Bangsa Pecah Tidak Jelas Arahnya, Perlu Paradigma Baru

Ilustrasi aksi masyarakat turun ke jalan. (twitter/komikkita)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Dasacita nasional NSI (Nawacita Sosial Inisiatif) adalah Paradigma baru yang diperlukan oleh para generasi muda. Kenapa? Saat ini, setiap unsur masyarakat sudah gak jelas arahnya.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Di setiap unsur terjadi klaster-klaster, misal Islam ada klaster Islam nusantara, Islam berkemajuan dan Islam terpadu.

Di TNI ada klaster Cikeas, klaster Islam dan klaster Jokowi.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Di polisi ada klaster BIN, ada klaster Pacific Place, dll.

Oleh karena itu bahkan komandan TNI pun kehilangan arah. Misal Pangkowilhan Papua, dari infanteri, wilayahnya laut pacific. Di Sumatera dan Kalimantan dari laut, padahal teritorinya banyak penduduk. Apakah itu Dasacita?

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

1. Semangat kebangkitan. Saat ini ada semangat minder nasional. Karena unsur masyarakat dipecah, maka yang Penggerak Muhammadyah minder dengan pengurus NU, dll.

Dengan demikian, para jendral TNI sekarang pun minta bintang. Komandan korem, ada yang bintang satu. Komandan marinir, brimob, komandan kodiklat, bintang tiga. Karena yang dikejar bintang, ya skill dan pengetahuannya ketinggalan. Ada jenderal yang merasa rugi bila sekolah. Buang waktu keburu tua.

2. Sumpah pemuda. Gara gara klaster tadi, tiba-tiba gerbong TNI itu diblok. Ryamizzard itu marah besar karena sudah fit and proper test di DPR, oleh presiden SBY diganti. Marah besar. Sekarang, gerbong Cikeas tiba-tiba anjlok, diganti besan presiden.

3. Semangat juang perintis. Oleh karena itu masing masing unsur masyarakat harus disuntik semangat juang. Wartawan dulu adalah kuli tinta, sekarang kuli romusha.

4. Visi cita cita nasional. Jadi harus diingat bahwa tidak perlu ada Panglima TNI karena namanya nasional, bukan tentara pemerintah. Karena blunder, ya semua perwira yang memiliki skill dan juara Adhi makayasa pun tersingkir.

5. Tujuan negara. Jadi harus jelas tujuan negara ini adalah sebuah tujuan persatuan. Pembangunan didasari oleh persatuan. Bukan didasari kelompok.

6. Strategi nasional disusun, ini pemerintah didukung oleh semua unsur. Jangan sampai Mendikbud dimusuhi Muhamnadyah lalu menteri ini mau ngapain, apa madrasah disuruh ngojek?

7. Wawasan nasional. Bahwa persatuan di atas dari semua unsur. Di atas unsur polisi, di atas TNI, bahwa semua berwawasan nasional. Demi Nilai kemanusiaan dan sosial.

8. Ketahanan nasional. Jangan sampai terjadi gejolak krisis. Birokrasi seolah jadi raja. BUMN seolah jadi gadai. Petani jangan dijadikan lahan bansos.

9. Kepentingan nasional adalah kesejahteraan bangsa. Bukan terpecah pecah antar golongan.

10. Kepemimpinan nasional harus di atas kepentingan partai. Kepemimpinan tidak atas dasar partai, atau ormas, atau khilafah, atau marhaen. Bukan pemimpin sipil, atau militer. Bukan kepemimpinan dengan backing baju coklat. PNS bukan mesin partai. Tidak ada pemimpin hijau merah putih atau kuning. (Penulis: Goenardjoadi Goenawan, Kepala Divisi Ekonomi Nawacita Sosial Inisiatif)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.