Catatan Ringan: Dari Gratis, Berbayar dan Keblingernya Dewas TVRI

Pertandingan Liverpool vs Manchester City.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Ada yang menarik dari perseteruan Dewan Pengawas TVRI dengan Dirut Helmy Yahya yang berujung pada pemecatan Helmy. Ketua Dewan Pengawas Arief Hidayat Thamrin menyebut siaran langsung Liga Inggris di TVRI tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Kenapa menarik, karena TVRI pernah menayangkan Serie A, Liga Italia. Dan menayangkan Coppa Italia. Pertanyaannya liga mana yang sesuai jati diri bangsa? Dan apakah sepakbola tidak sesuai jati diri bangsa?

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Saya tak ikut campur soal pecat memecat Direksi. Karena pengangkatan dan pemberhentian Direksi TVRI memang wilayah Dewan Pengawas. Tapi yang saya "gugat" adalah pernyataan Dewas di depan Komisi I DPR-RI yang mengatakan tayangan Liga Inggris tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Keblinger menurut saya.

Liga Inggris itu sepakbola, dan sepakbola itu olahraga universal, dan digemari paling banyak manusia di muka bumi. Termasuk di Indonesia. Dengan menayangkan siaran sepakbola baik itu Liga Inggris, Italia maupun liga mana pun. TVRI sesungguhnya mempersatukan rakyat sesuai salah satu misi TVRI menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Selain itu tayangan sepakbola liga luar ada unsur edukasinya, para pemain dan pelatih bisa belajar baik teknik maupun taktik/strategi dari pemain dan pelatih top dunia. Bukankah edukasi juga bagian dari misi TVRI.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Kalaulah sepakbola tidak sesuai jati diri bangsa, buat apa juga Indonesia jadi anggota FIFA. Buat apa ada Liga Indonesia. Buat apa kita berkeinginan juara sepakbola baik di SEA Games maupun event internasional lainnya. Buat apa juga kita bermimpin bisa bertanding di Piala Dunia. Dan buat apa juga Presiden Jokowi sampai meminta kepada FIFA agar Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Sepakbola adalah permainan tim. Selain kemampuan pemain, taktik pelatih, disiplin, yang paling penting dari sepakbola adalah semangat kerjasama atau gotong royong dari seluruh pemain yang terlibat di lapangan. Boleh satu tim diperkuat oleh pemain bintang semua, tapi kalau tidak ada semangat gotong royong, ya percuma saja. Pasti kalahnya.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Saya memahami bahwa untuk bisa menayangkan siaran langsung liga utama Eropa, termasuk liga Inggris butuh biaya besar. Tidak ada yang gratis. Karena memang hak siar merupakan salah satu pendapatan utama klub-klub. Dan seharusnya dari awal TVRI mengumumkan ikut tender dengan cara bekerjasama dengan swasta. Jadi semuanya terbuka, dan sesuai dengan prinsip good corporate governance.

Paa awalnya, saya pernah membaca atau tahunya bahwa tayangan Liga Inggris yang ditayangkan TVRI gratis. TVRI tidak bayar. Saya awalnya acungkan jempol atas kemampuan manajemen dapat tayangan berbayar dengan tidak keluar dana.

Tapi sekarang setelah ada perseteruan, saya terkejut bahwa tayangan Liga Inggris ternyata bukan gratis, TVRI harus bayar. Kalau memang TVRI bayar, harusnya tayangan pertandinganya lebih banyak, termasuk menayangkan laga big match. Bukan laga klub-klub medioker. Selain itu, tayangan liga Inggris tidak boleh di acak, karena TVRI milik rakyat Indonesia.

Jadi kembali ke pertanyaan di atas? apakah Liga Italia atau pertandingan sepakbola yang berujung tawuran yang sesuai dengan jati diri bangsa? Semoga Dewas TVRI bisa menjawabnya. Ini bukan membela atau tidak membela salah satu pihak, karena saya tak ada urusannya pecat memecat.. (Penulis: Lalu Mara Satriawangsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.