Manisnya Bisnis Kopi Kenangan di Era Digital, Bisa Bangkrutkah?

Bisnis Kopi Kenangan.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Soal Kopi Kenangan ini secara umum seperti bisnis Unicorn lainnya bisa dikategorikan menggunakan skema ponzi.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Pendiri perusahaan buka usaha tahun lalu. Kopi Kenangan hanya mengelola 16 toko dan menyajikan beberapa ribu gelas kopi per hari. Sekarang, Kopi Kenangan telah memiliki lebih dari 200 gerai secara nasional dan menyajikan lebih dari tiga juta gelas kopi per bulan.

Secara rata-rata, perusahaan membuka lebih dari satu gerai per hari. Perusahaan yang telah mencatatkan keuntungan ini juga menorehkan pertumbuhan pendapatan sebanyak 20 kali lipat sejak menerima pendanaan seed round yang dipimpin Alpha JWC tahun lalu.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Apakah ini bagus bagi investasi di Indonesia? Tentu saja bagus. Tapi apakah model bisnis Unicorn ala Kopi Kenangan ini secara general dinilai bagus? Belum tentu.

Coba lihat, usaha Uber taxi yang heboh mendunia sekarang bangkrut. Usaha serupa sewa sepeda di China sudah bangkrut pula.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Kenapa kok cepat bangkrut? Fenomena Unicorn sudah seperti skema ponzi yang beli saham duluan untung.

Sebelumnya ada seorang peneliti bidang biomedical yang mampu melakukan test darah hanya dengan beberapa tetes dibanding cara sekarang yang beberapa puluh ml. Inipun bangkrut karena tak lolos FDA.

Apakah Kopi Kenangan bagus? Bila Anda buka toko sehari satu, Anda training tiga ratus barista per bulan, rekrutmen Anda berarti training super fast melebihi training Mc Donald melampaui training Burger King.

Bagi orang Indonesia, training usaha barista tidak bisa dilakulan secara instan dua tiga minggu saja. Namun perlu dua tiga bulan. Kenapa?

Komitmen kerja, integritas, motivasi kerja itu tidak instan. Ingat usaha food service secara umum mendapat gaji relatif dibawah UMR. Ini bukan usaha security satpam yang asal bisa baris berbaris atau merangkak di barak.

Tapi komitmen saniter, hygine, inventory management fifo, stamina, quality control, dan integrity. Masih banyak bisa dikatakan karyawan food service di Indonesia 95% melakukan saling barter makanan (shrinkage cukup tinggi) asal bisa makan enak setiap hari. (Penulis: Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM., New Money Coaching NMC Group)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.