Dianggap Memicu Kecemasan Penggunanya, Fitur Like Instagram Dihapus?

Penghapusan tombol love di Instagram
Sumber :
  • vstory

VIVA – Media sosial Instagram menjadi salah satu medsos yang digandrungi oleh banyak orang. Dari yang muda sampai yang tua. Bahkan bisa dikatakan popularitasnya melebihi Facebook dan Twitter. Dalam studi yang dirilis oleh portal diskon Cuponation, Indonesia menempati urutan ke-4 pengguna Instagram dan Facebook terbesar.

Lolly Datangi Rumah Nikita Mirzani, Berharap Bisa Bertemu Meski 10 Menit

Instagram adalah sebuah platform berbagi video dan foto. Selain itu, Instagram juga memiliki fitur-fitur menarik seperti Instastory dan IGTV. Instagram pertama kali diluncurkan pada 6 Oktober 2010 dari sebuah perusahaan yang bernama Burbn, Inc. Perusahaan ini didirikan oleh Mike Krieger dan Kevin Systrom.

Pada 9 April 2012, Facebook secara resmi mengambil alih Instagram dengan harga hampir $1 miliar berbentuk saham dan tunai. Pada bulan Juni 2012, Instagram memperkenalkan fitur baru, Explore. Pada tab Explore akan menampilkan foto dan video populer yang diambil di lokasi terdekat dan juga pencarian.

3 Mobil Berujung Tabrakan Karambol Akibat Keliru saat Menikung

Agustus 2016, Instagram kembali meluncurkan fitur baru yang diberi nama Instagram Stories atau Instastory. Dalam fitur ini, memungkinkan pengguna untuk mengambil video maupun foto serta bisa menambahkan efek atau layer dan kemudian menambahkannya ke cerita Instagram mereka.

Instagram story akan hilang secara otomatis setelah 24 jam. Fitur Instastory ini semakin berkembang. Kita dapat membagi lokasi, efek, dan stiker dari foto dan video yang diunggah ke Instagram Story. Kita juga dapat memberikan komentar dan like pada foto atau video yang diunggah pengguna lain.

Akun Instagram Sandra Dewi Mendadak Hilang, Mau Hapus Jejak?

Instagram memiliki fitur tanda suka atau love yang fungsinya sebagai penanda jika pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah. Namun ada sisi negatif dari fitur like Instagram ini. Fitur like dianggap dapat memberikan tekanan terhadap seseorang yang memposting foto atau video namun hanya mendapatkan sedikit like.

Tak sedikit pula yang menghapus foto atau video yang telah diunggah dengan alasan hanya mendapatkan sedikit like dari unggahan tersebut. Oleh sebab itu, Instagram sudah membuat keputusan untuk mencoba menghapus fitur like pada postingan Instagram.

Pada Mei tahun ini, Instagram telah uji coba menyembunyikan fitur like di Kanada. Alasannya karena telah terjadi bunuh diri pada bocah asal Inggris yang baru berusia 14 tahun yang bernama Molly Russell. Menurut keluarganya, Molly sudah terpaku pada sebuah gambar tentang menyakiti diri sendiri. Sehingga membuat Molly ikut-ikutan mencelakai dirinya.

Dalam pengujiannya, orang lain tidak bisa melihat jumlah like pada foto dan jumlah penonton pada video. Namun sang pemilik akun masih tetap bisa melihat jumlah like dan komen unggahannya. Pada juli 2019, Instagram mengumumkan akan menguji coba menyembunyikan jumlah like bagi penggunanya di lima negara yakni Brazil, Jepang, Australia, Irlandia dan Selandia Baru.

Menurut psikolog, jumlah like dapat merangsang otak untuk memikirkan reaksi publik. Ketika jumlah like sudah tidak lagi terlihat, maka beban pada sebagian orang yang memiliki sedikit jumlah like akan berkurang.

Dengan dihapusnya fitur like ini tentunya ada pihak yang dirugikan, seperti para influencer. Banyaknya jumlah like ternyata bisa berdampak pada pendapatan sang influencer. Akan tetapi, dengan dihapusnya fitur like ini akan memberikan lebih banyak dampak positif bagi para penggunanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.