Catatan Ringan: Agnez Mo, Loyalitas Fans, dan Sensitivitas Pendengaran Orang Indonesia

Agnez Mo bersama Presiden Jokowi
Sumber :
  • vstory

VIVA - Setelah membuah statemen yang memanaskan telinga, bahwa dirinya hanya numpang lahir di Indonesia. Agnez Mo (nica) kembali mengejutkan publik, khususnya masyarakat musik Indonesia. Kali ini, berita masuknya Agnez sebagai salah satu nominasi Best Fan Army di ajang penghargaan iHeartRadio Music Awards 2020, di Amerika.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Dia bersaing ketat dengan penyanyi papan atas dunia, seperti Justin Bieber, Camilla Cabello, Taylor Swift, dan BTS. Memang bukan lagunya, tapi loyalitas fans Agnez yang membuat dirinya masuk nominasi. Ini membuktikan, bahwa Agnez memiliki fans atau penggemar yang loyal. Sebagai figur publik Agnes memiliki jumlah pengikut yang besar jumlahnya.

Agnez meniti karier dari bawah. Memulai sebagi penyanyi cilik, lanjut ke seni peran melalui sinetron Pernikahan Dini, dan beranjak remaja beberapa lagunya meledak, salah satunya Matahari, ciptaan Eros Djarot.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Kini, Agnez mencoba peruntungan berkarier di Amerika Serikat. Meski belum satu pun lagunya yang meledak dan masuk tangga lagu dunia, seperti yang pernah dicapai Anggun. Tapi namanya sudah diperhitungkan karena memilih basis penggemar yang kuat dan besar.

Patut diakui, bahwa dia sangat gigih dan bekerja keras untuk mengejar apa yang dicita-citakannya. Agnez memiliki fighting spirit. Dia petarung sesungguhnya.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Saya juga suka Agnez saat dia membawakan lagu Rindu, ciptaan Eros Djarot. Penjiwaannya dan teknik vokalnya bagus. Suara rendah dan suara tinginya sama bagusnya. Dia muda, cantik pula. Wajar bila lagu tersebut meledak dan membawanya menjadi salah satu penyanyi top Indonesia.

Dalam perjalanannya, Agnez merubah genre musiknya dari pop ke hip hop. Demikian juga pada penampilan panggungnya, lebih enerjik memang. Tata rias wajah pun berubah dari kontinental menjadi gadis dengan model rambut Afro. Dia tampil bak penyanyi kelahiran Bronx, New York.

Dalam berbicara pun Agnez sudah berbeda. Lebih menonjol gaya Bronx-nya. Dan dalam sebuah wawancara yang pernah viral, Agnez membuat mata dan kuping warga Indonesia, merah dan panas. Sensitivitas pendengaran orang Indonesia terusik akibat omongannya itu.

"Saya ini kan hanya numpang lahir di Indonesia. Darah saya tidak ada Indonesia-Indonesianya, saya berdarah Jerman, China dan Jepang. Dan agama saya Kristen ditengah masyarakat yang mayoritas Islam. Saya merasa berbeda, rentan. Meski mereka menerima saya," kata Agnez menjawab pertanyaan dengan bahasa Inggris yang fasih berlogat dan ekspresi Afro.

Menurut saya apa yang disampaikan Agnez tak elok. Meski yang disampaikannya itu fakta akan dirinya, tapi tetap tak bisa diterima oleh gendang telinga kita sebagai warga Indonesia. Wajar statemen itu mengundang reaksi kemarahan, karena selama ini dia memperoleh dukungan yang besar dari lintas suku dan agama di Indonesia.

Dan bukti dari kecintaan masyakarat Indonesia padanya adalah dia memiliki basis dukungan yang besar dan loyal sehingga dia pun masuk dalam nominasi Best Fan Army tahun 2020. Dia harus berterimakasih kepada masyarakat Indonesia yang mengakui dan mencintainya sebagai orang dan warga negara Indonesia! Bukan sebagai warga keturunan. Kebayang kalau dia bukan warga negara Indonesia, apakah dia bisa masuk nominasi Best Fan Army pada ajang penghargaan iHeartRadio Music 2020? Saya yakin tidak!

Jadi dia harus bersyukur sebagai orang Indonesia!  ( Penulis: Lalu Mara Satriawangsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.