Catatan Ringan: Virus Corona Bagian dari Perang Dagang AS-China?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Pemberitaan virus Corona demikian dahsyat. Seolah-olah virus Corona ini, virus yang tak bisa disembuhkan. Ketakutan akan bahaya virus Corona menyebar ke seluruh dunia. Dan faktor media massa termasuk media sosial berperan sangat penting dalam penyebaran rasa takut akan virus tersebut. Kenapa media barat memberitakan virus Corona demikian dahsyat? Apakah ini tak lepas dari perang dagang Amerika Serikat melawan China?

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Bila dibandingkan dengan virus-virus lain yang pernah terjadi, misalnya virus H1N1 atau lebih dikenal dengan flu babi yang terjadi pada periode 2009-2010 di Amerika Serikat, jumlah korban yang meninggal (fatality rate) akibat virus Corona jauh lebih kecil dibanding korban meninggal dunia akibat virus flu babi (H1N1).

Jumlah kasus akibat virus flu babi sebanyak 1.632.258 orang dan yang meninggal sebanyak 284.500 orang. Angka kematian (fatality rate) virus H1N1 sebesar 17,40 persen!

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Sementara virus Corona menurut data CDC dan WHO per 30 Januari 2020 tercatat jumlah kasusnya sebanyak 8.149 orang yang terjangkit dan menewaskan 170 orang. Jadi tingkat fatality rate virus Corona hanya dua persen! Dan negara yang terindikasi terdampak virus Corona pun tidak sebanyak virus flu babi. Negara yang terdampak virus Corona sebanyak 20 negara, sementara negara yang terjangkit virus flu babi sebanyak 214 negara.

Upaya China Menanggulangi Virus Corona 

Membongkar Tuduhan Pratikno sebagai Operator Politik Jokowi, Strategi untuk Menjatuhkan

Di sisi lain pemerintah China melakukan berbagai upaya termasuk “mengunci” (lock down) Kota Wuhan untuk mencegah penyebarah virus Corona, termasuk membangun rumah sakit kapasitas besar dalam waktu 10 hari di kota Wuhan. Pemerintah China memprioritaskan pengelolaan virus ini dengan mengalokasikan dana sekitar 12,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 175,17 triliun untuk pemeriksaan medis dan peralatannya.

Sementara apa yang dilakukan Amerika Serikat untuk menanggulangi atau menghentikan pandemi virus flu babi (H1N1)? Tidak sebesar yang dilakukan pemerintah China. Itu dapat dilihat dari persentase angka kematian (fatality rate) kedua virus tersebut.

Lantas kenapa media barat tidak memberitakan virus flu babi (H1N1) sebagai pandemik virus Amerika? Lantas kenapa pemberitaan virus Corona oleh media barat membuat rasa takut seluruh dunia?

Itu semua tak lepas dari perang dagang Amerika Serikat dengan China. Seperti diketahui, apa pun kebijakan Presiden AS Donald Trump, China selalu bisa menyesuaikan diri. Ekonomi AS terus tertekan oleh China. Dominasi AS sepertinya tak lama lagi akan tergantikan oleh China sebagai penggerak ekonomi nomor satu dunia, Inilah yang ditakutkan oleh para baron Amerika Serikat.

Harus diakui ekonomi China terganggu atau melambat akibat isu virus Corona. Seluruh penerbangan dari dan ke China ramai-ramai ditunda dan atau dihentikan untuk sementara. Demikian juga dengan arus ekspor dan impor dari dan menuju China mengalami gangguan. Ibaratnya China “diisolasi” dunia akibat virus Corona.

China mengalami kerugian ekonomi super dahsyat. Akibat virus Corona tersebut ekonomi China bisa tergerus hingga dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal pertama tahun 2020. Adapun persentase tersebut senilai 62 miliar dollar AS atau sekitar Rp 847,21 triliun!

Tapi namanya China, ya tetap China. Pasti bisa menyesuaikan dan keluar dari kesulitan tersebut. (Penulis: Lalu Mara Satriawangsa, Staf Khusus Menko Kesra periode 2005-2009)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.