Pelestarian Lingkungan Bisa Sejalan dengan Peningkatan Ekonomi?

Lahan potensial untuk pengembangan ekonomi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Suatu ketika, saya menulis fiksi cerita pendek tentang sastra hijau dan menjuarai lomba cerpen di organisasi kepenulisan FLP. Kemudian naskah pemenang lomba dibukukan dengan judul Tot Ziens, Rembang! Seperti judul cerpenku. Aku menulis topic tentang banjir di jaman kolonial.

Pemberlakuan Tax Holiday saat Pajak Minimum: Untung atau Buntung?

Di cerita itu, aku kisahkan seorang penguasa yang berkerjasama dengan pemerintah kolonial dalam eksploitasi hutan. Pengiriman kayu ke luar pulau bahkan ke negeri VOC hingga menimbulkan bencana banjir di negeri sendiri. Kalau dipikir-pikir, rasanya jaman kolonial tidak mungkin terjadi banjir. Nyatanya, dalam jangka waktu puluhan tahun, Batavia mengalami banjir berkali-kali.

Apa yang menjadi fokusku dalam cerita itu adalah perilaku manusia, keserakahan manusia, yang akhirnya menimbulkan bencana manusia itu sendiri. Hutan di zaman kolonial memang sudah dieksploitasi. Lebih tepatnya hutan di pulau Jawa. Lihatlah sekarang, hutan di Jawa hampir tak bersisa. Bencana banjir, longsor juga selalu mengintai setiap tahunnya.

Ketertarikan China terhadap Minyak Nigeria

Bagaimana hutan di luar pulau Jawa? Hutan Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Papua, juga tak luput dari serangan eksploitasi manusia. Well, jika bisa dilakukan pemulihan hutan maka harusnya mulai sekarang hal itu dilakukan. Hutan yang rusak juga berpengaruh pada perubahan iklim. Bumi semakin panas maka kehidupan di dalamnya pun bisa terganggu. Kondisi ini lebih kita kenal dengan pemanasan global. 

Jika perlu diingatkan kembali di hari Bumi tanggal 22 April, hutan adalah salah satu solusi dalam mengatasi perubahan iklim. Jadi, jika hutan terus dibabat bagaimana kehidupan kita kelak? Kehidupan anak cucu kita?

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Climate Strips  dan Kenaikan suhu

Menurut peneliti dari UK, Inggris, yang membuat climate strips. Kondisi bumi kita tidak baik-baik saja karena berhubungan dengan kenaikan iklim kita. Hal itu disampaikan oleh Pak Yuyun Harmono, manajer kampanye keadaan iklim Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dengan judul presentasi Krisis Iklim dan Transisi Berkeadilan pada event blogger gathering bersama WALHI, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), Hutan Itu Indonesia (HII).

Jika dibandingkan dengan tahun 1900an, dimana banyak hutan sudah dirambah ketika kita masih dijajah, kenaikan suhu di tahun 2000 sudah mendekati 1,1 derajat celcius. Grafik perubahan suhu iklim Peneliti dari UK Inggris membuat climate strips. Kondisi bumi kita tidak baik-baik saja karena berhubungan dengan kenaikan iklim kita. Garis berwarna merah itumenunjukkan perubahan suhu yang berada disekitar angka 1. Di tahun 2018, garis-garis berwarna merah yang sudah semakin mendominasi. Itu menunjukkan bahwa perubahan iklim semakin besar.

Dampak Pemanasan Global

Jika kita melewati ambang batas suhu bumi 1 derajat celcius, maka ekosistem bumi akan terganggu, kenaikan muka air laut akan cepat terjadi dan memberi pengaruh pada penduduk yang tinggal di pesisir.

Pollinator menjadi bagian penting dalam kehidupan sebagai penyambung antara tanaman sehingga bisa berproduksi. Pollinator akan terancam akibat pemanasan global dan mengancam keberlangsungan pangan kita. Produsen panganan seperti petani juga terancam.

Ekosistem dan biodersivitas juga terancam. Banyak tanaman dan vertebrata akan punah hingga beberapa puluh persen.  Kelangkaan air juga akan terjadi terutama pada Negara-negara kepulauan kecil. Gagal panen juga terjadi karena intensitas air berkurang. Musim hujan tidak bisa diprediksi. Itu berdampak langsung pada kita yang tinggal di kota yang mengkonsumsi makanan pokok beras.

Kesehatan manusia juga terancam. Seperti di masa pandemic saat ini. Ruang hidup virus yang masuk ke kehidupan manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.