Catatan Ringan: Quo Vadis Pariwisata Lombok?

Sejumlah wisatawan asing melintas dekat di Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB,
Sumber :
  • vstory

VIVA - Di era Gubernur K.H. Zainul Majdi atau TGB, sektor pariwisata menjadi primadona. Target NTB menjadi salah satu dari sepuluh tujuan wisata di luar Bali, terpenuhi. Pembangunan infrastrukur bukan saja memperluas bandara, tapi juga memperbesar daya pembangikit listrik dan akses jalan yang mengarah ke tujuan wisata dilakukan secara besar-besaran.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Kawasan wisata Mandalika yang selama ini lambat perkembangan, didorong menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata melalui PP No. 54 tahun 2014. Kawasan Gunung Rinjani ditetapkan sebagai geopark dunia oleh badan PBB, UNESCO tahun 2018.

Itu yang besar, banyak lagi tujuan wisata yang mendunia, seperti kawasan tiga gili (Meno, Terawang dan Air) di Lombok Utara, kawasan gili Nanggu di Lombok Barat, partai Ping di Lombok Timur, Gunung Tambora di Sumbawa, Pantai Lakey di Dompu, dan banyak lagi daerah tujuan wisata yang menarik kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Masa jabatan TGB berakhir, dan penggantinya Dr. Zulkieflimansyah. Adakah sektor pariwisata masih menjadi primadona? Tampaknya tidak sesemangat pendahulunya, Dr. Zul lebih memilih industri sebagai ujung tombak pertumbuhan ekonomi NTB.

Sebagai bukti 99 desa wisata yang jadi program Pemprop NTB tidak maksimal. Menurut informasi yang penulis peroleh, program desa wisata diluncurkan, tapi tidak diikuti dengan program pendampingan. Padahal sumber daya manusia pariwisata desa wisata sangat butuh pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan keahliannya.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Selain itu, sentuhan Sapta Pesona tak nampak di daerah tujuan wisata. Khususnya, soal kebersihan. Tampak jelas sampah (plastik) berserakan di sekitar daerah wisata. Belum lagi keamanan dan ketertiban, masih perlu ditingkatkan.

Program bebas sampah (zero waste) yang diluncurkan pun tak diikuti dengan program pengolohan atau daur ulang sampah. Program ini sebatas buat berita media saja. Lihat saja sampah plastik di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan tempat tujuan wisata lainnya.

Dari dua program saja, 99 desa wisata dan bebas sampah saja, Nampak Pemprov NTB sudah tak lagi melirik sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Jadi wajar bila muncul pertanyaan Quo Vadis Pariwisata NTB? (Penulis: Lalu Mara Satriawangsa, lahir dan besar di Lombok)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.