Bisnis Anjlok, Bagaimana Cara Kita Menyikapi Pandemi COVID-19?

Ilustrasi kawasan virgin islands
Sumber :
  • vstory

VIVA - Pada saat bisnis as usual anjlok, seketika kita gagap. Kaget dan marah. Tiba tiba ada koreksi pasar. Konsumen tidak lagi jor-joran.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Zaman jadul, bahkan seorang pemilik toko jam tangan percaya, setiap hari akan selalu ada orang membeli jam. Itu persis seperti gadis dalam mimpi, Anda setiap malam memimpikan Rolex.

Sekarang, jam ada yang Rp50.000 entahlah.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Zaman jadul, setiap anak minta hp samsung, iphone. Sekarang mereka minta bekas, gak papa.

Jadul, setiap orang ingin ganti mobil. Pokoknya ganti. Mereka ingin naik kelas. Sekarang naik gojek gak papa.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Hanya orang yang mengerti fundamental, selamat.

Fundamental, apakah itu?

1. Semua kebutuhan drop, kecuali, gula. Masyarakat sudah 100 tahun kecanduan gula. Gula sudah seperti lolipop bagi anak anak. Semua pasti suka.

2. Harga apartemen. Pada saat apartemen anda di Hongkong seharga Rp400 juta per meter, ya Anda pasti pindah ke negara yang harga apartemen masih Rp20 juta per meter. Iyalah.

3. Pada saat orang sudah jenuh dengan perang dagang China - USA semua pabrik pabrik, Tencent, Alibaba, OPPO, VIVO, Xiao mi pindah ke Asia tenggara, Vietnam, Singapore, Indonesia atau India.

4. Tidak heran walaupun market apartemen lesu, sekarang seperti balapan antara daya beli domestik turun, dengan orang China, Hongkong, india turun ke Indonesia.

Rasanya Lockdown di india itu persis film india macet. Cet. Yang biasa joget, berhenti. Cet.

Dengan adanya Covid semua orientasi bisnis berubah. Mereka cari virgin islands artinya harga tanah setara 5% dibanding Hongkong atau New Delhi. Mirip harga produk Cina, kok tanah di indonesia murah banget. Mereka berbondong bondong beli apartemen sederet, satu baris, murah. (Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM, Alumni IPB Teknologi Pangan, dan Magister Manajemen Universitas Indonesia Lulus 1989)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.