Mengapa Purworejo Harus Berubah?

Dr. Reban Mirmorejo ajak masyarakat membenahi Purworejo.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Bakal calon bupati Purworejo 2020-2024, Dr. Reban Mirmorejo mengungkapkan alasannya mengapa merasa terpanggil untuk maju menjadi orang nomor satu di Purworejo.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Kasubagren Propam Polri ini ingin membenahi Purworejo agar lebih maju di antara daerah- daerah di Jawa Tengah. "Wis Wayahe Gumregah," kata Reban yang pernah bertugas di Purworejo selama 3 tahun ini.

Wayahe Gumregah adalah slogan untuk mengajak seluruh masyarakat Purworejo dalam menyongsong perubahan. "Kita harus bisa mengubah mindset dari penonton menjadi pelaku. Mari bersama sama menjadi pelaku perubahan di daerah kita," katanya dalam acara Silaturahmi Dr. Reban SE MSi dengan Fungsionaris Partai Nasdem Kabupaten Purworejo, Minggu, 23 Februari 2020.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Reban mempunyai tekad memajukan Purworejo dengan cara membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ia punya cara untuk mewujudkan itu yaitu dengan mengoptimalkan sumberdaya daerah yang berpijak pada pemberdayaan masyarakat, berkelanjutan, dan aspek kelestarian lingkungan.

"Kita harus membangun Purworejo secara komprehensif, bukan parsial. SDM Purworejo hebat-hebat. Jika yang hebat-hebat ini kita satukan, maka akan tercipta superhebat bahkan megahebat. Ini modal yang sangat berharga," papar putra Purworejo asli kelahiran 02 Juni 1968 ini.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Reban akan memaksimalkan potensi Purworejo di luar APBN dengan menciptakan simpul simpul UMKM. Sementara untuk APBN, Reban akan mengoptimalkan ketepatan alokasi dan distribusi sumber-sumber daerah, khususnya APBD guna memberikan stimulan-stimulan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

Penerima Tanda Kehormatan Veteran Perdamaian Republik Indonesia ini menegaskan bahwa visi misi daerah tak boleh terlepas dari pemerintah pusat. Trisakti dan Nawacita yang digaungkan Presiden Joko Widodo, kata Reban juga akan diterapkan di Purworejo. "Tujuannya agar ada sinkronisasi antara pembangunan di daerah dan di pusat. Ini bagian dari upaya mendukung program nasional," tegas pemegang Tanda Jasa Perdamaian PBB ini.

Sebagai informasi, Trisakti merupakan gagasan dari Presiden pertama Soekarno yang dicanangkan kembali oleh Presiden Joko Widodo. Trisakti, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.

Penerapan Trisakti di Purworejo kata Reban akan mengoptimalkan sektor pertanian, perdagangan, industri, dan sektor pariwisata.

Reban yang menguasai Bahasa Inggris aktif ini mengatakan pertanian akan menjadi titik awal bangkitnya perekonomian Purworejo yang yang diikuti oleh sektor sektor lainnya. Lalu pariwisata dipilih bukan karena hanya untuk mendatangkan orang, tapi merupakan bentuk konsolidasi budaya, infrastruktur, dan ekonomi.

Konsolidasi budaya dimaksudkan untuk mewujudkan ikon baru bagi Purworejo tentang kekayaan budaya yang dimiliki. Konsolidasi infrastruktur, kata Reban dilakukan untuk menyediakan akomodasi wisatawan yang ada di Purworejo.

"Tak mungkin mendatangkan orang jika jalanan buruk, akomodasi minim, dan akaes ekonomi terganggu, " ujarnya.

Perkembangan pariwisata di Purworejo kata Reban, kelak harus didukung dengan sejumlah kegiatan baik skala nasional maupun internasional.

Saat ini, kegiatan budaya dan pariwisata belum mampu menarik pelancong dan investasi dari berbagai pelosok tanah air apalagi dunia. "Kelak kita harus bisa mengemas budaya dan wisata Purworejo menarik minat para pelancong," kata Reban.

Jajaran di Pemkab kelak tak hanya pintar melayani tetapi juga kreatif. Mereka harus punya jiwa enterpreneurship, tidak hanya di bidang pariwisata, tapi juga pendidikan di Purworejo.

Anak- anak sekolah, kata Reban, harus belajar marketing online secara gratis. "Jadi, nanti jangan kaget, akan ada anak yang jual kambing lewat online," kata polisi humoris yang bernah dikirim ke Kamboja dan Arab Saudi ini.

Seperti Presiden Jokowi, Reban juga menyatakan mendukung ekonomi kerakyatan untuk ditetapkan di daerah yang dipimpinnya.

Kelak, ritel modern harus bersedia menjual produk UMKM agar pemerataan ekonomi dan kesempatan berkembang bisa merata.

Ngingu Bareng

UMKM yang telah dirancang Reban saat ini adalah program Ngingu Bareng, sebuah program penggemukan ternak domba berbasis koperasi. Masyarakat punya kesempatan yang sama untuk mengikuti program ini tanpa dipungut biaya apapun.

Mereka disebut mitra. Mitra ini bisa mendapatkan keuntungan sebesar 8 juta per bulan per kandang. Setiap mitra bisa mengelola lebih dari 1 kandang. "Jika program ini sukses, kelak tidak ada lagi kemiskinan di Purworejo" katanya optimistis.

Reban punya alasan yang kuat mengapa program Ngingu Bareng ini bakal sukses. Ia berpatokan pada kebutuhan daging masyarakat Indonesia.

Kebutuhan daging secara nasional saat ini didominasi oleh ayam 51%, sapi 30%, babi 15%, dan kambing 4%.

Mengapa kebutuhan daging kambing rendah, karena ada mindset yang keliru bahwa kambing sumber kolesterol. Padahal justru daging sapi yang kandungan kolesterol cukup tinggi. Hal ini terjadi karena kampanye produsen sapi dari luar negeri yang cukup masif. "Kita harus ubah mindset itu. Kita butuh ulama dan tokoh agama untuk kampanye ini. Yang jelas Nabi kita Muhammad SAW bukan konsumen sapi. Beliau penikmat kambing. Ayo kita ikuti Sunnah beliau," ajaknya.

Reban tidak bermaksud menggantikan konsumsi sapi atau ayam dengan kambing. Ia cukup berharap 10 % konsumen sapi dan ayam berpindah ke kambing. Dan Reban yakin tidak sulit mewujudkan itu.

Di samping gambaran pasar lokal seperti di atas, masih ada pasar ekspor yang menganga lebar. "Timur Tengah siap menerima, berapapun jumlahnya kambing domba," kata Reban optimistis.

Program Ngingu Bareng yang sudah berjalan ini memadukan antara pembibitan, pakan dan penjualan menjadi satu pintu. Artinya, semua keperluan untuk program ini ditangani oleh Koperasi UMKM Indonesia.

Reban membayangkan, jika program ini sudah berjalan 100% akan ada peradaban baru di Purworejo. Setiap hari ada kegiatan antar jemput pakan, antar jemput bibit kambing, dan antar jemput daging kambing.

Di setiap kecamatan kata Reban, nanti juga akan dibangun pusat perdagangan usaha kecil yang dipelopori oleh program Ngingu Bareng.

Dengan program ini, peningkatan per kapita Purworejo, pasti akan meningkat. Tingkat kemiskinan di Purworejo akan turun drastis.

Sejalan dengan itu investasi di Purworejo akan menjadi primadona karena menggeliatnya Program Ngingu Bareng. (Penulis Samsul Hadi, Ketua Pembina Induk UMKM Indonesia)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.