Catatan Ringan: Chelsea vs Tottenham, Sang Murid Menang Lagi

Manajer Chelsea, Frank Lampard dan Manajer Tottenham Hotspur, Jose Mourinho.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Nanti malam, Chelsea menjamu Tottenham Hotspur. Ini laga kedua bagi Frank Lampard menghadapi sang guru, Jose Mourinho. Di laga tandang yang dihelat di stadion kebanggaan Hotspurs, akhir tahun lalu, Chelsea berhasil mempermalukan Tottenham dengan skor 0-2. Dwi gol Chelsea di cetak William.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Dari usia dan pengalaman pastinya Frank Lampard di bawah Jose Mourinho. Wajar bila di awal kompetisi banyak pihak meragukan kompetensi Lampard.

Memanage klub besar sekelas Chelsea adalah pengalaman pertama Lampard. Merujuk posisi Chelsea pada klasemen sementara, ya lumayan baik. Chelsea masih empat besar.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Posisi Chelsea di klasemen sementara menunjukkan Lampard bisa mengendalikan dan memanage para pemain bintangnya dengan baik. Itu terlihat di lapangan.

Padahal Chelsea sedang dihukum UEFA tidak boleh belanja pemain. Selain itu, Eden Hazard yang selama ini menjadi pembeda permainan Chelsea memilih hengkang ke Real Madrid.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Kenapa Lampard bisa membawa kapal sebesar Chelsea? Dia adalah salah satu legenda Chelsea. Sebagai pemain, Lampard membawa Chelsea juara Liga Inggris untuk pertama kali setelah 50 tahun pada tahun 2004-2005. Saat itu Chelsea di bawah asuhan Jose Mourinho. Dan kepemilikan Chelsea berpindah tangan dari Ken Bates ke Roman Abramovic.

Lampard juga membawa Chelsea jadi juara Liga Champions Eropa pada 2012. Tapi di timnas Inggris kinerja Lampard tak sememtereng kinerjanya di klub.

Di bawah Lampard, Chelsea semula diremehkan karena kebijakan Lampard memberi kepercayaan kepada pemain muda, seperti Christian Pulisic (21 tahun), Tammy Abraham (22 tahun), Callum Hudson-Odoi (18 tahun), Mason Mount (20 tahun), Fikayo Tomori (21 tahun), Reece James (19 tahun).

Tak ada yang instan dalan sepakbola. Dan sepakbola tak mengenal jalan pintas. Lampard yakin, bahwa produk akademi Chelsea bisa bersaing, kompetitif. Pelan tapi pasti, pemain-pemain muda itu memberikan kontribusinya pada klub. Kini, Chelsea berada di empat besar, sebuah capaian yang lebih dari cukup.

Sebagai pelatih tak ada alasan bagi Lampard untuk gagal. Dia adalah putera seorang pesepakbola dan keponakan manager papan atas Inggris Herry Radknapp. Semasa jadi pemain dia meraih gelar domestik dan Eropa. Dia juga merasakan sentuhan pelatih-pelatih papan atas dunia, seperti Claudio Ranieri, Jose Mourinho, Carlo Anceloti, dan Fabio Capelo. Jadi memang tak ada alasan buatnya untuk gagal sebagai manager.

Laga pertama melawan gurunya Jose Mourinho pada akhir Desember tahun lalu dilaluinya dengan baik. Hasil akhir menunjukkan taktik dan strateginya berhasil membekuk strategi sang guru.

Malam nanti, pertemuan kedua dengan sang guru. Taktik dan strategi kemungkinan tak berubah, Lampard tetap menggunakan formasi 3-4-2-1. Bila Tammy Abraham belum fit, maka target man akan dipercayakan kepada Olivier Giroud. Sementara di bawah mistar apakah Lampard kembali mempercayakan kepada Caballero? Atau memainkan kembali kiper utama Kepa Areizabalaga?

Sementara sang guru Jose Mourinho sedang pusing tujuh keliling. Dua pemain utamanya yang menjadi kontributor pencetak gol Hotspur Harry Kane dan Son Heung-min masih cedera dan tak bisa dimainkan. Otomatis Mourinho hanya bisa mengandalkan Lucas Maura yang sejatinya bukan striker murni tapi pemain sayap.

Berat bagi Tottenham untuk mengambil poin penuh di Stamford Bridge, kandang Chelsea. Pulang membawa satu poin saja sudah sangat beruntung. Dan tampaknya Mourinho akan menjalankan taktik itu, bertahan atau parkir bus sambil menunggu ruang dan waktu yang tepat untuk lakukan serangan balik.

Melihat kepincangan Tottenham, peluang Sang Murid menang lagi sangat besar! (Lalu Mara Satriawangsa, pengamat bola)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.