Menghindari Sifat Hasud dan Dengki di Era Corona

Hasud dan Dengki
Sumber :
  • vstory

VIVA – Al-Jurjani menjelaskan bahwa orang yang mempunyai penyakit dengki adalah orang yang selalu mengharapkan hilangnya nikmat dari seseorang yang diberi nikmat atau kelebihan oleh Allah SWT.

Pemanfaatan Maggot Sebagai Pakan Ternak

Penyakit dengki ini adalah penyakit yang bisa dikatakan paling jelek. Mengapa demikian? Al-Muhasibi menjelaskan dalam bukunya al-Ri’ayah, bahwa penyakit hasud atau dengki ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu dengki yang haram dan dengki yang tidak haram.

Dengki yang haram adalah dengki yang tidak boleh dilakukan oleh manusia karena sifatnya seperti api yang akan menghabisi semua kayu bakar di hadapannya. Dan dengki yang tidak haram adalah dengki yang telah tertulis dalam Alquran yaitu al-Munafasah.

Hidroponik, Solusi Lahan Sempit di Perkotaan

Jika dilihat dari sumbernya, penyakit hasud bersumber dari berbagai macam sumber. Di antaranya, ada yang berasal dari takabur, ada yang dari ujub, dari permusuhan, dari riya’, dari kecintaan seseorang terhadap kedudukan. Penyakit hasud ini harus dihapuskan karena orang yang hasud akan menolak segala macam nasihat dari orang-orang.

Al-Hafidz Ibnu Hibban menyatakan bahwa kewajiban orang yang berakal adalah menjauhi sifat dengki pada seluruh keadaan. Karena perangai terendah dari orang yang terkena penyakit dengki atau hasad yaitu dia tidak ridha dengan ketentuan Allah SWT.

Bahaya Masker Medis: Ancaman Baru Climate Crisis

Maka dengan sifat itu, seorang yang hasud telah mengikuti sifat iblis dan orang kafir. Seperti bahagianya mereka ketika melihat nikmat yang ada pada orang mukmin hilang, dan ketidaksukaan mereka kepada orang mukmin yang diberikan nikmat oleh Allah Swt. Dan dengan sifat itu juga, maka orang yang hasud telah menentang qadha Allah yang telah ditentukan kepada setiap hamba-Nya.

Setelah itu semua, seorang hamba akan tahu betapa sangat membahayakannya penyakit hasud ini, apalagi tidak mendatangkan manfaat sedikitpun di dunia, maupun di akhirat. Karena kedengkian seorang yang hasud tidak akan menghilangkan nikmat yang diberikan Allah kepada orang yang dihasudinya, dan sekalipun nikmat orang yang dihasudi hilang, tidak akan berpindah kepada orang yang hasud.

Seperti yang dikisahkan dalam kisah rasul dalam jihadnya mengajak orang-orang kafir kepada agama Islam. Dalam kisah ini, jika Allah menaati orang yang hasud dalam menghilangkan nikmat dari orang yang dihasudi, maka hilanglah nikmat yang ada pada rasul karena beliau adalah korban hasud orang-orang kafir.

Tetapi pada kenyataannya nikmat yang ada pada rasul tidak hilang, karena ajakan rasul kepada agama Islam sudah membuahkan hasil yang memuaskan, dan hasilnya adalah sudah meluasnya agama Islam pada setiap penjuru dunia. Dan inilah yang dimaksud dengan menetapnya nikmat

Allah pada rasul dan tidak hilang seperti yang diinginkan orang-orang yang hasud kepadanya, yaitu orang kafir.

Rasa dengki harus dilawan dengan keikhlasan dan ridha dengan ketentuan yang Allah berikan. Kedengkian ini harus diobati dengan kita mencintai untuk saudara kita, apa yang kita cintai untuk diri kita. Sebagaimana dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim “Tidak beriman seseorang dari kamu sampai ia menyukai untuk saudaranya apa yang ia sukai untuk dirinya.” Dengan mengamalkan hadits ini, semoga kita semua terbebas dari sifat hasad.

Demikian juga orang miskin yang hasud kepada orang kaya tidak akan membawakan manfaat baginya karena keinginannya supaya orang kaya menjadi miskin tidak akan tercapai sehingga harta orang kaya akan tetap banyak dan tidak berkurang.

Al-Muhasibi memberikan ibarat mengenai orang hasud dengan orang yang melempar batu kepada yang dimusuhinya. Ketika dia melemparkan batu itu, batu itu tidak mengenai orang yang dimusuhinya, tetapi akan kembali kepada yang melempar batu dan tidak akan mengenai orang yang dimusuhinya.

Kewajiban orang yang berakal dan bersungguh-sungguh yaitu dia harus siap untuk menghadapi tindakan-tindakan yang tidak baik dari orang yang hasad kepadanya. Dan kebanyakan dengki itu muncul dari tetangga atau teman-teman sejawat kalau mereka jauh dari agama. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.