Menangkap Aspirasi Perempuan untuk Menjadi Pengusaha

Su-Mae Chia dan Elizabeth Caroline Berkolaborasi untuk Menangkap Aspirasi dan Kegelisahan Kaum Perempuan
Sumber :
  • vstory

VIVA – Laporan World Federation of Direct Selling Association (WFDSA) telah membuka mata kita tentang 80% SDM  di sektor bisnis Penjualan Langsung (direct selling), MLM atau social network marketing adalah kaum hawa.

Pemanfaatan Maggot Sebagai Pakan Ternak

Di Indonesia, High Desert International (HDI), perusahaan social network marketing penyedia produk-produk kesehatan berbasis hasil perlebahan dan madu yang efektif bagi kehidupan modern yang dinamis yang telah eksis selama 30 tahun di Indonesia ini juga mencatat partisipasi perempuan hingga 73,39% sebagai enterpriser (sebutan untuk member HDI).

Jantung Hati Pengembangan Produk HDI

Hidroponik, Solusi Lahan Sempit di Perkotaan

Salah satu pemimpin perempuan di jajaran manajemen HDI adalah Su-Mae Chia, Key Leader Regional Marketing HDI and BSKIN's Brand Ambassador. Su-Mae Chia memiliki pemahaman kunci bagaimana bisnis HDI tumbuh sukses seperti saat ini.

Telah menjadi bagian integral HDI selama 5  tahun, sebelumnya Su-Mae Chia mantap berkarier sebagai Corporate Lawyer di beberapa firma hukum terbesar di Singapura dan perusahaan perbankan.

Bahaya Masker Medis: Ancaman Baru Climate Crisis

Pengalaman personalnya memberi peluang baginya untuk jadi panutan enterpriser perempuan lain, mendorong mereka memanfaatkan perspektif unik sebagai perempuan dalam menjalankan bisnis dan menjadi profil yang mewakili HDI di berbagai tempat, sembari mengembangkan bisnisnya dari hari ke hari.

Ditemui melalui wawancara virtual di HDI Hive (26/08), Su-Mae Chia menyebut para enterpriser perempuan adalah aset terpenting HDI. “Mereka menjadi inti dari apapun yang kami lakukan dan pastinya menjadi pertimbangan dalam keputusan korporat yang diambil manajemen. Cara terbaik mendukung mereka adalah mendengarkan apa yang ada di hati dan benak mereka, aspirasi dan kegalauan yang mempengaruhi bisnis mereka. Sehingga kami bisa mengambil keputusan-keputusan tepat, tidak berdasarkan asumsi semata,” ungkap Su-Mae Chia.

Tidak cuma sebagai program rekrutmen, HDI mengakui peran perempuan sebagai jantung hati bisnis HDI dalam hal pengembangan produk. Su-Mae Chia adalah saksi utama bagaimana HDI berusaha menyerap kegelisahan dan aspirasi kaum perempuan sebelum meluncurkan lini bisnis BSKIN yang menempatkan perempuan sebagai fokus bisnis.

Sebagai Key Leader Regional Marketing HDI, pekerjaan ini mengharuskannya terbang ke berbagai negara rata-rata 8 hingga 10 kali setiap minggu. Perubahan iklim dan udara di dalam pesawat yang kering adalah sesuatu yang mempengaruhi kulitnya.

BSKIN membantunya merawat kulit agar selalu seimbang, lembab, dan terawat. Pengalamannya menjadikan Su-Mae Chia menjadi brand ambassador resmi dan wajah internasional dari merek BSKIN.

"Saya menyukai bagaimana BSKIN menargetkan konsumen cerdas dan memberikan hasil. Saya memiliki kulit berjerawat sejak muda, dan kulit saya sangat buruk. Ketika bekerja berjam-jam sebagai pengacara, saya cenderung terburu-buru membeli produk-produk terbaru yang saya baca secara daring atau di majalah, ternyata sebagian besar tidak cocok atau tidak memberi hasil yang dijanjikan," papar Su-Mae Chia.

Dengan BSKIN, kaum perempuan memegang kendali atas tujuan mereka menjadi cantik dan mengucapkan selamat tinggal kepada janji-janji palsu.

BSKIN berkomitmen menciptakan produk perawatan kulit yang memberi hasil positif dan percaya bahwa setiap perempuan harus menjadi Smart Consumer, mengetahui bagaimana cara kerja BSKIN, mengapa BSKIN berhasil, dan apakah BSKIN membantu mereka mendapat hasil yang pantas mereka dapatkan.

Setelah diluncurkan pada 2016 sebagai lini produk dan bisnis penjualan langsung, BSKIN langsung menarik perhatian perempuan, terutama para milenial yang menyukai pekerjaan yang fleksibel.

Banyak kisah sukses hadir dari pengalaman para perempuan hebat ini. Alasan mereka bergabung adalah pengembangan diri dengan bonus kemandiran finansial bagi perempuan Indonesia.

Perjalanan inspiratif ini salah satunya dialami Elizabeth Caroline, yang kini berprofesi sebagai BSKIN Smart Skin Advisor di HDI. Motivasi awal Caroline bergabung dengan HDI sebenarnya sederhana saja yaitu untuk memenuhi kebutuhan produk-produk kesehatan bermutu bagi keluarganya, khususnya anak-anak. Setelah bergabung, ternyata Caroline mendapat lebih dari sekadar produk kesehatan untuk keluarganya.

"Awalnya memang tertarik karena produknya memang berkualitas dan dibutuhkan masyarakat, serta didukung tenaga ahli yang menunjang. Namun, semakin jauh berinteraksi dengan HDI, saya menemukan banyak sekali kisah inpiratif ketika menjalankan bisnis. Saya juga melihat orang-orang bisa mencapai kesuksesan dan mimpi-mimpinya di bisnis ini, terlepas dari apapun latar belakangnya, asalkan mau bersungguh-sungguh berusaha. Sebagai ibu rumah tangga, saya jadi termotivasi untuk menggapai mimpi saya sendiri," ungkap Caroline.

Kini setelah 9 tahun bergabung, Caroline telah mencapai peringkat Executive Crown dan berprofesi sebagai Smart Skin Advisor Advance, profesi yang memungkinkannya untuk pegang kendali sepenuhnya.

Pencapaiannya di HDI saat ini bahkan melebihi ekspektasinya saat awal bergabung. Mulai dari kesempatan mengembangkan kapasitas dirinya terus menerus melalui Support System Billionaires, penghargaan, hingga royalti, bahkan kesempatan menikmati perjalanan ke dalam dan luar negeri setiap tahun.

Meskipun demikian, yang paling berharga adalah kesempatan membagi pengetahuan dan perjalanannya untuk menumbuhkan kapasitas kaum perempuan lain, sehingga lebih banyak kaum perempuan yang independen secara finansial.

"Di HDI, saya mendapat keluarga baru yang saling menginspirasi. Saya berharap bisa mengajak makin banyak perempuan bisa menggapai mimpi dan juga kesuksesannya. Saya juga berharap makin banyak keluarga yang bisa sehat secara jasmani, rohani dan finansial," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.