Puber Kedua antara Mitos dan Fakta

Misteri puber kedua
Sumber :
  • vstory

VIVA – Seorang istri sedangkan merasa gelisah. Akhir-akhir ini suaminya nampak berbeda di matanya. Jadi lebih teliti mematut diri, gemar bersenandung, riang gembira dan suka bersikap misterius ketika menelepon, terutama dari telepon genggamnya.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Dari penyelidikan intensif namun diam-diam, dia mengetahui bahwa obrolan suaminya dengan-temannya kini juga banyak diisi senda gurau soal perempuan. Persis seperti gaya Anak Baru Gede (ABG), kalau sedang membicarakan perempuan dengan teman-temannya.

Terlebih hal yang mengganggu perasaannya adalah ketika penyelidikan intensifnya juga memberi kesempatan dirinya memergoki suaminya sedang bersenda gurau sungguhan dengan seorang perempuan lewat telepon, email dan chatting, begitu akrab, bahkan terkesan manja dan mesra.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Masa puber datang seiring dengan perkembangan hormon-hormon seksual pada diri anak-anak. Karena pengaruh hormon ini, tak hanya organ reproduksi menjadi matang dan siap berfungsi, sisi emosi dan kejiwaan pun berubah. Menuju kematangan bersikap, berpikir dan bertindak orang dewasa secara bertahap.

Tak heran anak-anak di masa pubertas, sering berubah-ubah rasa hati, emosional dan seperti kebingungan mau berbuat apa, atau mau bagaimana. Tak ada yang dapat memastikan kapan usia puber ini dimulai. Sebab ada yang mengalaminya pada usia dini, 9 tahun, namun ada juga yang mengalaminya cukup lambat yaitu di atas usia 15 tahun.

Membongkar Tuduhan Pratikno sebagai Operator Politik Jokowi, Strategi untuk Menjatuhkan

Tetapi satu hal yang pasti, psikolog sependapat bahwa masa ini hanya terjadi satu kali saja dan berakhir dengan masuknya sang anak pada masa dewasa, yaitu sekitar usia 18 tahun hingga awal dua puluhan.

Ternyata puber kedua sebenarnya tidak ada alias mitos. Fenomena para suami yang bergenit ria hanya merupakan kenakalan individu yang seharusnya tidak terjadi. Usia 40 an justru usia sangat matang, di mana seharusnya orang menjadi lebih dewasa dan bijak dalam mengarungi kehidupan.

Politisi Golkar, Idrus Marham

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Terutama karena ia bisa membuat omon-omon dengan gampangnya merekayasa seribu fakta.

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.