Realitas Usaha Rintisan Tidak Seindah Drama Korea 'Start Up'

https://pixabay.com/id/illustrations/startup-memulai-bisnis-/
Sumber :
  • vstory

VIVA – Untuk merintis sebuah usaha rintisan (Start Up) harus memiliki mental pantang menyerah, jatuh dan terhempas adalah guru terbaik di mana sang perintis harus bangkit dan belajar.

Setelah berlalunya episode terakhir drama Korea yang tengah diperbincangkan di jagad media sosial “Start Up”, maka sudah seharusnya berakhir pula perseteruan antara dua kubu, Han Ji-Pyeong dan Nam Do-San untuk memperebutkan Seo Dal-Mi di mana Nam Do-San lah yang yang memenangkan hati Seo Dal-Mi.

Tidak, di sini saya tidak akan membahas kisah cinta segitiga di antara mereka, melainkan realitas yang akan dialami oleh mereka yang akan terlibat dalam industri digital Start Up (Usaha Rintisan) seperti judul drama Korea yang saya sebutkan sebelumnya.

Mendirikan usaha rintisan (Start Up) bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan oleh satu orang saja melainkan dibutuhkan kerja sama tim. Nah, masing-masing orang yang terlibat di dalam tim ini harus memainkan setidaknya satu dari tiga peran penting atau “The Triangle Start Up Team”.

Yaitu yang pertama Hustler yakni orang yang tidak pernah miskin ide, peran ini umumnya dimainkan oleh seorang CEO di mana tugasnya memperkenalkan produk ke publik, serta menjalin hubungan dengan investor guna mendapatkan pendanaan dan ini penting di samping dapat mengakselerasi bisnis juga karena usaha tanpa pendanaan hanya sebatas rencana tanpa realitas.

Yang kedua ada Hacker yaitu orang yang berperan merealisasikan ide, hebat dalam hal teknologi informasi dan digital juga tentunya pandai dalam hal coding (bahasa pemrograman).

Yang ketiga adalah Hipster yaitu orang dengan kreativitas tinggi yang tugasnya untuk mendesain produk, bagaimana suatu produk terlihat menarik sesuai kebutuhan pasar, hal ini penting karena dapat memudahkan si Hustler dalam memainkan perannya. Jika salah satu peran penting di atas hilang, maka hampir dipastikan usia suatu usaha rintisan tidak akan bertahan lama.

Pemahaman manajemen sangat penting. Ya, karena umumnya orang-orang yang sedang mendirikan Start Up, didominasi oleh pemuda-pemuda yang belum paham banyak tentang usaha rintisan.

Sementara suatu usaha rintisan tidak akan bertahan lama tanpa manajemen yang baik, termasuk di dalamnya urusan operasional dan prinsip-prinsip bisnis. Tanpa manajemen, suatu usaha tidak akan menyentuh transaksi penjualan besar yang pertama dan mempertahankan tim yang berkualitas.

Sangat banyak kesalahan dan percobaan yang harus dialami sepanjang perjalanan merintis usaha. Namun yang jadi pertanyaan adalah bagaimana dengan tim yang pemahaman manajemennya belum matang dengan keinginan kuat membangun suatu usaha rintisan? 

Nah untuk kasus ini disarankan satu tim Start Up wajib memiliki mentor yang nantinya bisa membimbing mereka ke mana arah jalannya suatu usaha serta membuka jalan baru.

Seperti di kebanyakan bisnis Start Up, suasana kantor mereka umumnya dibuat senyaman mungkin dan terkesan seru. jangan salah, hal itu dibuat bukan tanpa alasan.

Umumnya memulai usaha start up berarti bersiap untuk mengerjakan tugas yang padat dengan deadline yang banyak serta penuh tekanan yang membuat pekerjanya rentan mengalami stress.

Jadi, suasana kantor yang nyaman dan menarik hanyalah siasat atau suatu treatment yang sengaja dilakukan agar pekerjaanya nyaman berada di bawah tekanan deadline yang padat.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Nah, itulah beberapa realitas yang akan dialami oleh pelaku industri “Start Up”. Realitas di atas hanyalah gambaran dasarnya saja, untuk menjadi pelaku usaha rintisan bisa jadi realitas yang akan dihadapi lebih menantang lagi bukan untuk menakut-nakuti tapi memang begitu adanya.

Tapi kembali lagi, mendirikan sebuah usaha adalah mengerti bahwa setiap momen adalah proses. Jatuh dan terhempas adalah guru terbaik untuk bangkit dan belajar dari setiap kegagalan.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyampaikan hasil survei.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Pengamat politik meyakini amicus curiae atau sahabat pengadilan tidak akan memengaruhi putusan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap perkara sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
21 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.