orang dijamin memiliki pengalaman autentik. Dan dari pengalaman personal inilah, menjadi cikal bakal keunikan setiap orang.

Jadi jangan pernah khawatir, untuk satu kejadian yang sama tidak akan persis setiap orang menuturkannya.

Ya, setiap orang punya sudut pandang sendiri-sendiri, dan “ke-diri-an” itulah yang membuat tidak bisa dijiplak oleh orang lain.

------

Penulis mana tidak ingin, mengikuti jejak yang telah ditorehkan Fuady – yaitu menelurkan tulisan yang disambut baik oleh pasar. Mengacu pengakuannya, tentang “menemukan moment yang tepat”. Hal ini bisa dijadikan kata kunci, bagi yang ingin mengekor keberhasilannya.

Saya pernah ikut kelas empowering sosmed, yang menghadirkan nara sumber William Sudhana. Menyoal viralnya konten di medsos (termasuk larisnya buku), diakui William tidak ada rumusan yang baku atau pasti.

Sebuah konten video yang viral, belum tentu dari awal sudah direncanakan oleh pembuatnya agar viral kemudian membuat namanya terkenal.

Saya mendapati, kesamaan jawaban dua orang terkenal ini (Fuady dan William). Bahwa untuk menemukan “momentum” itu, tidak ada cara lain kecuali terus berkarya dan berkarya.

Sebagai konten kreator, tak ada cara lain kecuali terus saja membuat konten. Kalau sebagai penulis, yang dilakukan terus dan terus saja membuat tulisan.

Karena hanya dengan terus berkarya, maka secara alami akan membentuk insting dan atau intuisi pelakunya perihal karya yang bagus.

Dengan terus berproses (terus berkarya), memungkinkan pelakunya bersua dengan apa yang disebut “momentum” itu.

Meminjam istilah Prof Yohanes Surya, bahwa pada titk dan skala tertentu dari usaha manusia. Maka manusia akan sampai pada titik, yang dinamakan semesta mendukung (mestakung).

Sederhananya, mestakung adalah sebuah kondisi ketika apa yang dilakukan seseorang bisa melampaui ke-tak terduga-an.

dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi

Menemukan "Momentum" dalam Menulis

Banyak sudah contoh terjadi di sekitar kita, salah satunya adalah penyanyi dangdut Via Vallen. Semasa kecil Via sudah diajak menyanyi oleh sang ayah (pemain orkes dangdut), meniti dari satu panggung ke panggung dilakoni sembari sekolah.

Perjuangan panjang dan melelahkan tak membuat langkah surut, dan ketika dewasa barulah mestakung menghampiri bersua dengan “momentum”.

Via Vallen pernah dinobatkan sebagai peraih ‘Indonesia Dangdut Awards 2017’ kategori Penyanyi Dangdut Solo Wanita Terpopuler. Dewi fortuna tidak berhenti di situ saja, namanya semakin menjulang setelah membawakan ‘Theme Song’ Asian Games 2018.

Bayangkan, kalau Fuady berhenti menulis jauh sebelum novel “Negeri Lima Menara” jadi. Kalau saja Via Vallen, ngambek tidak mau manggung karena kecapekan sekolah.

Bisa jadi keduanya tidak menemukan “momentum” di bidangnya. Bisa jadi tidak ada novel “Negeri Lima Menara” atau lagu “Sayang”.

Ya, siapapun sangat bisa bersua dengan ‘momentum” nya. Asalkan dibarengi ketekunan dalam berproses, kemudian biarkan mestakung itu bekerja.

Sebuah karya yang bisa semelejit saat ini, merupakan buah perjuangan panjang dari jauh hari disertai tetesan keringat yang tak terukur.

Semoga Bermanfaat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.