Catatan Ringan: Mengenang Pak Bob Hasan, Karya Bhaktinya akan Selalu Dikenang

Aburizal Bakrie bersama Bob Hasan dan Tommy Suryopratomo saat menyaksikan cabang atletik Asian Games 2018 di GOR Bung Karno Jakarta
Sumber :
  • vstory

VIVA - Innalilahi wa Inna ilaihi Roji’uun. Tokoh atletik nasional yang hingga saat ini menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) H. Mohammad Hasan atau dikenal dengan panggilan Pak Bob Hasan meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Selasa, 31 Maret 2020. Pak Bob meninggal dunia di usia 89 tahun

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Dunia olahraga nasional pasti kehilangan sosok yang berdedikasi tinggi pada pengembangan cabang atletik. Terakhir Pak Bob Hasan berhasil mengorbitkan sprinter asal Lombok, Lalu Muhammad Zohri.

Banyak hal yang sudah dilakukan Pak Bob untuk mengembangkan cabang atletik nasional. Semua orang tahu itu, dan tak bisa ditulis satu persatu saking banyaknya. Ada bebarapa nama yang saya ingat, seperti sprinter Purnomo, Mardi Lestari, Suryo Agung Wibowo hingga Lalu Muhammad Zuhir.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Saya punya pengalaman menarik dengan Pak Bob. Saat meliput SEA Games 1989, di Kuala Lumpur. Saat itu, sebelum cabang atletik mulai dipertandingkan, saya menulis pelari jarak menengah Eduardus Nabunome keracunan makanan di tempat menginap kontingen Indonesia, Hotel Merlin Kuala Lumpur.

Keesokan harinya, saat perebutan medali emas pertama di nomor jalan cepat putera, saya bertemu dengan Pak Bob. Saya memperkenalkan diri karena sebagai repoter muda, pasti tidak dikenalnya. Begitu tahu saya dari Harian Pelita, Pak Bob keliatan tak suka dengan berita yang saya tulis.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

“Dik, kenapa menulis begitu? Kan tidak baik,” tegur Pak Bob, halus. “Maaf Pak Bob bila tak berkenan atas berita tersebut,” jawab saya. Selesai. Selanjutnya Pak Bob larut atas capaian prestasi atlet jalan cepat putra Indonesia yang berhasil menyambet medali emas pertama.

Sehabis liputan di nomor jalan cepat, saya tak pernah bertemu lagi dengan Pak Bob. Dan sehabis SEA Games 1989, Saya pun tak lagi meliput dunia olahraga.

Pertemuan kedua dengan Pak Bob terjadi secara tak sengaja. Saat saya ingin melayat almarhum Pak Harto di Cendana. Karena kesulitan akses, saya tak bisa masuk. Saya berjalan hendak pulang, dan di depan rumah Mbak Tutut Soeharto saya meliat Pak Bob turun dari mobil. Lantas saya menyapa Pak Bob. Saya sok kenal saja. Saya menyampaikan niat untuk bisa masuk dan ikut mensalatkan Pak Harto. Dan Pak Bob pun mengajak saya masuk.

“Terimakasih Pak Bob, akhirnya saya bisa melayat sekaligus mensalatkan Pak Harto,” kata saya saat hendak pulang.

Sejak itu saya tak pernah bertemu Pak Bob meski secara tak sengaja, meski saya kenal baik dengan orang dekatnya Andi Darussalam Tabusalla.

Selamat jalan Pak Bob. Semua karya bhakti Bapak dalam membina olahraga Indonesia, khususnya cabang atletik akan selalu dikenang oleh generasi yang akan datang. Lahul Fatihah. (Lalu Mara Satriawangsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.