Biang Kerok Minimnya Ekspor

Bahan baku tempe impor.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Presiden Joko Widodo mengaku kesal dengan fakta impor barang seperti cangkul dalam pengadaan barang dan jasa. Padahal selama ini impor telah membuat defisit transaksi berjalan atau CAD membengkak dan memperlebar defisit neraca perdagangan.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kesal karena Indonesia kerap mengalami defisit neraca perdagangan. Saking kesalnya Jokowi bahkan sampai mengucapkan kata 'bodoh' saat mengungkapkan ekspresinya itu.

"Tahu kesalahan kita, tahu kekurangan kita, rupiahnya berapa defisit kita tahu, kok enggak kita selesaikan? Bodoh banget kita kalau seperti itu," katanya.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Jokowi menjelaskan sejatinya semua pihak sudah mengetahui cara untuk menyelesaikan masalah defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan itu, yakni lewat meningkatkan investasi dan ekspor. "Defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan membebani kita berpuluh-puluh tahun tapi tidak diselesaikan.”

Sayangnya, kata dia, meski sudah puluhan tahun defisit tapi tak kunjung ada penyelesaian. “Padahal kuncinya kita tahu investasi dan ekspor, kuncinya di situ."

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Ia meminta pemerintah pusat dan daerah mempermudah proses perizinan untuk investor demi menggenjot investasi dan ekspor. Jokowi mewanti-wanti agar jangan sampai nilai investasi dan ekspor Indonesia kalah oleh Kamboja dan Laos. Pasalnya Indonesia telah tertinggal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

Saking geramnya dengan kondisi investasi dan ekspor Indonesia, Jokowi melontarkan wacana di rapat kabinet untuk membuat kementerian yang khusus mengurusi dua hal itu. "Apakah perlu dalam situasi seperti ini yang namanya menteri investasi dan menteri ekspor?"

Minimnya Ekspor

Ketika perusahaan menginvestasikan ke Indonesia untuk orientasi ekspor, mereka mendapat pilihan regional, kita bersaing dengan Vietnam, Kamboja, Myanmar, bahkan Bangladesh, dll.

Apa keuntungan investasi di Indonesia? Bandingkan dengan Myanmar atau Vietnam mereka orang Tiongkok bisa naik truk mondar mandir ke Vietnam untuk proses produksi dan ekspor.

Saat Tiongkok dinaikkan tarif ekspor ke Amerika mereka Tiongkok kirim barang ke Vietnam untuk diekspor ke Amerika.

Bagaimana Indonesia? Jangankan orang Tiongkok, orang Indonesia saja sulit menjalankan investasi. Mengapa? Karena Indonesia adalah ciri negara Gurita Konsesi.

Anda mau suplai PLN itu ada Gurita konsesi PLTA. Bilamana Anda tahan, baru bisa masuk.

Jangankan PLTA, Anda buat pabrik Trafo saja berhadapan dengan Gurita konsesi PLN. SIEMENS saja tidak bisa menembus Gurita konsesi PLN, harus join dengan mereka.

Ada 200 GP FARMASI tercekik oleh Gurita konsesi BPJS. Anda pikir kenapa tidak ada perusahaan farmasi yang gunakan bahan baku lokal? Yang asing saja dibuat klenger oleh Gurita konsesi BPJS apalagi yang bahan lokal. (Penulis: Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM., New Money Coaching NMC Group)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.