- vstory
VIVA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, konsumsi susu rakyat Indonesia saat ini mencapai 8 juta liter, sementara produksi baru 1,5 juta liter.
“Artinya, kebutuhan susu nasional didominasi susu dari impor,” ujar Teten seusai meninjau Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Lembang, Bandung,
Anda pun heran, kenapa 80% kebutuhan susu di Republik Indonesia didominasi impor? Ada pengusaha jual beli sapi. Sapi dipasok ke PTPN perkebunan milik negara, jalan dua tahun program produksi susu PTPN dihentikan. Tagihan sapi sebesar Rp2 miliar tidak dibayar.
Siapa yang menanggung sapi-sapi yang sudah dipasok ke PTPN tersebut? Entah. Bagaimana penyelesaian jual beli sapi tersebut? Entah. siapa yang bertanggung jawab masalah ini? Entahlah.
Perdagangan UKM itu rawan pengemplang. Kenapa? Karena pasokan suplai uang di industri UKM sangat kering. Seperti di padang pasir, berapa pun air akan tersedot pasir, karena keringnya pasir padang gurun.
Jadi masalah UKM ini bukan soal keberpihakan, atau masalah pribumi atau bukan tetapi sistem kapitalis merubah sifat uang dari sarana alat simpan, menjadi alat kredit bank. Sejak itu maka nasabah kredit bank mensyaratkan Anda memiliki jaminan.
Seperti ayam atau telor mana duluan, yang penting pokoknya Anda harus memiliki agunan. Entah itu agunan darimana?
Sedangkan rakyat bawah memulai hidup dengan mematok tanah di hutan. Mana ada sertifikat? (Penulis: Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM., New Money Coaching NMC Group)
