Pentingnya Pemberian Insentif dan Motivasi

Ilustrasi karyawan baru.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Dewasa ini dalam menghadapi era globalisasi, seringkali ditemukan beberapa masalah yang menyebabkan banyak perusahaan mengalami kegagalan, baik yang disebabkan oleh ketidakmampuan beradaptasi dengan kemajuan teknologi maupun yang disebabkan oleh kurang baiknya hasil kerja dari sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut.

Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia yaitu orang-orang yang menyediakan tenaga, bakat, kreativitas dan semangat bagi perusahaan serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional perusahaan.

Sejalan dengan pencapaian tujuan perusahaan maka perlu adanya suatu pemberian motivasi agar karyawan mampu bekerja dengan baik. Namun, seringkali karyawan tidak menunjukan motivasi kerja yang tinggi karena kurangnya atau tidak adanya perangsang yang mengikuti tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan.

Dengan melihat kenyataan ini, maka salah satu usaha departemen sumber daya manusia dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk bekerja lebih giat adalah melalui pemberian insentif sebagai perangsang.

Insentif ini penting karena dapat mendorong para karyawan untuk bekerja keras dan antusias dalam usahanya untuk mewujudkan tujuan organisasi, serta insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para karyawan agar selalu berada pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai kemampuan masing-masing.

Perusahaan harus dapat membangkitkan motivasi karyawan. Selain dengan memberikan kompensasi sebagai balas jasa terhadap kinerja yang selama ini diberikan kepada karyawan, perusahaan juga dapat memberikan insentif sebagai alat untuk lebih memacu semangat kerja karyawan.

“Motivasi seseorang untuk mengupayakan usaha-usaha dalam tingkat tertentu adalah fungsi dari tiga hal yakni: (expectancy) harapan, (instrumentality) pendekatan psikologis, dan (valance) interaksi emosional” (Vroom dalam Dessler 2011:99).

Data Statistik Agraria untuk Pelaku Usaha Agrikultur di Era Modernisasi

Secara sederhana teori harapan diatas berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya.

Motivasi kerja dapat dilihat diantaranya dari kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk bekerja sama dengan orang lain dan kebutuhan untuk memperoleh wewenang. Faktor motivasi juga tidak kalah penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Laporan Keuangan OJK 2022 Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK

Motivasi menjadi pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh karena, itulah tidak heran jika karyawan yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi biasanya mempunyai kinerja yang tinggi pula.

Pemberian motivasi yang berupa insentif, akan mendorong para anggota organisasi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan pribadi dari anggota yang bersangkutan dan juga tujuan organisasi secara keseluruhan.

Pemprov Jateng Raih Opini WTP dari BPK RI 12 Kali Berturut-turut
Politisi Golkar, Idrus Marham

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Terutama karena ia bisa membuat omon-omon dengan gampangnya merekayasa seribu fakta.

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.