COVID-19: Membaca Arah ‘Perdamaian’ AS - China

Hubungan Pemerintah AS dan China.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Hari ini kita saksikan bahwa AS melalui Presidennya Donald Trump meminta bantuan China untuk mengatasi Corona di Amerika, setelah rilis bahwa tingkat populasi warga Amerika yang terpapar Corona mencapai 85.000 lebih. Apa yang dapat kita lihat dari komunikasi kedua pemimpin dunia ini.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

1. Kita set back dulu ke belakang, ketika China menuduh AS bahwa virus covid-19 ini disebarkan oleh tentara AS pada saat military world games di Wuhan pada Oktober 2019. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menuduh AS menyebarkan virus itu ke Wuhan, episentrum dari perebakan virus corona di China. Zhao mencuit, “Direktur CDC Amerika tertangkap basah. Kapan pasien nol ini muncul di AS? Berapa orang telah terinfeksi oleh pasien ini? Apa nama RS-nya?”

“Apakah mungkin militer AS membawa virus itu ke Wuhan. Amerika harus transparan dan mengumumkan kepada publik angka-angkanya. Amerika berkewajiban menjelaskan,” demikian ditambahkannya.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

"Epidemi tersebut memang pertama kali dilaporkan di China, tetapi itu tidak berarti asalnya di China," lanjut Zhao.

2. Amerika membalas. dikutip New York Post, Rabu (18/3/2020). “China mengeluarkan informasi yang salah, bahwa militer kami memberikan itu kepada mereka. Itu salah, daripada berdebat, saya mengatakan saya harus menyebutnya dari mana asalnya; itu memang datang dari China. Jadi saya pikir ini istilah yang sangat akurat. Saya tidak menghargai China yang mengatakan militer kami memberikannya (virus corona) kepada mereka. Militer kami tidak memberikannya kepada siapa pun. Saya memiliki cinta yang besar untuk semua orang dari negara kami, tetapi seperti yang Anda tahu, China mencoba mengatakan pada satu titik bahwa (virus corona) itu disebabkan oleh tentara Amerika. Itu tidak bisa terjadi. Itu tidak akan terjadi, tidak selama saya menjadi presiden. Itu berasal dari China," tukas Trump dengan penuh penekanan.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

3. Jum’at, 27 Maret 2019 Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dia langsung menghubungi Presiden China. "Baru saja menyelesaikan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari Tiongkok. Dibahas dengan sangat terperinci Corona Virus yang merusak sebagian besar Planet kita. China telah melalui banyak dan telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang Virus. Kami bekerja sama dengan erat. Banyak hormat!," tulis Trump dalam pernyataan tertulis di akun Twitter

4. Dari inisiasi Trump menghubungi Xi Jinping dapat kita lihat bagaimana Trump ingin menunjukkan kepada dunia bahwa AS tidak terlibat dalam Wabah pendemi Covid-19. Virus ini hanya China yang dapat menyembuhkan, di mana tidak ada negara lain yg mampu menangani wabah sebaik yang Cina lakukan. Bayangkan jika yang terjadi sebaliknya, jika Trump dengan gagah berani menyatakan bahwa Amerika memiliki antivirus (obat) ini, maka dari sisi manapun semua negara di dunia akan mengasumsikan bahwa memang AS terlibat dalam wabah pandemi ini.

5. Bicara politik dalam negeri Amerika, tentu posisi Trump menjadi tidak akan favorit. Mengingat permintaan bantuan kepada China menunjukkan kepada warganya dan dunia bahwa Amerika sudah tidak lagi menjadi Super Power. Apalagi jika Amerika sampai meminta pertolongan Kuba untuk mengatasi pencegahan dan pengobatan bagi korban Corona. Mengapa Kuba? Kuba meskipun negara kecil dan miskin tetapi merupakan negara yang menjadi rujukan kesehatan dunia. Bahkan Kuba baru-baru ini mengirimkan 53 tenaga medis-nya untuk misi kemanusiaan pengobatan korban Corona di Italia.

Di antara 30 obat-obatan yang dipilih Komisi Kesehatan Nasional China untuk melawan virus adalah obat anti-virus Kuba Interferon Alpha 2b. Obat ini telah diproduksi di China sejak 2003, oleh perusahaan ChangHeber, perusahaan patungan Kuba-China. Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba pada 1961 terkait kepemimpinan di negara itu yang di bawah pemerintahan komunis. Pemutusan hubungan diplomatik itu, berbuntut embargo ekonomi kepada Kuba. Pada 2015, hubungan bilateral kedua negara setelah 50 tahun memasuki babak baru. Namun embargo pada Kuba belum sepenuhnya dicabut.

Tentunya jika permintaan bantuan kepada Kuba dilakukan, bukan tidak mungkin Kuba meminta opsi untuk dikembalikan kehormatan negaranya di mata dunia.

6. Dengan penguasaan ekonomi 20% terhadap PDB dunia, AS masih menjadi tujuan prioritas menyimpan uang yang aman. Dengan kondisi ekonomi dunia yang berantakan akibat virus corona, yang tadinya banyak negara yang menjaga jarak atau berhati-hati dengan kebijakan AS dalam hal recovery ekonomi dunia, namun sekarang tidak punya pilihan lain daripada gagal bayar hutang dan ekonomi tidak tumbuh. Trump sebagai seorang pengusaha super talent sudah menghitung untung rugi dari tindakannya, sembari memastikan bahwa China ke depan bukanlah kompetitor. AS telah memastikan bahwa China tidak memiliki ambisi / hasrat untuk menjadi pemimpin dunia. China tidak ada bakat ke arah sana, Keinginan China sangat sederhana, menjadikan setiap negara sebagai mitra dagang yang saling menguntungkan. Keinginan China adalah bagaimana mengendalikan suplai chain di setiap jengkal negara bumi ini dengan masyarakat diaspora China-nya.

7. Bagaimana perkembangan situasi AS-China terhadap Indonesia?

Pertama, pernyataan resmi kedubes AS kepada warga negaranya di Indonesia, agar yg belum berusia 21 tahun segera kembali ke Amerika. Disusul kemudian Australia, yang menyerukan warga negaranya (turis) untuk segera kembali ke Australia. Pernyataan resmi kedua negara sekutu ini menunjukkan bahwa kedua negara ini tidak percaya Indonesia memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menghentikan laju pertumbuhan virus corona. Sulit untuk dikatakan, tapi kenyataan Ini menunjukkan, inkompetensi Indonesia di mata kedua negara ini. Tinggal Inggris negara sekutu yang belum menentukan sikap.

Kedua, Indonesia akan memasuki fase-fase krusial dalam pencegahan, penanganan dan pengobatan wabah pendemi ini. Meskipun China adalah negara pertama yang membantu Indonesia, namun China dengan campolay-nya sudah melakukan kalkulasi tersendiri terhadap Indonesia. Konsolidasi nasional akan menentukan kemana arah ekonomi indonesia. Pemerintah harus melakukan komunikasi intensif kepada DPR dalam rangka penyesuaian (defisit) APBN. Belum lagi asumsi penambahan utang negara dari lembaga donor. Kemampuan lobby Sri Mulyani kepada IMF akan menjadi epicentrum. Pertanyaannya, apakah Indonesia akan mendapatkan bantuan donor, mengingat AS sudah tidak menyatakan Indonesia sebagai negara berkembang. 

(Penulis: Budi Setiawan, Direktur Sosial Politik One Nation, Political and Public Policy Consulting)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.