Tiongkok atau China?

Kereta super cepat China.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Sering kita dengar penggantian istilah Tiongkok dengan China atau Cina. Memang ada konotasi diskriminasi bila menyebut kata Cina. Seolah-olah Cina berkonotasi negatif. Benarkah?

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Saat ini China sudah menjadi ekonomi nomor satu di dunia bahkan zaman old orang Hongkong suka menyebut China sebagai mainland konotasinya udik. Sebaliknya sekarang puluhan kota di China melebihi kemajuan Hongkong.

Demikian dengan Taiwan yang dulu disebut ROC Republic of China membedakan dengan PRC People's Republic of China. Sekarang mereka tak segan menyebut dirinya China.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Jadi sekarang orang Hongkong disebut orang daerah, atau propinsi China karena menjadi bagian dari China.

Ketika Nabi Muhammad SAW mengajarkan belajarlah sampai ke negeri China. Tentu beliau bermaksud sungguh-sungguh.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Sekarang peradaban China begitu maju. Seandainya Anda diberikan pengetahuan, kebijaksanaan. Dan sekarang kerajaan nusantara dikuasai empat raja penjuru angin. Apakah yang Anda lakukan?

Seandainya rakyat Republik Indonesia mengadu kepada Anda. Debt collector mengejarnya.

Ketika ada 150 pensiunan purnawirawan TNI dengan pangkat bintang gagu dengan apa yang bisa mereka kerjakan, karena semua sektor bisnis dikuasai oleh KPK, eh koruptor sedangkan delapan puluh persen urusan dikuasai swasta, padahal seumur-umur TNI dilarang berhubungan dengan swasta, apa yang Anda lakukan?

Bilamana Tuhan bisa diajak ngomong, sedangkan di depan Anda ada organisasi masyarakat anti korupsi namun bingung karena seumur-umur konflik bisnis di kalangan pengusaha diselesaikan oleh Hotman Paris. Apakah yang Anda lakukan?

Kalau ibu pertiwi Republik ini menyerahkan tampuk kekuasaan kepada empat raja penjuru angin, apakah yang akan Anda lakukan.

Seluruh elemen bangsa Republik Indonesia tak berdaya. Tak berkutik. Entah kenapa.

Mereka tidak dilibatkan pada sirkulasi uang. Delapan puluh persen uang beredar hanya di kalangan 45 juta nasabah kredit bank.

Sisanya 150 juta lainnya mereka di desa, atau di luar negeri sebagai TKI atau masih berpikir bahwa menabung pangkal kaya, sementara uang tabungan jaminan hari tuanya menguap habis sebelum dirinya mati.

Oleh karena itu konotasi China sekarang ini menjadi pusat kebudayaan dan ekonomi. Baik di Afrika, Asia maupun di Indonesia. (Penulis: Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM., New Money Coaching NMC Group)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.