Mahasiswa UMM Melirik Budidaya Jamur Tiram Sebagai Peluang Bisnis

Mahasiswa UMM Saat Membantu Petani Jamur Ketika Panen Raya.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Kegiatan PMM merupakan sebuah kegiatan pengabdian yang dilakukan mahasiswa kepada masyarakat. Untuk saat ini program PMM dicetuskan oleh Universitas Muhammadiyah Malang karena akibat dari adanya pandemic covid-19 sebagai pengganti dari kegiatan KKN regular.

Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Harian, Sayuran dan Buah Ini Sangat Rendah Protein

Mahasiswa PMM Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2021 yang beranggotakan Widi Astuti, Indra Sri Wahyuni, Avingka Rianinda, Revina Dela dan Reza Maulana dengan bimbingan Ibu Putri Saraswati, S.Psi., M.Psi (selaku DPL) meninjau salah satu tempat budi daya jamur tiram di desa Gampingrowo, Kabupaten Sidoarjo.

Terdapat 3 rumah budi daya yang sudah tersedia. Menurut kepala desa, budi daya jamur tiram sangat membantu dalam bidang kegiatan dan perekonomian warga.

10 Makanan yang Menjadi Favorit Nabi Muhammad SAW

Bisa dikatakan kegiatan ini merupakan sebuah terobosan baru di kalangan masyarakat, dan pengembangan budidaya jamur tiram ini dilatar belakangi oleh sekelompok mahasiswa yang menemukan fakta bahwa hanya berjumlah sekitar 15% masyarakat desa Gampingrowo sebagai petani jamur tiram, serta hal ini dirasa cukup menantang bagi  mahasiswa untuk mengembangkan budidaya jamur sebagai mata pencaharian yang ikonik di desa Gampingrowo.

Di sisi lain, perkarangan rumah warga kebanyakan luas dibiarkan kosong. Oleh karena itu, ide ini muncul dari mahasiswa yang tergabung dalam program Pengabdian Mayarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 82 Gelombang 4 Tahun 2021 dan bertujuan untuk menambah pendapatan  ekonomi masyarakat. Selain itu, dengan kegiatan wirausaha ini diharapkan masyarakat menjadi produktif dan budidaya  jamur tiram dikembangkan dengan serius agar bisa menjadi ikonik untuk mata pencaharian di desa Gampingrowo.

Cara Efektif Hilangkan Ketombe Menurut Dokter, Kenali Dulu Penyebabnya

Dalam pendampingan ini kami membantu UMKM budidaya jamur tiram ini dari awal pembuatan tempat jamur tiram kemudian membantu perawatan dan pemanenan, dalam pemanenannya biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari selanjutnya pengepakan jamur tiram

Bermula dari pembuatan baglog jamur yaitu berasal dari serbuk kayu dan campuran dedak padi sebagai bahan utamanya. Setelah pencampuran bahan selesai diamkan semalam agar terjadi pembusukan pada bahan.

Oven kurang lebih 8-9 jam guna strerilisasi dan mencegah tumbuhnya jamur liar dan hewan yang berada di dlam bagloh yang mungkin terbawa bersama bahan baku yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam.

Setelah media jamur selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah melakukan praktik pembibitan dengan cara memberikan benih jamur pada media jamur. Media yang telah diberi bibit ditutup dengan Koran atau kapas steril.

Selanjutnya adalah masa inkubasi yakni menunggu miselium jamur merambat penuh keseluruh bagloh. Rata-rata memerlukan waktu 45 hari. Pemanenan dilakukan setidaknya dua kali sehari untuk memastikan bahwa jamur yang dipilih muda dan sehat.

“Untuk panen harian bisa mencapai 10-15kg dan untuk panen raya bisa mencapai 25-30kg Jamur tiram, tergantung berapa jumlah baglog jamur tiramnya, untuk saat ini saya merawat 6000 baglog jamur tiram" Ungkap Bapak Nur Khaliq pemilik budidaya jamur.

Menurut petani, budidaya jamur ini cukup sulit dilakukan karena desa Gampingrowo, kabupaten Sidoarjo memiliki cuaca yang panas, sedangkan jamur tumbuh memerlukan tempat yang lembab. Maka dari itu, petani membangun kumbung yang bisa dilakukan di perkarangan yang kosong dengan suhu 24 derajat celcius – 28 derajat celcius untuk proses pertumbuhan jamur hingga masa panen.

Secara ekologis, budidaya jamur bisa mengurangi limbah gergaji kayu karena sebagai salah satu media tanam jamur tiram. Selain pakai sisa gergajian kaju, juga jerami atau alang-alang. Jamur yang dipasarkan merupakan jamur segar yang belum diolah menjadi makanan matang.

Harga penjualan jamur tiram perkilo berkisar Lima belas ribu rupiah. Untuk saat ini pemasaran jamur tiram dititipkan kepada pedagang pasar, Menurut salah satu pemilik dan pengelola rumah jamur, keuntungan yang diraih jumlahnya tidak terlalu besar dan berharap ada cara lain agar hasil penjualan jamurnya meningkat.

Kepala desa Gampingworo juga berharap agar budi daya jamur dapat menghasilkan keuntung yang lebih banyak lagi dengan cara memberdayakan masyarakat. Mahasiswa PMM UMM 2021 juga berencana untuk ikut membantu dalam hal diversifikasi jamur menjadi olahan makanan yang lebih menarik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.