Kecap Manis dan Kecap Aseng

Ilustrasi demo di Jakarta
Sumber :
  • vstory

VIVA - Kita sering mengucapkan penjajah asing, atau aseng. Kita dengan mudah menyalahkan ketidak pedulian kelompok aseng, dengan mudah kita mengucap, mana keberpihakanmu.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Tanpa kita sadari bahwa, kenapa asing dam aseng memeluk kristen? Pernahkah kita instrospeksi bahwa sesungguhnya kita memusuhi mereka.

Berapa kali sejarah mengajarkan, sesaat kita mengecap mereka antek VOC. Antek anu antek orde baru, antek ono, sambil teriak mana kepedulian mereka?

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Coba kita renungkan saat mereka dibantai alasan PKI. Bagaimana perasaan trauma mereka. Saat kerusuhan 98 bagaimana mereka diperkosa. Dianiaya. Anda pedulikah? Kenapa kita memicingkan mereka. Lalu kita teriak, mana keberpihakanmu? Mereka ingin sekali berbahasa sunda, kromo inggil, ambon tentu saja. Mereka ingin menyanyi. Menari. Berpuisi. Lawak. Mereka ingin pulang ke pangkuan ibu pertiwi. Jangan musuhi.

Kita berpikir, uang mereka banyak. Ya hanya itulah yang mereka miliki. Bukan harkat sebagai manusia, berbudaya lentera, bakcang, mereka punya leluhur sudah lupa, mau ngomong apa. Manusia tanpa budaya, tanpa kesenian, hanya punya ruko dan kios. Sepetak itu saja.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Saya mengajarkan tentang uang, untung ada 50 tokoh bangsa yang menyambit, eh menyambut.

Ada yang terima e sertifikat New Money sebulan kemudian malah ikut mengusir aseng. Awas Cina.

Untung seminar saya New Money ada 25 edisi, ya dua puluh lima, ditonton 50.000 views sampai sekarang.

Jangan mengecap asing aseng, sambil mengharap mereka membela agamamu. Tentu saja kalau waras, melindungi keluargamu dengan agama yang ramah. Yang ayom, yang adem dan inklusif. (Penulis: Goenardjoadi Goenawan, Kepala Divisi Ekonomi NSI)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.