Keunikan Rasa Iri: Iri karena Terdesak atau Kagum?

Ilustrasi Iri, sumber: canva.com
Sumber :
  • vstory
Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

VIVA – Tahun inI tahun dimana banyak kejadian baik sosial maupun non-sosial terjadi, contohnya saja saat ini yaitu pandemi. Dunia dikagetkan dengan situasi saat ini, dimana semuanya harus dilakukan lewat rumah ( work from home) bahkan sekolah pun juga lewat rumah ( school from home ).

Mau tidak mau kita harus melakukan hal tersebut, dengan kecanggihan teknologi yang ada, tentunya semua itu bisa dilakukan dengan mudah. Misalnya saja ketika kita membeli barang atau sesuatu dengan online, cukup dengan buka aplikasinya lalu tinggal klik beli dan kita menunggu beberapa hari dan barang pun datang bahkan bayarnya bisa di tempat.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Itu suatu kemudahan yang saat ini begitu marak. Dengan kemudahan tersebut, banyak diantara kita terpengaruh oleh iklan yang disediakan oleh platform tertentu yang akhirnya kita membeli barang mewah ataupun barang yang kita anggap bagus dengan harga yang bisa dijangkau dengan murah dan mengakibatkan kita selalu belanja tiap bulan karena ada diskon menarik.

Namun, terkadang kita tidak sadar bahwa tindakan tersebut telah memantik rasa iri seseorang yang ada di sekitar kita, bisa juga tetangga, atau saudara kita, dan juga teman-teman kita.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

 Sebelum membahas lebih dalam, kita harus tahu, apa itu iri? Menurut Abinizar Zulvikar tahun 2019 pada skripsinya mengatakan bahwa iri adalah sikap yang ditunjukkan seseorang karena orang tersebut tidak memiliki suatu hal atau prestasi yang dimiliki oleh orang lain yang dikarenakan ketidak mampuan dari individu tersebut dalam mencapai suatu hal.

Inilah yang menyebabkan rasa iri muncul, ketidak mampuan. Meskipun demikian, ternyata ada beberapa syarat rasa itu bisa dikatakan sebagai iri, menurut Wahyu Wicaksono, Ph. D. tahun 2020 pada podcastnya, terdiri dari tiga yaitu target sosial, pengalaman dan objek yang diinginkan.

Target sosial ini adalah orang yang kita anggap baik dan sifatnya lokal ( sepantaran ), dia adalah orang yang mungkin dekat dengan kita, bisa saja tetangga, teman, ataupun saudara.

Pengalaman ini adalah pengalaman yang dulu mungkin sangat berkesan ( nyesek ) buat kita lalu ada orang yang memicu hal tersebut tanpa sengaja yang akhirnya rasa iri itu muncul. Objek yang diinginkan ini adalah suatu hal yang telah dimiliki orang lain yang mana itu juga kita inginkan selama ini. Kalau tidak ada tiga syarat ini, maka rasa itu tidak bisa dikatakan sebagai iri.

Lalu, biasanya iri itu muncul dalam keadaan tertentu bukan? Tidak setiap saat rasa iri itu muncul. Menurut Wahyu Wicaksono, Ph. D. pada tahun 2020, Iri itu muncul karena dalam keadaan terdesak.

Terdesak disini maksudnya kita terdesak ( kepepet ) oleh keinginan kita untuk memiliki sesuatu ( objek yang diinginkan ) akhirnya rasa iri itu muncul. Coba bayangkan, kalau kita tidak terdesak, lantas mengapa kita iri?

Terdesak juga bisa dikarenakan target sosial dan pengalaman, kita mengingat lagi pada orang yang kita iri itu pernah dekat dengan kita, pernah susah senang bersama eh kok lebih sukses dia, hal seperti itu juga bisa.  

Tapi dibalik itu semua, ada rasa iri yang berbeda. Ini diakibatkan kita iri dengan orang yang tidak lokal (lebih tinggi) dari kita. Maksud lebih tinggi ini dalam hal prestasi, kekayaan, atau apapun itu yang derajat sosial orang tersebut berbeda dengan kita.

Misalnya saja kita sebagai seorang pelajar, kita iri dengan Issac Newton. Apakah itu disebut iri? Iya itu iri, namun iri yang tingkatannya lebih tinggi. Wahyu Wicaksono, Ph. D. pada tahun 2020 juga mengatakan, untuk saat ini, iri itu tidak hanya bersifat lokal dikarenakan keadaan yaitu teknologi informasi yang canggih yang akhirnya iri itu bersifat global.

 Iri bersifat global di sini bisa iri dengan orang yang tidak pernah kita temui dalam dunia nyata hanya lewat dunia maya, misalnya kita iri dengan orang di instagram yang memposting tentang prestasi yang telah ia dapat.

Padahal kita tidak kenal dia, kita hanya mengikuti dia dengan tujuan untuk menjadi hate-following. Itu disebut iri. Berbeda lagi dengan kita iri pada Issac Newton. Dia adalah seorang ilmuwan dunia yang menemukan banyak teori dan kita iri karena kita belum bisa menemukan teori layaknya dia. Menurut Wahyu Wicaksono, Ph. D. tahun 2020, inilah yang disebut sebagai iri yang dilihat secara jauh yang dikenal dengan kekaguman.

Kekaguman merupakan perasaan kagum, takjub, keheranan terhadap sesuatu. Kekaguman yang berasal dari kata dasar kagum, menurut Pitaloka dan Ediati tahun 2015 di Jurnal Empati, termasuk dalam rasa syukur.

Kita bisa merasakan rasa kagum karena kita senang, mengidolakan, menginginkan sesuatu hal. Kita bisa kagum pada Issac Newton karena dia memicu kita untuk bisa menjadi seperti dia yaitu dengan belajar giat supaya tujuan kita tercapai, misalnya sebagai seorang pelajar seperti itu.

Kalau seorang karyawan, kita harus rajin bekerja dan datang tepat waktu agar kita bisa mendapat gaji yang sesuai dengan kinerja yang telah kita kerjakan.

Kita telah tahu bahwa iri itu sumbernya karena terdesak dan iri yang bersifat jauh itu bisa disebut kekaguman, Namun, pernahkah kita berpikir bagaimana jika rasa iri itu hilang? Apa dampaknya pada kita?

Menurut Wahyu Wicaksono, Ph. D. tahun 2020, Jika tidak ada orang yang merasa iri kepada kita, maka tidak ada pengakuan. Orang iri pada kita karena kita memiliki penghargaan, suatu pencapaian yang telah kita dapatkan.

Tidak mungkin orang iri kepada kita karena kita makan nasi yang mana dia juga makan nasi. Maka dari situlah iri itu tetap ada, karena iri itu sebagai pemicu hasrat kita untuk melakukan sebuah tindakan supaya bisa melampaui target sosial kita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.